10. Undangan Pernikahan

7.5K 783 22
                                    

Adam mendapat undangan pernikahan teman sekolahnya dulu. Cukup lama dia memandangi undangan itu. Berpikir untuk menghadirinya atau tidak.
Gwen menghampirinya membawakan minuman hangat untuk Adam.

"Apa itu undangan pernikahan?" tanya Gwen.

"Hmm,, apa kamu mau ikut denganku?" tanya Adam mengajak Gwen.

"Mas beneran mau mengajakku?" tanya Gwen meyakinkan.

Adam mengangguk.

"Tapi bukannya Mas gak mau kalau ada yang tau tentang hubungan kita?" tanya Gwen lagi.

"Hanya orang di lingkungan kampus saja" sahut Adam.

"Aku mau ikut" angguk Gwen sumringah.

"Baiklah kalau begitu besok kita berangkat ke Bandung" kata Adam.

"Acaranya di Bandung?" tanya Gwen lagi.

Adam hanya mengangguk.

Gwen tampak antusias untuk pergi bersama Adam ke Bandung.

"Apa Mas akrab dengan teman yang akan menikah ini?" tanya Gwen.

"Dia sahabat dekatku saat sekolah dulu" jawab Adam.

"Aku merasa gugup" ucap Gwen.

"Gugup kenapa?" tanya Adam heran.

"Aku takut mereka tidak menyukaiku" jawab Gwen polos.

"Jangan berpikir seperti itu. Mereka semua itu baik" ujar Adam.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan akhirnya mereka sampai di Bandung. Adam langsung melajukan mobilnya menuju gedung pernikahan tempat pesta pernikahan sahabatnya di langsungkan.

"Selamat atas pernikahan kalian" ucap Adam ketika mereka sudah tiba disana.

"Aku senang sekali kamu datang, kupikir kamu tidak akan datang karena kamu tampak ragu saat bicara di telpon" kata Nino, mempelai pria yang merupakan sahabat karib Adam ketika sekolah dulu. Nino melirik ke arah Gwen dan menaikkan alisnya bertanya pada Adam.

Adam pun mengerti maksud tatapan Nino lalu dia pun memperkenalkan Gwen pada temannya itu. "Kenalkan ini Gwen, istriku"

"Istrimu? Jadi kamu sudah menikah?" tiba-tiba datang Yuni yang juga teman sekolah Adam dulu.

Adam hanya tersenyum.

"Kenapa tidak mengundang kami?" tanya Nino.

"Pernikahannya mendadak dan hanya sederhana saja di Semarang" jawab Adam. "Gwen kenalkan ini teman-temanku" Adam memperkenalkan teman-temannya pada Gwen.

"Apa hanya kita disini?" tanya Adam sambil melihat ke kanan kiri.

"Tentu saja tidak, aku mengundang teman-teman kita yang lain. Ini bisa di bilang reuni" jawab Nino. Nini membisikkan sesuatu pada Adam. "Dia juga ada disini, Jenifer Hanif "

Adam terdiam mendengar nama itu.

"Mas" panggil Gwen melihat suaminya terdiam.

"Hmm?"

"Kalian nikmatilah pesta ini" kata Nino kemudian menghampiri tamunya yang lain karena memang konsep pernikahannya yang tanpa panggung penganting.

Adam seperti orang yang kehilangan pikiran. Dia mendadak menjadi pendiam. Dia sama sekali tidak menyahut saat Gwen mengajaknya bicara.

"Lama tidak bertemu, Adam Prataya" sapa seorang wanita cantik dengan tubuh tinggi dan langsing. Rambutnya ikal bergelombang dengan mata berwarna jingga yang menambahkan raut eksotis di wajahnya.

"Cantik sekali" puji Gwen dalam hati, dia terkagum melihat wanita itu.

"Jenifer Hanif" panggil Adam.

Wanita yang di panggil Jenifer Hanif itu tersenyum pada mereka.

"Apa kabarmu Adam?" tanya Jenifer.

Adam masih terdiam memandangi Jenifer. Gwen melihat heran pada Adam yang hanya diam.

"Mas" Gwen menyenggol tangan Adam untuk menyadarkannya.

"Ya?" Adam akhirnya dapat menguasai dirinya kembali. "Kabarku baik. Kenalkan ini istriku" Adam menarik pinggang Gwen agar merapat padanya.

"Istri? Jadi kamu menikah?" tanya Jenifer tampak murung.

Adam hanya mengangguk. Gwen merasa heran melihat kedua orang itu. Seperti ada sesuatu diantara keduanya.

***

Pesta pernikahan itu berlangsung dengan sangat meriah. Banyak teman sekolah Adam berkumpul disana. Ya, mereka seperti mengadakan acara reuni. Sedari tadi Adam dan Jenifer saling lirik. Mereka berdua tampak kikuk dan salah tingkah.

"Gwen, berapa usiamu?" tanya Yuni.

"Sebentar lagi usiaku 18 tahun" jawab Gwen.

"Kamu masih remaja? Hei Adam, apa sekarang tipemu berubah? Bukankah dulu kamu paling malas berurusan dengan anak kecil karena menurutmu mereka itu merepotkan?" tanya Nino heran.

Adam hanya tersenyum sambil meneguk minumannya, sementara Gwen hanya tertunduk.

"Kamu kuliah atau..?"

"Aku masih kuliah" jawab Gwen.

"Apa jangan-jangan dia ini mahasiswimu di kampus?" Tanya Tito.

"Hmm" angguk Adam.

"Wah jadi ini kisah cinta antara Mahasiswi dengan Dosennya?" tanya mereka tertawa mengejek.

"Heii,, aku ini bukan Dosen yang suka menggoda mahasiswiku sendiri" protes Adam.

"Lalu ini apa?"

Adam hanya menggeleng sambil tertawa.

"Sayang sekali di usia muda seperti ini kamu sudah menikah, bisa saja kamu bertemu pria yang jauh lebih tampan dari Adam di luar sana seperti aku ini" goda Gerald.

Adam menyikut temannya itu sementara Gwen hanya tersenyum saja.

"Apa yang salah dengan usiaku? Dasar orang tua" gerutu Gwen dalam hati.




"Apa kamu lihat tadi Adam dan Jenifer? Keduanya seperti salah tingkah begitu" ucap Citra.

"Wajar saja, lama tidak bertemu tiba-tiba Adam datang bersama istrinya. Kupikir mereka akan terus bersama. Kamu tau sendiri saat sekolah dulu Adam dan Jenifer itu adalah pasangan yang paling romantis sampai membuat kita semua iri melihatnya" kata Yuni.

"Aku tidak habis pikir kenapa Adam menikah dengan anak kecil seperti itu dan lagi jelas wanita itu bukan tipenya" kata Citra heran.

Gwen yang sedang mengambil minuman tak jauh dari mereka pun dapat mendengar pembicaraan itu. Gwen memegang erat gelasnya. Akhirnya dia mengerti perubahan sikap Adam yang tiba-tiba.

"Apa mungkin dia cinta pertamanya?" pikir Gwen.





__________

Windayesung
Jambi, 06 Maret 2018

HELIUM ✔️(DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang