9. Pulang

7.4K 790 40
                                    

Akibat perkelahian Keisha dan Tari tanpa sengaja membuat Gwen jatuh ke laut. Gwen menggapai meminta tolong karena dia sama sekali tidak bisa berenang. Baru saja Andri hendak membuka jaketnya ingin menolong Gwen tapi Adam sudah lebih dulu terjun ke laut untuk menolong Gwen.

Adam berhasil membawa Gwen naik ke atas kapal. Dia langsung menekan dada Gwen dan juga memberikannya napas buatan tanpa sungkan, Gwen kemudian tersadar dan memuntahkan air. Mereka tampak menghela napas lega begitu melihat Gwen sadar.

“Kamu tidak apa-apa?” tanya Adam.

Gwen mengangguk lemah.

“Gwen maafkan aku, aku benar-benar tidak sengaja” sesal Tari.

“Maafkan aku Gwen, aku tidak bermaksud melukaimu” Keisha menangis merasa bersalah.

“Kalian berdua ikut saya” titah Pak Rizal.

Dengan kepala tertunduk Keisha dan Tari pun berjalan mengikuti Pak Rizal.

Adam memakaikan handuk ke tubuh Gwen. “Sebaiknya kamu ganti pakaian sekarang agar tidak masuk angin” ujar Adam.

Gwen mengangguk.

“Anda baik-baik saja Pak Adam?” tanya Inggrid.

Adam mengangguk. “Aku mau ganti pakaian dulu” katanya berlalu.

Andri masih berdiri di sana. Dia memandangi kepergian Adam. Teringat olehnya bagaimana Adam tadi memberikan napas buatan pada Gwen. “Sial” gerutunya.

 
***
 

Karena insiden yang terjadi di kapal, rencana kepulangan rombongan study tur pun di percepat apalagi melihat situasi yang sudah tidak mengenakan.

Setibanya di Apartemen, Gwen langsung merebahkan dirinya di sofa. Adam yang baru meletakkan kopernya di kamar melihat Gwen berbaring di sofa. Tiba-tiba Gwen merasa tubuhnya melayang, ternyata Adam menggendongnya.

“Kenapa?” tanya Gwen melingkarkan tangannya di leher Adam.

“Tidur di ranjang saja” kata Adam.

Adam membaringkan tubuh Gwen di atas ranjang lalu menyelimuti tubuh wanita itu.

“Terima kasih, jika Mas tidak menolongku aku pasti sudah mati tenggelam” ucap Gwen.

“Tidak akan kubiarkan hal seperti itu terjadi. Aku akan selalu menjagamu” tegas Adam.

“Mas peluk aku” pinta Gwen manja.

Adam naik ke atas tempat tidur. Dia menarik Gwen dalam pelukannya.

“Karena itulah harusnya kamu menurut saat dulu ibumu menyuruhmu untuk belajar berenang” kata Adam mengusap lembut punggung Gwen.

“Aku tidak mau mati” jawab Gwen.

“Siapa bilang belajar berenang itu membuatmu mati” cetus Adam.

Gwen tidak menjawab. Dia mempererat pelukannya.

“Apa Mas tidak penasaran siapa Dosen yang menjengkelkan itu?” tanya Gwen mengalihkan.

Tampak kedua sudut bibir Adam tertarik mengulas sebuah senyuman.
“Aku sudah tau” sahutnya.

Kepala Gwen mendongak menatap Adam. “Memangnya Mas tau dari mana?” tanya Gwen heran.

Adam mengusap lembut kepala Gwen. Adam sudah mulai memejamkan matanya hendak tertidur, tiba-tiba saja Gwen mencium bibir Adam membuat pria itu kembali membuka matanya.

“Sayang sekali permainan truth or dare itu cepat berakhir padahal ada yang ingin kuketahui darimu Mas” kata Gwen.

“Soal apa?” tanya Adam.

“Cinta pertama Mas” jawab Gwen.

Adam terdiam begitu mendengarnya.

“Ceritakan tentang cinta pertama Mas” pinta Gwen.

“Aku tidak ingin membahasnya” tolak Adam.

“Jadi dia memang ada. Berarti aku tidak akan jadi cinta pertama Mas Adam” gumam Gwen kecewa.

“Apa itu penting?” tanya Adam malas.

“Ya, karena bisa saja Mas menjadi cinta pertamaku. Ini tidak adil” kata Gwen pelan.

“Tapi kamu punya kesempatan untuk jadi cinta terakhirku” ujar Adam.

“Tetap saja tidak adil” kata Gwen terdengar kesal.

“Apa pentingnya membahas hal itu? Sudahlah Gwen jangan mulai lagi” kata Adam malas.

Gwen membalikkan badannya memunggungi Adam. Dia merasa kesal terhadap pria itu yang menurutnya tidak peka.

“Kamu marah?” tanya Adam.

“Ya” jawab Gwen singkat.

“Aku sungguh tidak mengerti dengan jalan pikiranmu Gwen. Kamu mudah sekali marah hanya karena masalah sepele” kata Adam heran.

“Karena Mas sama sekali gak peka” cetus Gwen jengkel.

Adam menghela napas, lagi-lagi mencoba bersabar menghadapi sikap Gwen yang menurutnya sangat kekanakan. Adam turun dari tempat tidur, Gwen langsung berbalik dan menahan tangannya.

“Mas mau kemana?” tanya Gwen.

“Kamar mandi. Kenapa? Apa kamu marah juga karena aku ingin ke kamar mandi?” ketus Adam.

Gwen menggeleng seperti anak kecil. Adam sebenarnya merasa gemas melihat wajah imut istrinya tapi saat ini dia sudah merasa jengkel dengan wanita itu. Adam pun segera turun dan pergi ke kamar mandi.

Gwen duduk di atas tempat tidur, menunggu Adam keluar dari kamar mandi. Tidak berapa lama kemudian pria itu keluar dari kamar mandi dan langsung naik ke atas tempat tidur. Gwen kembali memeluk Adam begitu pria itu sudah berbaring. Tangan Gwen mulai meraba dada bidang Adam.

“Apa harus aku yang memulainya?” bisik Gwen menggoda.

“Sepertinya kamu memang suka sekali menggoda orang dewasa” kata Adam.

“Hanya Mas saja” jawab Gwen enteng, tangannya mulai membuka kancing kemeja Adam.

“Kamu harus tanggung jawab karena sudah menggodaku” Adam langsung menindih tubuh Gwen. Wanita itu pun tertawa geli ketika Adam mulai meraba tubuhnya.






Bersambung


Windayesung
Jambi, 26 Februari 2018

HELIUM ✔️(DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang