Prolog

13.9K 879 31
                                    

"Pokoknya kamu harus menikahinya, tidak ada bantahan lagi Adam" Indira Sasono bicara dengan nada tegas penuh penekanan dan tak terbantah.

"Tapi kenapa harus aku, Bun? Kenapa dia harus menjadi tanggung jawabku? Jika orang tuanya khawatir untuk melepas bocah itu sendirian di Jakarta, sebaiknya larang dia untuk pergi. Di Kalimantan juga banyak universitas yang bagus" Adam Prayata mendengus kesal.

"Dia bukan bocah, Adam. Sebentar lagi usianya 18 tahun dan saat ini dia sudah menjadi mahasiswi" ralat Indira.

"Dan aku adalah Dosennya di kampus Bun, apa kata orang nanti jika mereka tau aku menikahi muridku sendiri?" Tanya Adam frustasi.

"Apa salahnya, yang penting kalian tidak punya hubungan darah. Dengar Adam, ini bukan hanya soal menitipkan tapi juga amanat dari almarhum kakekmu yang sudah berjanji untuk berbesan dengan keluarga Walton, kakekmu dan kakeknya sama-sama memiliki anak laki-laki jadi tidak mungkin untuk di jodohkan dan sekarang kalian yang akan meneruskan amanat ini" jelas Indira.

Adam Prayata hanya bisa mendengus kasar, jika sudah punya keinginan ibunya ini memang tak bisa terbantahkan. Adam pun hanya bisa pasrah sebelum ibunya mengeluarkan jurus terakhir yang sangat di bencinya, air mata. Adam sangat menyayangi ibunya dan dia paling tidak bisa melihat wanita yang melahirkannya ini menetes air mata apalagi jika itu karena dirinya.

***

"Aku belum mau menikah Mom, aku bisa menjaga diriku sendiri jadi Mommy dan Daddy tidak perlu khawatir" bujuk Gwen.

"Tidak Gwen, pokoknya kamu harus tetap menikah. Ini juga demi menjalankan amanat mendiang Opamu" tegas Athifa.

"Tapi dia itu Dosenku, usia kami juga sangat jauh. Mom tidak tau saja seperti apa Mas Adam itu kalau di kampus. Dia itu pria yang sangat dingin dan menyeramkan. Aku tidak mau pokoknya menikah dengannya" Gwen melipat kedua tangan di depan dada dengan wajah cemberut.

"Baiklah, berarti kamu tidak boleh lagi tinggal di Jakarta dan harus ikut Mommy and Daddy pindah ke Kalimantan" sahut Athifa santai.

Mata Gwen langsung membulat. Tidak, impianku untuk hidup di Jakarta tidak boleh gagal. Bathinnya.

"Baiklah, aku akan menikah dengannya" ucap Gwen dengan Kepala tertunduk. Sementara Athifa Arkananta sudah menampilkan senyum kemenangannya.

***

Pernikahan Adam Prayata dan Gwen Louisa Walton baru saja berlangsung di kota Semarang tempat orang tua mereka tinggal sebelum orang tua Gwen pindah ke Kalimantan.

Gwen yang memiliki kepribadian ceria meski awalnya menolak perjodohan ini tapi sekarang sudah bersikap biasa saja, senyuman selalu tampak menghiasi wajahnya. Gadis itu tampak cantik dengan gaun pengantin yang melekat di tubuhnya. Tapi sayangnya Adam Prayata yang baru saja resmi menjadi suaminya hanya memasang wajah datar. Sesekali Gwen melirik ke arah Adam tapi tidak ada respon sama sekali.

"Huft, dasar muka datar"

***

WindaYesung

HELIUM ✔️(DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang