Part 1

14.7K 528 1
                                    

Di salah satu SMU di Jakarta. Saat bel berbunyi jam pelajaran terakhir seorang guru muda masuk ke dalam kelas.

Siang semuanya...

Siang pak...

Perkenalan nama saya Ghaisan S Altamis, M.Pd. Selama satu tahun ini saya adalah guru bahasa Inggris kalian semua...

Pak, S nya apaan? S krim ya pak?
Ucap seorang siswi genit sambil mengedipkan mata kirinya.

S krim, S batu kali...!!! Dasar genit loe, nggak bisa lihat guru bening sedikit.
Ucap seorang siswa urakan.

Dasar sirik loe...

Udah-udah, S nya adalah Samudera.

Umur pak Ghaisan berapa pak?

Umur saya 24 tahun.

Wah masih muda, nama saya Shinta pak. Saya siswi tercantik dan terseksi di sekolah ini. Kita pacaran yuk pak?

Ayo...
Ucap semua murid laki-laki.

Loe semua apaan sih, gue nggak ngajak loe semua pacaran.

Huu...

Pak Ghaisan, status bapak apa? Single atau double?

Saya single.

Serius pak, nama saya Anna pak. Saya daftar jadi calon istri bapak.

Nama saya Ayu pak, saya juga daftar jadi calon istri bapak.

Saya juga pak...

Saya juga pak...

Ucap murid-murid perempuan yang ada di dalam kelas Ghaisan. Ghaisan hanya diam dan tersenyum mendengar semua ucapan murid-murid tersebut.

Pak Ghaisan, bapak belum punya pacar kan?

Saya sudah punya pacar, insya allah saat kalian liburan kenaikkan kelas 3 nanti, saya menikah dengan pacar saya.

Yaaa...
Ucap semua murid perempuan.

Syukurin...
Mampus loe semua...
Ucap semua murid laki-laki.

Sialan loe semua...
Ucap murid-murid perempuan.

Pak, kok sudah punya pacar sih, pacar bapak putusin aja pak...

Iya pak...

Setuju pak, putusin aja. Nikahnya sama saya aja pak, tapi saat saya lulus SMU pak. 

Lagi-lagi Ghaisan hanya tersenyum mendengar semua ucapan murid-muridnya. Tapi ada satu murid yang menarik perhatiannya. Seorang siswi yang duduk di samping jendela yang tidak pernah menatapnya 1X pun dan tidak pernah ikut bertanya tentang dirinya seperti murid-murid perempuan lainnya. Siswi tersebut hanya menatap hujan terus menerus ke arah luar jendela sambil tersenyum bahagia.

Tidak lama kemudian Ghaisan mulai mengabsen murid-muridnya satu persatu.

Amirudin...

Saya pak...

Bella Putri...

Saya ganteng...

Candra Wibowo...

Saya pak.

Khairuddin Syahputra...

Hadir pak.

Mira Cahyani...

Hadir sayang...

Nadia Azzahra...

Yes, Sir. Ocean...
Ucap Nadia sambil mengangkat tangan kanannya ke atas.

Sir. Ocean...???
Boleh juga tuh Sir. Ocean, keren juga.
Ucap teman-teman Nadia.

Jadi namanya Nadia Azzahra, cantik seperti orangnya. Tapi mengapa dia tetap tidak menatap aku sedikit pun? Apa hujan di luar sana lebih indah dari pada menatap wajah tampanku?
Ucap Ghaisan dalam hati.

Setelah selesai mengabsen satu persatu murid-muridnya, Ghaisan pun mulai mengajar. Semua murid-murid perempuan sangat antusias mendengar semua penjelasan Ghaisan sambil tersenyum manis mencari perhatian Ghaisan.

Meskipun saat Ghaisan bertanya mereka semua tidak bisa menjawab pertanyaan Ghaisan. Hanya 2 orang saja yang bisa menjawab pertanyaan Ghaisan dengan benar, itu pun murid laki-laki yang menjawab dengan benar. Ghaisan sangat kesal sekali karena murid-muridnya hanya memandangi ketampanan wajahnya bukan mengerti akan pelajaran yang sudah dijelaskannya tadi.


Yes, Sir. Ocean (1-18 End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang