Beberapa bulan kemudian...
Nadia dan teman-temannya melaksanakan USBN dan UNBK dengan sebaik-baiknya dan hari ini adalah hari terakhir mereka melaksanakan ujian. Terlihat jelas wajah-wajah kelegaan dari semua murid kelas 3 di SMU Nadia begitu pun dengan wajah Nadia.
Tetapi sayangnya setelah selesai ujian, langit mendung dan berawan. Hari itu pun perlahan-lahan hujan turun. Satu persatu siswa dan siswi begitu pun dengan guru-guru pulang ke rumah mereka masing-masing. Hanya Nadia yang terus menerus menunggu hujan berhenti tetapi hujan tetap tidak berhenti.
Nggak apa-apa deh, hari ini aku hujan-hujanan. Aku kan udah lama banget nggak mandi hujan. Kalau aku sakit, besok dan seterusnya, aku kan nggak perlu ke sekolah lagi.
Ucap Nadia dalam hati. Nadia pun memutuskan untuk hujan-hujanan sambil mengangkat kedua tangannya ke atas dan menari-nari gembira di tengah lapangan di sekolahnya.
Nadia, kamu kenapa kamu hujan-hujanan gini, nanti kamu sakit?
Ucap Ghaisan yang tiba-tiba muncul di hadapan Nadia.
Sir. Ocean belum pulang?
Teriak Nadia.Belum...
Teriak Ghaisan sambil melepaskan jaketnya dan memasangkan jaket tersebut di tubuh Nadia. Nadia speecless dengan perlakuan Ghaisan.
Nad, kita pulang yuk...
Nanti biar saya anterin kamu pulang sampai di rumah...Nggak usah Sir...
Nadia pulang sendiri aja naik ojek...Hujan-hujanan gini ojek nggak ada yang narik, Nad. Ayo pulang sama saya aja.
Ucap Ghaisan sambil menggenggam dan menuntun tangan Nadia sampai ke parkiran motor. Ghaisan pun memakaikan helm di kepala Nadia. Ghaisan juga memakai helm untuk dirinya sendiri.
Nad, tangan kamu mana?
Buat apa Sir.?
Kamu harus pegangan Nad, nanti kamu jatuh. Hujan-hujan gini jalanan licin, Nad.Nadia pun perlahan-lahan memegang kedua sisi baju kemeja Ghaisan di daerah pinggang. Ghaisan pun menyalakan motornya dan perlahan-lahan mereka berdua meninggalkan sekolah. Di pinggir jalan Ghaisan memberhentikan motornya.
Nad, kamu jangan pegang ujung baju saya seperti itu, nanti kamu jatuh. Kamu peluk pinggang saya aja, nggak apa-apa kok. Kamu jangan khawatir, ini kan di luar area sekolah dan di luar jam sekolah. Lagian nggak akan ada yang lihat kita. Semua teman-teman kamu dan semua guru-guru udah pulang.
Tapi Sir. Ocean, benaran nggak apa-apa?
Iya nggak apa-apa, kamu peluk saja pinggang saya. Kamu sandarkan aja kepala kamu di belakang punggung saya.
I...iya Sir...
Ucap Nadia ragu-ragu. Nadia pun perlahan-lahan memeluk pinggang Ghaisan dan menyandarkan kepalanya di belakang punggung Ghaisan. Siang hari itu di bawah langit yang hujan deras mereka berdua untuk pertama kalinya mengendarai motor dengan begitu mesra dengan gemuruh dada yang meletup-letup di hati mereka masing-masing.
Ghaisan dan Nadia merasakan hari itu seperti dunia milik mereka berdua. Tetapi tiba-tiba Nadia teringat akan sosok perempuan yang memanggil Ghaisan pacarku 1 1/2 tahun yang lalu. Tiba-tiba air mata Nadia jatuh menetes di atas baju kemeja Biru Ghaisan yang sudah basah oleh air hujan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, Sir. Ocean (1-18 End).
Romance- Ghaisan Samudera Altamis : Muda, tampan, guru bahasa Inggris di SMU. - Nadia Mutiara Azzahra : 1 SMU, cantik, pintar, sangat menyukai hujan.