07. Sakit (b)

3.2K 376 12
                                    

"Jimin-ah, sudah dua jam. Kau sudah menghubungi Heeyun belum sih?" tanya Taehyung kepada pria yang duduk di sampingnya.

"Sudah. Bukan hanya menghubungi, aku bahkan sudah ke Cafe tempatnya bekerja. Hanya saja dia belum kunjung datang" jawab Jimin.

Jin yang melihat itu hanya menghela nafasnya. "Hubungi sekali lagi. Kali ini Yoongi membutuhkannya"

Jimin menganggukan kepalanya lalu berjalan ke luar kamar. Sedangkan Jin kembali terfokus ke arah Yoongi yang terbaring lemah. Mata pria itu terpejam. Suhu badannya lumayan panas. Dokter mengatakan Yoongi terkena demam.

Setiap Yoongi menggigil, pria itu selalu memanggil nama Heeyun. Itulah sebabnya Jimin memanggil Heeyun untuk datang.

"Heeyun...."

Suara parau Yoongi kembali membuat Jin dan Taehyung menoleh.

"Astaga,hyung, apa yang harus kita lakukan? Yoongi hyung sudah mengigau hampir 20 kali!" ujar Taehyung.

Jin hanya bisa menggeleng sambil mengganti kompresan di kening Yoongi.

"Dibawa ke dokter tidak mau, dokter yang di suruh ke sini juga tidak mau. Lalu bagaimana bisa mau sembuh?" keluh Taehyung.

"Berhentilah bicara, Taehyung. Lebih baik kau bantu aku--"

"Yoongi!"

Teriakan seorang gadis membuat Jin dan Taehyung serempak menoleh.

"Heeyun-noona! Akhirnya kau datang!" seru Taehyung senang. Sedangkan Jin hanya tersenyum. Beruntunglah seorang Yoongi yang mempunyai kekasih sebaik Heeyun.

Heeyun mengangguk lalu berjalan ke arah Yoongi. Jin langsung berdiri. "Duduklah di sampingnya. Dia belum makan dan minum obat. Ku rasa dia membutuhkanmu"

Heeyun mengangguk lalu duduk di samping Yoongi. Tangan gadis itu terulur untuk mengusap rambut Yoongi.

"Kalian bisa keluar. Ini jadwal kalian latihan." ujar Heeyun sembari menoleh ke arah Taehyung dan Jin.

Jin dan Taehyung mengangguk.

"Kami percayakan Yoongi kepadamu, Heeyun" ujar Jin.

"Untung lagu sudah selesai, tinggal gerakan saja. Bagaimana jika belum? Semuanya akan berantakan." timpal Taehyung.

Heeyun tersenyum. "Baiklah. Kalian silahkan berlatih, Jimin dan manager-nim menunggu kalian di mobil. Biar Yoongi aku yang urus"

"Baiklah, Heeyun-ah. Selamat Tinggal" ujar Jin.

Heeyun mengangguk.

"Sampai jumpa nanti, Heeyun-noona!"

"Hati-hati" balas Heeyun.

Sepeninggal Jin dan Taehyung, Heeyun kembali menatap Yoongi. Seketika gadis itu tersenyum pucat.

"Aku kehilangan pekerjaanku karnamu Yoongie. Tolong jangan buat aku sedih juga karna kau tidak sembuh" gumam Heeyun.

Gadis itu dengan cekatan mengganti kompres Yoongi. Lalu perlahan, Heeyun mendengar suara Yoongi.

"Heeyun..."

Heeyun sontak memberhentikan pekerjaannya dan menoleh ke arah Yoongi. Pria itu masih memejamkan matanya, namun suaranya yang parau tetaplah memanggil nama Heeyun.

"Aku di sini, Yoongie" ujar Heeyun sambil menggenggam tangan Yoongi.

Perlahan, Yoongi membuka matanya. Pria itu belum sepenuhnya sembuh, namun setidaknya ada senyum tipis yang bisa Heeyun tangkap dari wajah pucat Yoongi.

"Kau...datang?" lirih Yoongi.

Heeyun mengangguk. "Kekasihku sakit dan aku tidak datang? Aku bisa di anggap kekasih yang jahat nantinya"

Heeyun terkekeh lalu mengambil semangkuk bubur yang kebetulan masih hangat.

"Makanlah, akan ku suapkan untukmu" ujar Heeyun dan Yoongi menggeleng.

"Tidak lapar"

Heeyun sontak mengerucutkan bibirnya kesal. "Kau ini! Memang paling susah kalau sudah sakit. Aku yakin member susah mengatur mu jika kau sudah seperti ini"

Yoongi hanya diam dengan wajah datar.

"Ayolah Yoongi, tinggal makan saja apa susahnya sih?" lanjut Heeyun.

"Kenapa kau memaksaku?"

"Astaga! Kau sudah mau comeback,lihat member lain, sudah berlatih gerakannya. Kau akan menghambat mereka." ujar Heeyun.

"Kau sudah bukan anak kecil lagi, Yoongie. Belajarlah untuk mengerti member lain. Mereka membutuhkanmu saat ini untuk berlatih, jadi jangan egois. Ayo makan" paksa Heeyun.

"Tidak mau. Tidak lapar"

"Makan!"

"Tidak"

"Makanlah, Yoongi!!"

"Ku bilang tidak, ya tidak"

"Makan!"

"Mengapa kau memaksaku?"

"Aku di pecat karna ini!"

Refleks Heeyun menutup mulutnya. Dia keceplosan hanya karna terbawa emosi. Suasana cukup hening untuk sementara waktu.

"Apa maksudmu?" tanya Yoongi dengan nada tajam. Heeyun sadar, artinya Yoongi sedang serius dan mengintimidasinya.

Heeyun gugup. Gadis itu bingung harus menjawab seperti apa.

"Aku..Aku..."

"Kau benar-benar di pecat karna menjengukku?" tanya Yoongi lagi.

Heeyun sontak menggeleng. "Tidak.. Maksudku.. Aku memang di pecat. Tapi aku di pecat karna aku melakukan banyak kesalahan"

Yoongi menaikkan satu alisnya. "Setahuku, kau orangnya disiplin dan bersungguh-sungguh. Tidak mungkin kau melakukan banyak kesalahan"

Heeyun makin gugup. Namun ada sepercik rasa bahagia di hatinya, menyadari jika Yoongi masih hafal tentang dirinya, walaupun tidak semua.

"Jimin memberi tahuku kalau kau sakit. Karna hal itu aku jadi kepikiran terus, dan aku melakukan banyak sekali kesalahan, jadi aku di pecat. Maka, jangan buat usahaku sia-sia" alibi Heeyun.

Yoongi terdiam untuk beberapa saat, sedangkan Heeyun memalingkan wajahnya. Merasa bersalah dengan dirinya sendiri.

Entah sudah berapa kali gadis itu berbohong hanya untuk tidak membuat Yoonginya khawatir. Walaupun Heeyun ragu, apakah Yoongi akan khawatir atau justru tidak merasakan apapun?

"Baiklah, aku makan"

Suara Yoongi membuat Heeyun sontak menoleh dan tersenyum.

"Baiklah, kalau begitu, ayo makan! Akan kusuapi!"

Yoongi mengangguk lalu berusaha untuk duduk. Perlahan, Heeyun menyendokan bubur ke arah Yoongi, dan Yoongi memakannya secara perlahan. Suasana cukup hening, hingga Yoongi membuka suaranya dan membuat Heeyun terpaku.

"Ku rasa kau tau, aku tidak suka orang pembohong, Heeyun" ujar Yoongi sambil memakan suapan Heeyun dan menelannya, lalu melanjutkan, "Dan ku harapkan, jawabanmu tadi itu bukanlah kebohongan"

Heeyun terdiam cukup lama. Hingga Yoongi memutuskan untuk minum obatnya dan melanjutkan tidurnya.

"Bagaimana bisa aku tidak berbohong jika aku masih mau hubungan ini berlanjut, Yoongie?"

****

Vote?comment?

Thank You


ᴄʜᴀɴᴄᴇ ; Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang