4. Ada Aku

7K 695 15
                                    

Hari ini Gwen dan kelompoknya pergi untuk mengerjakan tugas kelompok yang sempat tertunda tempo hari. Mereka benar-benar fokus untuk mengerjakan tugas itu agar mendapatkan hasil yang baik.

"Nanti saat presentase biar aku saja yang menerangkannya" kata Keisha.

"Kenapa kamu bersemangat sekali?" tanya Gwen menatap curiga.

"Aku harus mendapatkan kesan yang baik di depan Pak Adam" jawab Keisha berbinar.

"Ada apa dengan sikapmu ini? Apa jangan-jangan kamu menyukai Pak Adam?" duga Gwen.

"Siapa gadis yang tidak menyukainya, dia tampan, pintar, kharismatik, cool dan keren. Aku jadi penasaran apa Pak Adam sudah memiliki kekasih" Keisha tampak berpikir.

"Bukan kekasih, tapi dia sudah memiliki istri" sahut Gwen dalam hati, wajahnya tampak kesal.

"Percuma saja kamu ingin cari perhatian dengan Pak Adam. Kamu tau sendirikan kalau dia orangnya sangat dingin dan cuek" ujar Gwen.

"Tidak ada salahnya untuk mencoba" sahut Keisha.

"Sepertinya Miss Inggrid juga menyukai Pak Adam. Aku sering melihat mereka bersama. Mungkin mereka memang memiliki hubungan khusus" kata Andri.

"Benarkah?" tanya Keisha tampak kecewa.

"Lihat,, bukan hanya aku yang berpikir seperti itu" gumam Gwen dalam hati.

"Jika sainganku itu Miss Inggrid sepertinya aku harus menyerah. Mana mungkin aku bersaing dengannya bisa-bisa dia menghancurkan nilaiku" kata Gwen menyerah.

"Sainganmu itu bukan dia tapi aku" sahut Gwen dalam hati.

Mereka pun akhirnya selesai mengerjakan tugas itu tanpa terasa hingga larut malam.

"Gwen apa kamu mau kuantarkan pulang?" tanya Andri menawarkan.

"Tidak usah, aku bisa pulang sendiri" tolak Gwen.

"Tapi ini sudah malam, bahaya jika kamu berjalan sendiri" kata Andri mencoba membujuk.

"Tidak apa-apa. Aku sudah terbiasa. Terima kasih untuk tawarannya. Aku akan naik bis. Aku pergi dulu" pamit Gwen.

Gwen segera naik ke dalam bis sementara itu Andri masih terdiam memandangi kepergian Gwen.

 Gwen berjalan kaki menuju Apartemennya setelah turun dari bis. Keadaan jalanan cukup sepi dan gelap. Sepertinya lampu jalanannya sedang rusak membuat Gwen mulai takut berjalan sendiri disana, lalu dia merasa ada seseorang yang mengikutinya. Gwen teringat tentang kabar yang mengatakan di sekitar daerahnya tinggal sedang ada penguntit yang berkeliaran dan suka mengintip juga mencuri pakaian dalam wanita.

Gwen mempercepat langkah kakinya tapi dapat di dengarnya orang itu pun juga mempercepat langkah kakinya. Gwen mengambil ponsel dalam sakunya dan segera menghubungi Adam.

"Kamu dimana? Kenapa belum pulang juga?" tanya Adam begitu menjawab telpon.

"Mas tolong aku, ada seseorang yang mengikutiku" kata Gwen ketakutan.

"Apa? Kamu dimana sekarang?" tanya Adam cemas.

"Aku di jalan menuju Apartemen kita" jawab Gwen.

"Aku akan segera kesana, kamu jangan takut" ucap Adam.

Adam segera berlari untuk menyusul Gwen. Gwen melangkahkan kakinya cepat, dia merasa sangat ketakutan sementara pria di belakangnya itu masih terus mengikutinya. Tiba-tiba saja orang itu langsung berbelok ke lorong yang ada di sebelah kirinya saat melihat Adam berlari ke arah mereka, Adam sempat melihat pria itu sebelum dia berbelok masuk ke lorong itu.

"Mas" panggil Gwen menahan tangis.

Adam langsung memeluk istrinya itu dengan napas masih tersengal.

"Kamu tidak apa-apa? Apa ada yang terluka?" Adam memeriksa tubuh Gwen.

"Aku takut sekali, ada seseorang yang terus mengikutiku" Gwen masih terisak.

"Makanya aku melarangmu untuk keluar hingga larut malam begini" kata Adam dengan suara meninggi.

Gwen hanya tertunduk diam, dia masih merasa takut. Adam akhirnya mulai meredam emosinya itu.

"Sebaiknya kita pulang sekarang, kamu tidak perlu takut lagi. Ada aku yang akan menjagamu" Adam merangkul pundak Gwen dan membawanya pulang.

Adam memberikan minuman hangat untuk Gwen begitu mereka tiba di rumah. Gwen masih saja diam.

Adam memegang erat tangan Gwen.
"Kau kenapa?" tanya Adam lembut.

Gwen tidak menjawab, dia memeluk Adam erat. "Terima kasih karena Mas sudah datang menolongku. Aku tidak tau apa yang akan terjadi jika Maa tidak datang" ucap Gwen.

Adam membalas pelukan itu.

Adam sudah mengenal Gwen sejak wanita itu lahir jadi dia sudah sangat tau bagaimana wanita itu. Selama ini Gwen sangat di jaga oleh orang tuanya. Dia selalu hidup dalam keamanan dan kenyamanan jadi tidak heran jika Gwen begitu kaget dengan situasi yang baru saja dia alami walau sebenarnya tidak terjadi apa-apa pada dirinya, hanya saja berpikir apa yang bisa terjadi nantinya sungguh membuat Gwen takut.

"Sebaiknya kamu istirahat, ini sudah larut malam" kata Adam.

"Bisa Mas peluk aku, aku masih sangat takut" pinta Gwen.

Adam tidak menjawab dia naik ke tempat tidur dan menarik Gwen ke dalam pelukannya. Adam menepuk-nepuk pelan pundak Gwen seperti anak kecil agar istrinya itu tertidur.
 


TBC
Jambi, 09 Februari 2018

HELIUM ✔️(DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang