Helium 2

7.5K 760 53
                                    

Sudah satu minggu ini Adam berada di luar kota untuk menghadiri seminar, Gwen yang terpaksa tinggal sendiri di apartemen mereka merasa bosan. Ingin rasanya bisa mengajak temannya main ke tempat tinggalnya tapi itu bisa membuat rahasianya terbongkar. Bagaimana jika nanti temannya tau kalau dia tinggal bersama Adam. Mau beralasan apa dia?

Sejak tadi Gwen terus memeriksa ponselnya, berharap Adam membalas pesan yang di kirimnya. Sejak pergi ke luar kota, Adam jarang sekali menelponnya atau pun sekedar mengirim pesan. Hampir selalu Gwen duluan yang menghubunginya.

Tadi Gwen mengirim pesan pada Adam, bertanya kapan suaminya itu kembali ke Jakarta tapi sampai sekarang Adam belum juga membalasnya.

"Kamu lagi nungguin telepon dari seseorang?" Tanya Andri yang sejak tadi memperhatikan Gwen tanpa perempuan itu sadari.

Gwen mengangguk.

"Siapa Gwen? Pacarmu ya?" Tanya Keisha tersenyum jahil.

"Emang Gwen udah punya pacar?" Tanya Andri seperti tidak terima.

"Ya kali aja kan, Gwen cantik gini masa iya masih jomblo aja" jawab Keisha enteng.

"Bener Gwen?" Tanya Andri memastikan.

"Apaan?" Gwen justru balik bertanya karena memang dia tidak menyimak pertanyaan mereka, pikirannya fokus pada layar ponselnya.

"Kamu udah punya pacar?"

Pacar..

Gwen terdiam.. Bukan pacar, dia bahkan sudah memiliki suami tapi sayangnya sampai saat ini status itu masih harus di rahasiakan. Akhirnya Gwen hanya tersenyum saja, memberi jawaban ambigu.

"Seriusan? Anak mana?" Andri tampak kecewa.

"Rahasia" ucap Gwen.

"Dih sama kita ini pake rahasia segala" rungut Keisha.

"Iyalah kudu di rahasiain, bisa geger kampus kalau tau Dosen idola mereka udah jadi hak patenku" Gwen tertawa sendiri mengingat kemenangannya di antara banyaknya gadis yang mengharapkan Adam untuk jadi pendampingnya.

"Lah kenapa nih anak jadi ketawa sendiri. Jangan-jangan kesambet nih" ucap Keisha bergidik ngeri.

Gwen justru tersenyum lebar ke arahnya.

Tiba-tiba saja Andri menggenggam tangan Gwen, membuat perempuan muda itu menatapnya bingung. "Jika pria itu mematahkan hatimu, ingatlah ada aku yang selalu siap untuk membahagiakanmu" ucapnya.

"Cie... Cie..." Sontak saja mereka mendapat sorakan dari orang-orang yang ada di kantin itu. Mereka bahkan meminta Gwen untuk memilih Andri saja.

Gwen merasa malu karena ternyata menjadi pusat perhatian di sana segera menarik tangannya dari genggaman Andri.

"Dasar kamu ini,, pacar orang mau di pepet juga" dengus Keisha.

"Selama bendera kuning belum berkibar, sah-sah aja kan?" Sahut Andri.

"Udah, apaan sih" Gwen mulai risih di buatnya.

Tanpa Gwen sadari ternyata Adam sedang memperhatikannya.

"Ada apa tu Pak Adam, rame banget kayaknya?" Tanya Pak Rizal yang berjalan menghampirinya.

Adam mengedikkan bahu.

"Oh iya, bukannya Pak Adam ke Bandung untuk seminar?"

"Saya baru saja pulang" jawab Adam.

"Dan langsung ke kampus?" Tanya Pak Rizal tercengang.

"Kebetulan ada berkas yang harus saya ambil di ruangan saya, permisi dulu Pak Rizal" jawab Adam lalu segera pergi dari sana. Sebenarnya niatan Adam langsung  datang ke kampus karena dia ingin menjemput Gwen sekalian memberikan kejutan dengan kepulangannya ini. Adam sengaja tidak membalas pesan Gwen toh hari ini juga mereka akan bertemu tapi melihat kejadian di kantin tadi membuat Adam jengkel dan mengurungkan niatnya bertemu Gwen.

Adam memutuskan untuk langsung pulang ke apartementnya. Gwen bisa pulang sendiri pikirnya.

***

Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam, Gwen baru saja tiba di gedung apartementnya. Sebenarnya setelah selesai jam kuliah tadi Gwen berniat untuk langsung pulang ke rumah tapi teman-temannya memaksa mengajaknya untuk jalan-jalan dulu ke mall. Gwen yang juga butuh refreshing untuk mengalihkan kejengkelannya karena pesannya yang di abaikan oleh Adam akhirnya memutuskan untuk ikut pergi bersama teman-temannya. Mereka pergi nonton lalu di lanjut nongkrong di kafe hingga akhirnya hampir larut malam Gwen baru pulang, toh di Apartementnya juga tidak ada siapa-siapa jadi tidak masalah pikirnya.

Saat Gwen baru saja masuk ke dalam Apartementnya, dia di buat heran melihat lampu yang sudah menyala padahal seingatnya tadi saat dia hendak berangkat ke kampus, dia tidak menyalakan lampu.

Gwen berjalan masuk ke dalam kamarnya dan dia kembali terkejut begitu melihat Adam ada di sana. Pria itu duduk dengan tangan terlipat di depan dada, Adam menatap Gwen dengan tajam.

Baru saja Gwen hendak menghampiri Adam untuk memeluknya tapi ucapan sinis Adam menghentikan langkahnya.

"Begini rupanya kalau aku sedang tidak ada di rumah, kamu keluyuran sesukamu hingga larut malam"

"Maaf Mas, tadi itu teman-temanku ngajakin jalan. Dan kupikir dari pada aku bengong sendirian di sini ya udah aku ikut mereka aja. Tapi tadi niatnya gak sampe malam kok, ini karena kami kebagian tiket nontonnya agak sorean" jelas Gwen.

"Oh jadi tadi kamu habis nonton? Sama siapa? Sama Andri? Iya?" Tanya Adam ketus.

"Loh, kok Mas tau kalau Andri ikut?" Tanya Gwen bingung.

Adam tidak menjawab, dia berjalan keluar dari kamar dan saat keluar, Adam membanting pintu cukup keras hingga membuat Gwen terjengkit kaget. "Astaga" Gwen mengusap-usap dadanya. "Kenapa sih tu es batu tiba-tiba kumat" pikir Gwen heran atas sikap suaminya.



Hayoo,, Ada yang tau Adam kenapa? 😁




__________

WindaYesung
Jambi, 09 Agustus 2018

HELIUM ✔️(DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang