2. D?

9.3K 713 28
                                    

Pagi hari yang tampak Gwen sudah berdandan rapi, dia masih berdiri di depan cermin untuk memastikan penampilannya.

"Kamu mau kemana?" tanya Adam yang baru saja selesai berpakaian.

Gwen hanya diam tak menyahut.

"Kamu marah sama aku?" tanya Adam sadar diacuhkan.

"Syukurlah jika Mas menyadarinya" ketus Gwen.

"Maafin aku, aku hanya ingin kamu mengerti aku, Gwen" Adam berusaha mengalah.

"Kalau begitu Mas juga harus mengerti aku, kita harus saling mengerti bukan hanya sepihak saja" sahut Gwen.

"Baiklah, aku akan mulai belajar untuk itu" jawab Adam.

"Pasti tidak akan sulit untukmu, Mas" kata Gwen tersenyum mulai melupakan kekesalannya.

"Tapi jangan terlalu berharap" lanjut Adam. "Lalu sekarang bisa beritahu aku mau kemana kamu pagi ini sudah berdandan rapi begini?" tanya Adam.

"Aku mau kuliah, aku bosan jika hanya di rumah saja" jawab Gwen akhirnya. "Ayo kita berangkat sama-sama" ajak Gwen hendak menggandeng tangan Adam.

"Tunggu dulu Gwen" tahan Adam.

"Ada apa?" tanya Gwen heran.

"Kita tidak bisa pergi bersama. Tidak ada yang boleh tau kalau kita sudah menikah. Kamu juga jangan sampai memberitahu pada teman-temanmu tentang status kita" kata Adam.

"Kenapa memangnya?" tanya Gwen heran.

"Akan sangat memalukan jika orang di kampus tau tentang hubungan kita" jawab Adam tenang.

"Jadi menurutmu aku memalukan begitu?" tanya Gwen marah dengan kedua tangan di pinggang.

"Bukan begitu. Aku ini Dosenmu di kampus dan juga usia kita yang terpaut cukup jauh, apa yang akan orang-orang pikirkan nanti jika tau kita sudah menikah. Dan lagi apa ada teman-temanmu di kampus yang sudah menikah? Apa kamu tidak masalah jadi satu-satunya yang berbeda?" terang Adam.

"Mas bukan sedang beralasan saja kan agar bisa tetap tebar pesona pada wanita lain?" sewot Gwen menyelidiki.

"Kamu pikir aku ini pria mata keranjang? Aku melakukannya hanya untuk kenyamanan kita bersama" sahut Adam tak terima.

"Baiklah, tapi jangan pikir dengan menyembunyikan pernikahan kita Mas bisa bersikap layaknya pria lajang. Ingat Mas sudah punya istri" kata Gwen mengingatkan.

"Kamu tidak perlu khawatir hal itu" jawab Adam.

Gwen berangkat ke kampus lebih dulu seperti yang di perintahkan Adam dan 30 menit kemudian barulah Adam berangkat ke kampus. Gwen berada di kelas Adam. Mereka melewati hari seperti biasa dan Adam pun bersikap layaknya Dosen seperti pada yang lainnya.

"Minggu depan adalah presentase kelompok, aku akan membagikan kelompok untuk kalian tapi meski ini kerja kelompok aku akan menilai secara individu jadi kalian jangan berpikir bisa santai dan hanya mengharapkan teman" ujar Adam mengakhiri kelas.

"Apa kita akan makan siang bersama?" Gwen mengirimkan pesan kepada Adam setelah pria itu keluar dari kelasnya.

"Kita bertemu di Apartemen saja" balas Adam.

Gwen cemberut membaca pesan itu.

"Gwen kamu mau ikut kami ke kantin?" tanya Keisha.

"Iya, perutku lapar" Gwen pun pergi ke kantin bersama teman-temannya.

Setelah memilih makanan mereka pun mencari tempat duduk yang nyaman.

Keisha menyapa Adam dan Inggrid saat melihat kedua Dosen itu rupanya juga sedang makan bersama di kantin.

HELIUM ✔️(DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang