09. Rapuh

3.2K 361 1
                                    

Setelah kepulangannya dari Big Hit, Heeyun berjalan menuju ke apartemennya. Ia ingin naik bus, hanya saja uangnya terlalu sayang untuk di habiskan. Makanannya akhir-akhir ini juga hanya bergantung pada kakak beradik Kim, Ahra dan Jiwoon.

Heeyun sudah lelah mencari pekerjaan yang cocok untuk dirinya. Gadis itu ingin kembali bekerja, namun apakah Tuan Park akan kembali memaafkan dan mengijinkannya? Heeyun akui dia yang salah. Gadis itu lah yang membuat Tuan Park kecewa.

Tapi Heeyun sendiri bingung. Berada di posisi gadis itu tidaklah mudah. Menanggung semuanya sendiri. Memendam beban masalahnya sendiri. Tidak ada orang yang tau.

Tidak ada yang tau jika Heeyun selalu menangis malam hari, merindukan ayah dan ibunya. Tidak ada yang tau jika Heeyun selalu saja lelah tiap saatnya karna kekasihnya yang selalu  membebankan banyak tugas padanya. Tidak ada yang tau.

Itu semua di pendam erat oleh Heeyun. Sangat erat, bahkan Yoongi, yang seharusnya menjadi alasan Heeyun bertahan, perlahan membuat Heeyun semakin rapuh tiap saatnya. Tapi lihatlah, Heeyun masih tetap bertahan.

Tapi satu hal yang harus kalian ketahui, kalian tidak bisa terlalu lama menahan luka, begitupun Heeyun. Akan ada saat dimana luka yang selama ini di tahan Heeyun akan terbuka lebar, dan itu pasti akan membuat, Heeyun atau Yoongi akan saling terluka.

****

"Kau dari mana saja?" 

Suara Ahra membuat Heeyun yang tadinya sedang melepaskan sepatunya mendongak dengan cepat.

"Ahra? Mengapa kau bisa di sini? Aku baru saja pulang dari tempat kekasihku" ujar Heeyun sambil bangkit berdiri dan meletakan sepatunya di rak.

Ahra melipat tangannya di dada. "Tadi aku shift siang di Cafe, dan aku mampir ke apartemenmu. Ku kira kau ada di sini, aku ingin memberimu sebuah kejutan. Tapi aku yang terkejut"

Setelah Ahra mengatakan hal tersebut, Heeyun memberhentikan langkahnya. Gadis itu memutar tubuhnya menghadap Ahra.

"Apa yang membuatmu terkejut?"

"Selama ini kau tidak pernah mengijinkan aku ke kamarmu, dan kali ini maafkan aku karna lancang masuk ke kamarmu"

Heeyun membelalakan matanya. "Ap--"

"Tadi aku tidak sengaja. Aku tadi ingin sekali buang air kecil, dan kamar mandi hanya ada di kamarmu. Maka aku masuk ke kamarmu. Dan aku tak sengaja melihat foto di nakasmu. Fotomu dengan Suga dari BTS. Dan aku melihat di dinding kamarmu, banyak sekali fotomu dengannya. Aku penasaran, dan aku search nama asli Suga. Dan ternyata, nama aslinya Yoongi."

Heeyun terkesiap. Gadis itu memang mengijinkan Ahra ke apartemennya, bahkan gadis itu memberikan password nya kepada Ahra. Namun Heeyun selalu melarang Ahra ke kamarnya, karna memang tidak ada yang tau jika dirinya menjalin hubungan dengan Yoongi.

Hanya bibinya di Daegu, dan juga adik sepupunya, Jiyeon. Selain itu tidak ada lagi.

"Lalu aku baru menyadari, jika nama Yoongie itu pelesetan dari Yoongi. Kau berpacaran dengannyakan? Dia itu kekasihmu kan?" tanya Ahra telak.

Heeyun mematung di tempatnya. Seakan tau jawaban pastinya, Ahra menghela nafasnya.

"Aku ini sahabatmu, Heeyun-ah. Sudah lima tahun kita bersahabat, dan aku baru tau semua ini sekarang. Kau menganggap aku itu apa? Kau tidak pernah bercerita sedikitpun kepadaku" ujar Ahra.

Heeyun masih terdiam. Rasanya seperti merasa bersalah ketika satu kebohongan terungkap, dan apakah selalu begini jika kebohongan lainnya juga terungkap?

"Kau takut aku akan menyebarkan berita itu, apa kau takut aku akan menuntutmu ini itu, atau bahkan kau takut aku rebut kekasihnya?"

Heeyun sontak menggeleng. "Tidak, kau salah paham. Aku tidak pernah bermaksud seperti itu. Aku hanya..."

"Hanya apa?"

Heeyun mendudukan dirinya di sofa. Gadis itu terlihat sangat rapuh sekarang.

"Aku hanya ingin menjaga nama baiknya. Aku percaya padamu, Ahra-ah. Aku yakin kau bisa menjaga nama baiknya, tapi aku hanya takut dia tidak menerima dan marah padaku" ujar Heeyun terbata. Rasanya gadis itu tidak bisa berkata apapun.

Ahra berjalan mendekat ke arah Heeyun. "Kau tau, melihat sikapmu seperti ini, membuat aku yakin ada yang tidak beres di dalam hubunganmu dengannya. Apakah kau tidak berniat untuk bercerita kepadaku?"

Heeyun menggigit bibirnya. Gadis itu sudah gemetar. Rasanya Heeyun memang butuh tempat curhat sekarang. Tapi rasanya sulit untuk Heeyun membuka suara.

Ahra duduk di samping Heeyun, mengelus pundak Heeyun. "Kau tau Heeyun, di dunia ini, kau tidak pernah sendiri. Kau punya Tuhanmu, kau punya aku. Walaupun kau kehilangan orang tuamu, bukan berarti tidak ada yang peduli atau tidak sayang padamu"

Perkataan Ahra membuat Heeyun menitikan air matanya. Sekarang, Ahra seakan bisa melihat betapa jelas rapuhnya seorang Heeyun. Heeyun yang biasanya ceria, ramah, dan selalu tertawa, berubah menjadi Heeyun yang sangat rapuh.

Dan Ahra tau itu semua.

"Kau bisa percaya kepadaku, Heeyun-ah. Kau tidak bisa memendam lukamu sendiri. Suatu saat, jika lukamu terbuka, itu akan membuat dirimu berubah. Aku berjanji, aku tidak akan mengatakannya kepada siapapun, termasuk abangku sendiri"

Heeyun masih diam di posisinya dengan air matanya yang terus mengalir. Ahra menggenggam kuat tangan Heeyun.

"Jika kau ingin menangis sekarang, menangislah. Itu bisa membuatmu lebih tenang sekarang. Setelah itu, aku akan membuatkanmu sop yang bisa menenangkanmu. Lalu kau boleh istirahat selagi aku menunggumu untuk bercerita" ujar Ahra.

Heeyun menggeleng. "Ak..Aku.. Tidak... Bisa.. Menceritakan..apapun"

Ahra menggeleng. "Jika kau merasa kau kuat memendam semuanya, itu salah besar Heeyun. Karna di mataku saat ini, kau begitu rapuh. Aku tau kau butuh kekasihmu untuk menjadi sandaranmu saat kau rapuh, tapi kau tidak mendapatkannya, maka kau memendamnya"

Dan pertahanan Heeyun runtuh. Gadis itu mulai menangis, seakan perkataan Ahra tadi menohok hati Heeyun. Ahra mengusap pundak Heeyun.

"Maka dari itu, aku di sini. Aku bersedia menjadi teman tempatmu untuk bersandar di saat kekasihmu tidak ada waktu untukmu. Ceritalah Heeyun, aku berani bersumpah untuk menjaganya sebaik mungkin"

Cukup lama Heeyun menangis, kini gadis itu mulai berhenti. Hanya terdengar sedikit isakannya, yang membuat Ahra ingin ikut menangis.

Heeyun menyeka air matanya, "Baiklah, akan ku ceritakan semuanya."

****

Vote?Comment?

Masa yang baca ada 36 orang yg vote cuma 6 orang, sediih :(

Ini aku sempatkan menulis untuk kalian.. Jadi tolong di hargai. Aku tau readers itu baik-baik, hehehe :)

Thank You :)

ᴄʜᴀɴᴄᴇ ; Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang