Bayang-Bayang Ilusi

17 0 0
                                    

Menyukai seseorang pada pandangan pertama sampai merasa jatuh cinta sangat membuat sakit kepala. Bagaimana tidak, kita selalu ingin terus mengingatnya tapi selalu merasa mual karena hanya membayangkan muka rata. Tidak hafal setiap lekuk garis wajahnya, letak anatomi inderanya, sehingga semakin mencoba mengingat, justru semakin banyak muncul wajah-wajah yang tidak ingin kita ingat. Meskipun wajah-wajah itu sama barunya dengan dia.

Aku tak membiarkan diriku melamun dari tadi sore. Karena jika fisikku rehat sejenak, bayangannya selalu merasuki alam bawah sadarku. Membuatku kembali mengingat puluhan wajah bagai slide yang diputar berulang-ulang. Namun ada satu slide dimana aku tiba-tiba hafal wajahnya, seolah-olah aku telah lama mengenalnya. Tapi ketika aku ingin semakin mengingatnya, bayangan itu justru seperti tulisan di pasir yang tertiup angin. Hilang tak berbekas. Di situlah aku merasa kepalaku sangat pening.

Aku juga makan banyak dari tadi sore. Bahkan kerupuk di toples yang jarang kusentuh pun tak luput dari mulutku yang mendadak rakus ini. Takut pusingku yang menjengkelkan ini merupakan efek dari aku telat makan.

"Apa lagi yang mau dibeli, Mbak?" tanya bapak yang sedari tadi mengantarku berkeliling mencari bahan yang kubutuhkan untuk MOS hari pertama besok.

"Udah nggak ada kayaknya, Pak."

"Kok kayaknya? Coba ingat-ingat lagi apa yang kurang. Nanti sampai rumah baru ingat ada yang lupa dibeli."

"Nggak ada lagi, Pak. Yang dibeli udah sesuai catatan di buku."

"Ya udah. Pulang sekarang?"

"Iya, Pak."

Di rumah, aku melanjutkan persiapanku untuk besok. Memotong pita menjadi empat bagian sama panjang untuk kuncir rambut, menyampul buku menggunakan daun pisang -yang kuyakin besok sudah mengering karena panas, membuat KTP ala-ala untuk identitas, habis itu...

Dia lewat lagi. Membuat malamku kali ini terasa sangat senewen. Sudahlah, aku istirahat saja. Tak begitu susah juga tugas di MOS hari pertama besok. Yang jelas, besok aku harus bangun pagi-pagi untuk membuat telur orak-arik untuk dibawa ke sekolah. Sebagai tugas MOS juga.

Na No Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang