14. Tears

2.9K 332 8
                                    

Ahra asik dengan makanannya, namun Heeyun baru menyuap dua sendok nasi ke dalam mulutnya. Rasanya, gadis itu terlalu penasaran, hingga mengabaikan kesehatannya.

"Kau belum menyentuh makananmu? Apa kau tidak menyukai makanan yang ku pesan? " tanya Ahra yang baru saja menyadari sedari tadi Heeyun hanya terdiam.

Heeyun tersentak lalu menggeleng. "Ani. Aku hanya terkejut. Aku baru saja melihat dua orang artis yang naik ke lantai dua" ujar Heeyun mengarang. Gadis itu juga belum yakin apakah yang di lihatnya betulan Yoongi atau orang lain?

Ahra segera membelalakan matanya. "Jjinja?"

Heeyun mengendikan bahunya, "Tidak terlalu yakin"

Mendengar jawaban itu, Ahra langsung berpindah di tempat Heeyun. Gadis itu juga mengambil makanannya, membuat Heeyun mengeryitkan dahinya heran.

"Mengapa kau pindah Ahra-ah?" tanya Heeyun heran.

Ahra segera mendekatkan kepalanya ke telinga Heeyun, "Kau tau? Banyak rumor yang mengatakan bahwa Cafe ini tempat dating banyak artis!"

Bisikan Ahra membuat Heeyun terdiam sejenak. Berusaha untuk tetap percaya kepada pendiriannya, Yoongi tidak mungkin mengkhianatinya.

"Kau tau dari mana berita itu?" tanya Heeyun pelan.

"Cafe ini lumayan jauh dari gedung entertainment. Seperti YG, JYP, SM, bahkan  Big Hit. Apa lagi Cafe ini tempat yang dekatnya dengan Rumah Sakit. Cafe yang memang sengaja di buat untuk pasien yang sakit. Jika para artis dating di sini, tentu akan susah ketahuan" ujar Ahra.

Heeyun mendengarkan penjelasan Ahra dengan sungguh-sungguh.

"Katanya, dulu sempat ada yang dating juga di sini. Tapi sayangnya mereka ketahuan oleh dispatch saat keluar Cafe." lanjut Ahra.

Heeyun mengangguk lemah. "Jadi, Cafe ini memang sasaran para idol yang ingin dating agar tidak ketahuan?"

Ahra mengangguk. "Setahuku sih begitu. Lagi pula, jika para idol itu hanya ingin berteman atau mungkin mengurus keperluan penting semacam project kerja, mengapa harus jauh-jauh sampai sembunyi begitu? Iya kan?" ujar Ahra.

Heeyun mengangguk lemah.

"Kalau memang ada urusan kerja mereka pasti memilih datang ke gedung entertainment nya saja. Biar kalau ada rumor juga mereka bisa menjelaskannya dengan mudah. Coba kalau di sini, lalu ketahuan dispatch? Mereka mau menjelaskan apapun akan susah di percaya juga" lanjut Ahra.

Hal itu membuat Heeyun benar-benar tak bisa berfikir dengan jernih. Bagaimana jika orang tadi memang Yoongi? Dan bagaimana jika Yoongi memang sedang bersama seorang perempuan?

Rasanya Heeyun ingin menenggelamkan wajahnya dari muka bumi sekarang juga.

"Omong-omong, siapa idol yang kau lihat tadi? Aku penasaran! Mana tau aku mengenal idol itu!" tanya Ahra.

Heeyun tersenyum kecut, "Kekasihku. Min Yoongi"

Ahra sontak membelalakan matanya. Makanan di mulutnya juga ada yang sedikit keluar, membuat gadis itu batuk-batuk.

Heeyun segera mengambilkan tissue dan segelas air untuk Ahra. Setelah Ahra meneguk air yang di berikan Heeyun dan mengelap mulutnya yang belepotan, gadis itu langsung menatap tajam ke arah Heeyun.

"Kau yakin?"

Heeyun menggeleng lemah, "Tidak terlalu. Tapi hoodie yang pria tadi pakai, mirip sekali dengan hoodie milik Yoongi. Aku juga pernah memakainya, dan aku yakin aku tidak salah lihat."

Ahra terdiam sejenak, "Aku juga penasaran. Bagaimana kalau kau coba menelfonnya saja?"

Heeyun terdiam sejenak. Saran Ahra sedikit bermanfaat baginya sekarang. Heeyun mengangguk setuju.

"Tapi di dalam mobilmu saja, Ahra-ah. Aku takut jika disini" ujar Heeyun. Ahra mengangguk setuju.

Kedua gadis itu keluar dari Cafe dan langsung menaiki mobil Jiwoon, yang kebetulan di pinjam Ahra untuk menjemput Heeyun. Jiwoon sedang sibuk dengan pekerjaannya, sehingga pria itu tidak bisa ikut menjemput Heeyun. Tetapi setidaknya, ia meminjamkan mobilnya untuk Ahra, agar Heeyun bisa nyaman.

Sesampainya di dalam mobil, Heeyun langsung mengeluarkan ponselnya. Gadis itu terlihat ragu, namun Ahra meyakininya.

"Coba saja dulu, Heeyun-ah. Bisa saja kau salah liat, bukan?" ujar Ahra.

Dengan hati yang sangat takut, Heeyun langsung menekan nomor Yoongi. Dengan rasa yakinnya, Heeyun menekan tombol panggil, dan panggilanpun tersambung. Heeyun juga menyalakan loudspeaker agar Ahra dapat mendengarnya.

Tak lama, panggilan itu diangkat oleh Yoongi, membuat Heeyun tersenyum.

"Annyeong, Yoongie. Ak—"

"Annyeong. Mian, Yoongi sedang ke toilet. Aku Suran. Kau siapa? Ada perlu apa?"

Senyum Heeyun luntur. Gadis itu segera mematikan panggilannya. Ahra sendiri terdiam seribu bahasa.

Heeyun menghembuskan nafasnya berat. Gadis itu segera memasukan kembali ponselnya ke dalam tasnya.

"Ayo kita pulang saja" ujar Heeyun dingin.

Ahra sedikit tersentak. Sangat jarang Ahra mendengar Heeyun yang berbicara dengan nada sedingin itu. Namun karna tidak ingin lebih menghancurkan mood Heeyun, Ahra hanya mengangguk.

Ahra langsung menyalakan mobilnya dan melaju meninggalkan Cafe. Sedangkan Heeyun memilih untuk melihat keluar jendela. Membiarkan air matanya terjatuh tanpa di ketahui oleh siapapun.

****

Hey hey.. Ayo di vote sama di comment! I luv u all:3

ᴄʜᴀɴᴄᴇ ; Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang