"baiklah, sekarang pergi ganti pakaian kalian dan segera kumpul di lapangan utama. 5 menit lagi bapak akan mulai mengabsen"
Para murid mulai bergegas meninggalkan tempat mereka tapi aku benar-benar tidak peduli dengan mereka semua saat ini. Perhatianku hanya tertuju pada orang itu yang saat ini semakin mendekat.
Tepat selangkah lagi ia sampai di mejanya, mata kami kembali bertemu dan untuk yang kedua kalinya dia tersenyum padaku.
"Selamat datang tuan"
_________ |/'~'|/ _________
"Kau baik-baik saja?"
"Ya... baik"
Axellone hanya menatap Rivelyn datar, ia tidak mau ambil pusing dan langsung melangkah masuk ke ruang ganti laki-laki meninggalkan Rivelyn sendirian di depan pintu masuk.
Rivelyn menatap pintu di depannya dengan tatapan gelisah. Kalau ia masuk, itu sama saja dengan tindakan kriminal, begini-begini dia masih mau menyimpan sisi perempuannya. Tapi jika ia terus menunggu yang lainnya keluar duluan ia bisa terlambat.
Rivelyn tau betul kalau pak Beardo benar-benar bisa berubah menjadi seekor bear kalau muridnya terlambat dijam pelajarannya.
Atau... ganti di toilet saja ya?
"Hoi murid baru! Bengong mulu, cepat masuk"
Belum sempat ia beranjak, Deo teman sekelasnya tiba-tiba membuka pintu, menarik kerah bajunya dan menyeretnya masuk.
"Hei, lepaskan tanganmu!"
Dalam sekali hentak tangan Deo terlepas dari kerah baju Rivelyn "memangnya kau kira kami bisa ganti baju sambil melihat sepupumu memperhatikan pintu karena menunggu mu masuk? Nyelekit tau! Ganti baju sana, kami duluan"
Para anak laki-laki beranjak pergi dari ruangan tersebut meninggalkan Rivelyn dengan Axellone yang menatapnya.
"Apa?"
Tepat setelah Rivelyn mengatakannya ia langsung berusaha menjaga kondisi nafasnya yang sempat berhenti sesaat setelah ia melihat Axellone.
"Kau terlihat terkejut, ada apa?"
Pake bajumu sana, bodoh!
"Tidak. Tidak ada apa-apa. Kenapa kau menungguku?"
"Ganti bajumu"
"Akan ku lakukan tepat setelah kau keluar dari ruangan ini"
"Kau menyembunyikan sesuatu, heh?" Entah kenapa Rivelyn merasa melihat taring mencuat keluar dari bibir Axellone. Ucapan Axellone tepat sasaran, itu membuatnya bergidik ngeri.
"Aku hanya mengantisipasi kalau kau itu menyimpang. Pergi sana! Rasanya menjijikkan saat aku harus ganti baju sambil diperhatikan seorang laki-laki seusia ku"
Axellone langsung mengenakan bajunya dan berjalan melewati Rivelyn.
"Ku kira itu kau"
Axellone langsung keluar dari ruangan tersebut tepat setelah ia mengatakan hal tersebut.
"APAA?!!! Kau... Arrggghh sialaaan!" Rivelyn membanting loker baju gantinya. Dia tidak kesal karena akhirnya ia tau kalau Axellone bisa membalas ejekan orang lain. Ia hanya kesal karena ia tidak dapat membantah ejekan barusan.
Wajarnya memang ia seharusnya menyukai perempuan dengan kondisi tubuhnya yang sekarang ini, tapi dia perempuan dengam raga lelaki. Menyukai laki-laki pun salah baginya saat ini.
Rivelyn menarik dan membuang nafasnya perlahan. Untungnya ia tidak menyukai seseorang saat ini. Belum
____________ [\°∆°]\ __________
Flashback on
"Selamat datang tuan"
Rivelyn menatap tajam sosok 'dirinya' di hadapannya. "Apa maksudmu?"
"Panggil saja namaku Emixandra kalau kau terlalu susah untuk memanggilku dengan nama Rivelyn"
"Siapa kau sebenarnya?"
Gadis tersebut melangkah ke kursinya dengan santai. Rivelyn masih belum bisa melepaskan pandangannya bahkan jika karena itu ia harus bersusah payah melihatnya dengan ekor matanya. Ia tidak ingin Axellone yang berada di depannya mengetahui pembicaraan mereka karena saat ini Rivelyn tengah berpura-pura menyiapkan baju olahraganya.
Tepat setelah Rivelyn memikirkannya, ia menangkap pergerakan kepala Axellone yang membuat ia yakin Axellone sedang mengawasi mereka.
"Jadi namamu Ares ya? Salam kenal. Ku rasa lain kali aku harus mengundangmu ke rumahku sebagai bentuk salam perkenalan sebagai teman seberang mejamu. Kakakku menyuruhku untuk lebih banyak bersosialisasi. Kapan kau bisa datang ke rumahku?"
Suara gadis itu terdengar sedikit lebih keras dan jelas dibandingkan sebelumnya. Rivelyn sedikit mencuri pandang ke arah Axellone yang masih terlihat mengawasi mereka. Dengan senyuman sinis Rivelyn kembali menatap gadis tersebut. "Yah, mungkin lain kali"
Flashback off
______________________________________
__bersambung__
Jangan lupa tinggalin jejak
vote🌟 & commentRespon kalian adalah semangat bagiku. 😆
Singkat sesingkat-singkatnya. Yang penting up dulu :"v
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTHARES
FantasySemuanya berawal ketika dia mulai masuk menjadi murid pindahan di kelas ku. Entah ini anugerah atau kutukan, dia membawaku turut jatuh ke dunianya. Berkatnya, dahagaku terhapuskan. Aku senang bisa bersamanya, semua hal yang ku cari tergapai olehku...