Buncahan Pikiran Yang Sukar

10 1 0
                                    

Dunia tidak lebih dari transit belaka. Waktu terus beranjak semakin cepat. Ia mengantar pada suatu kisah baru dan berlalu, meninggalkan yang terlewat. Ia tidak pernah mau tahu atau bertanggung jawab atas yang terjadi. Ia hanya tunduk pada satu hukum. Ia membawa cerita demi cerita menjadi sejarah. Ia menuai kontroversi di saat hadirnya dengan wajah lain. Ia tidak pernah mau berbagi pada manusia tamak. Ia tidak akan pernah memberi tahu tentang dirinya. Rahasia waktu yang mengiringi keinginan manusia.

Ah, makhluk yang benar-benar rakus. Dengan mudahnya ia mengupas kisah, mengulitinya dan memberi label baru. Namun segala kebohongan hanya menuai kebohongan berikutnya, tak pernah sesempurna seperti rencana. Manusia hanya mengandalkan akal tak abadi. Manusia bangga dengan sesuatu yang bergumul di otaknya, konon disebut kecerdasan. Tapi, ia tidak pernah bisa mengalahkan si pembuat hukum, pencipta kecerdasan.

Tempat abadi tengah menungguinya. Manusia selalu lupa, persinggahan terlalu memukau. Belum lagi tipuan manusia-manusia penguasa yang berkoalisi dengan pengkhianat-pengkhianat Pencipta. Bodohnya, manusia menyadari hal itu tetapi berpura-pura tidak tahu. Dunia memang ada untuk manusia, tapi seseorang harus mengetahui esensi mengapa bumi ini diperuntukkannya.

Zyx terpukau membacanya, detail kata-kata yang tidak dimengerti terasa sangat menarik. Ia tidak tahu asal gejolak di dadanya. Ada gemuruh besar yang mendorong dirinya untuk mengetahui makna kalimat demi kalimat. Meski banyak kata-kata yang terlalu asing baginya.

Bu Guru mengakui kemajuan Zyx dalam membaca, cepat dan tidak bisa dibandingkan dengan murid lain. Hanya Zao yang menjadi saingannya. Akan tetapi, Zao kalah telak dalam penalaran. Sebenarnya, pikiran asing Zyx memberi inspirasi. Anak-anak saja yang menyebutnya aneh.

***

Zyx mengalami kelelahan serius. Kuis yang diadakan Bu Guru sama sekali tidak dikerjakannya. Otaknya seakan buntu. Ia pun harus menerima lapang dada sebuah ilustrasi di kertasnya: telur mata sapi besar.

Tak ayal murid sekelasnya bertambah bingar mengejek, termasuk Tiara. Ada perih di hatinya, dalam dan mencekam. Anak-anak itu menarik bagian kelopak mata bawahnya dengan sebuah jari, menunjukkan bola mata sebagai simbol angka nol. Beruntungnya, Zyx tidak pernah diajari untuk menyerah apalagi menangis. Ia jadikan peristiwa tersebut sebagai motivasi besar untuk membalik keadaan.

***

Satu bulan terlewati, Zyx membuktikan ikrar dalam hatinya. Ia berhasil mengendalikan pikiran dan raganya untuk menjadi murid yang lebih baik. Kini pertanyaan-pertanyaan kembali terlontar dari mulutnya. Mencari jawaban atas siklus kehidupan yang mencengangkan. Pertanyaan yang mungkin terdengar aneh. Tidak pernah habis, sebab belum ada jawaban jelas yang memuaskan akalnya.

Zao turut senang melihat teman karibnya kembali terpekik jenaka. Sebagai ungkapan rasa syukurnya, ia menghadiahkan sebuah buku tentang kapal selam. Ia yakin, Zyx pasti menyukainya.

Sejak kedatangan Terraen muda, Zyx telah memiliki 50 buku bacaan. Lima buah dari Nek Ani, dua puluh dari orang tua Zao. Bacaannya sekitar kehidupan anak-anak, hewan, alam, atau dongeng bergambar. Lain halnya buku-buku dari Zao, buku wawasan. Ada ensiklopedi, atlas, sejarah, buku pintar, kisah orang besar, tulisan motivasi dan seni.

Setiap dirinya membeli buku, Zao pasti membelikan buku yang sama untuk Zyx. Ia tertantang dengan minat baca si aneh itu. Keduanya berlomba membaca. Bertemu untuk membahas isi buku, lalu memberi pandangan. Tidak jarang mereka bertengkar sampai tidak saling bicara. Zyx tidak pernah mau mengalah. Zao harus bersabar menghadapinya.

KAOLIN: Mencintai Jalan KehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang