lima

9.7K 975 12
                                    


Di saat pikiran penat, kalut dan juga sedang mengalami mood buruk. Senja selalu main ke tempat kost temannya Faradilla. Penat sungguh bisa membunuhnya perlahan. Hembusan angin rindang pohon mangga tak bisa menyejukkan sanu bari. Ah Senja rasa jika kabur bisa ia lakukan. Pastilah ia lebih memilih jalan itu.

"Mamah gue nikah. Perjodohan gue tetap dilanjut!"

Fara menajamkan telinga.
Dijodohkan di saat mereka akan keluar dari zona mahasiswa. Rasanya begitu menyebalkan. Kita mau lulus terus kerja, tiba-tiba disodorkan undangan pernikahan.

"Kenapa lo gak nolak?" tanyanya sambil mengucek pakaian yang kini berbusa banyak.

"Nyokap mau nikah, gue lebih baik keluar dari rumah. Mungkin dengan cara nikah." Fara membanting sikat cucian karena tak suka nada bicara temannya yang terdengar putus asa.

"Loe itu gak jelek, loe pinter, lo punya masa depan yang gue bisa jamin bakalan indah. Berhenti lo mikirin bakal nikah. Semoga aja cowok yang di jodohin sama lo nolak!!"

"Semoga aja. Btw gue suntuk, ntar malam keluar cari angin. Gue bosan di rumah terus. Pinginnya sih jalan-jalan tapi lo malah nyuci pakaian." Fara mendapat hadiah potongan uang saku karena nilainya jeblok. Jadinya ia hemat nyuci baju sendiri, gak pakai jasa binatu atau laundri kiloan.

"Lo salah ngajak gue. Gue mau jalan-jalan tapi gak ngeluarin uang banyak. Lo tahu gue bokek. Ortu gue tega banget. Apa gue anak angkat ya sebenarnya?" Fara selalu begitu, yah salah orang tuanya juga selaku saja memperlakukan tak adil. Kakak Fara yang pintar selalu di unggulan sedang Fara selalu di nomer duakan.

"Jalan-jalan tapi gak ngabisin duit itu kemana?"

Fara memutar otak mulai mengurutkan tempat nongkrong yang asik tapi minim dana jajannya. Dia jadi pingin ke suatu tempat, untuk melihat seseorang. "Gue tahu tempat nongkrong asyik tapi hemat."

"Kemana?"

"Ah udah ngikut aja!!" Fara akan mengajak Senja ke suatu tempat yang sahabatnya tak akan duga. Tempat banyak berkumpulnya anak laki-laki yang mengendarai motor dan melakukan balapan liar

🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷💐💐🌷🌷🌷

Bremmm...bremmm.....bremmm

Suara motor balap yang sedang di setel gasnya memekakkan telinga. Asap yang keluar dari knalpot memenuhi udara di arena balap liar. Senja bisa kehabisan nafas kalau terlalu lama di sini sedang Fara malah manggut-manggut karena suara berisik motor bercampur musik pop serta rap yang enak di nikmati telinga

"Ra, kita pulang yuk. Di sini banyak anak cowok." Senja tak terbiasa di kelilingi laki-laki apalagi laki-laki yang memakai jaket kulit dan juga menyalakan rokok.

"Tunggu, gue belum lihat balasannya. Jagoan gue malam ini mau terjun langsung di arena balap." Jagoan Fara juga siapa? Di sini laki-laki hampir bermuka sama, sama-sama muka berandal. "Ituh... itu jagoan gue. Troy.... ya ampun cakep banget sih."

Senja memutar leher, matanya melihat seorang pria berhidung mancung, berwajah tampan dan juga tingginya hampir 180an. Itu yang namanya Troy, pemuda yang tampang dan perawakan tubuhnya begitu menonjol di banding yang lain. "Troy?"

"Iya Atroya Dharma Mahatya, leader genk redbulls dan juga pewaris global media Utama." Paket komplit untuk seorang laki-laki. Pantas saja Fara begitu memujanya. "Troy dulu kakak angkat di atas kita 3 tahun tapi sekarang dia udah selesai wisuda. Dia sekarang udah kerja, dan gue denger juga bangun bisnis. Dia itu kesempurnaan seorang cowok. Gue berharap dia jomblo, siapa tau gue bisa daftar jadi istrinya."

"Apa cowok keren kalo bisa bawa motor kebut-kebutan?" tanya Senja sebab kadang ia menganggap aneh selera perempuan jaman sekarang. Yang suka laki-laki macho. Bisa naik motor, berkelahi atau punya banyak pacar. Kenapa tidak naksir yang baik, lurus, pekerja keras dan juga tidak gampangan

Senja dan Saga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang