"SAYA TERIMA NIKAH DAN KAWINNYA Senja Hasta BINTI PRASETYA DHARMA DENGAN MAS KAWIN TERSEBUT DIBAYAR TUNAI," ucap Saga mantap dengan satu helaan nafas."Saksi sah?...sah?.."
"SAH..." terdengar kata sah diucapkan serempak oleh para tamu. Kemudian doa pernikahan mulai dilantunkan.
Sekarang Saga dan Senja sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Pernikahan mereka hanya di hadiri dan kerabat terdekat saja. Keduanya masih tak percaya kalau pernikahan yang sudah mereka tolak mentah-mentah akhirnya terjadi juga"Ini terakhir kali papah ke sini dan jadi penjamin kamu!!" Ancaman Hermawan hanya di jadikan dengusan lirih. Saga tak merasa bersalah sama sekali. Ayahnya berkata seperti itu dulu dan kini buktinya ayahnya juga kemari.
"Oke pah. Temen-temen Saga juga jangan lupa." Hermawan menggeleng pelan sambil menahan wajahnya yang bewarna merah padam. Ia tentu marah sekali dan sikap Saga yang suka tawuran, membuatnya pusing tujuh keliling.
"Boleh. Temen-temen kamu akan papah bebasin tapi dengan satu syarat."
"Apa pun syaratnya Saga sanggup." Paling juga syaratnya cepet lulus atau nilainya di tambah. Saga akan bilang iya walau kenyataannya, nilainya akan tetap sama. Bilang saja nanti sudah nasib dapatnya segitu .
"Kamu menikah dengan Senja!!" Saga langsung kaget, ia sampai mundur ke belakang beberapa langkah. Menikah tak pernah terbesit di dalam agenda hidupnya.
"Papah gila. Aku gak mau!!"
Hermawan dengan tenang memasukkan tangan di kantong saku celana. "Gak mau? Berarti kamu mendekam di penjara dalam waktu cukup lama. Bukan cuma kamu tapi teman kamu juga." Saga mencengkeram rambutnya yang gondrong. Ia sekarang yang pening tujuh keliling. Pilihannya hanya dua, di penjara dalam artian sebenarnya atau di penjara dalam tali pernikahan.
Saga mengambil opsi terakhir. Maka kini ia duduk bersanding dengan gadis asing bernama Senja di panggung pelaminan kecil, bersalaman dengan kerabat dan para tetangga yang hadir. Ya ampun Saga masih sangat muda untuk menikah. Bukan hanya Saga yang merasa lemas Senja juga. Ia kira Saga akan membatalkan acara perjodohan mereka tapi, kenyataannya seminggu lalu keluarga pria itu datang ke rumah untuk melamarnya. Senja yakin setelah ini hidupnya tak akan sama lagi. Rumah Saga terlalu besar dan juga megah. Ia merasa tak pantas tinggal di sini. Senja juga merasa dunianya akan kiamat sebentar lagi.
🐸🐸🐸🐸🐸🐸🐸🐸🐸🐸🐸🐸🐸🐲
Hari sudah berganti malam, Senja baru saja selesai sholat isya. Ia memanjatkan doa supaya kehidupan pernikahannya kelak tak ada aral melintang yang besar. Dan semoga ia sanggup menghadapi malam pertama. Ah ingat itu Senja jadi malu dan tertekan. Tapi ia di paksa menengok ketika mendengar krasak-krusuk di belakang tubuhnya. "Kamu mau kemana, Ga?"
"Gue pergi. Jangan ngadu ke bokap!!"
Pergi kemana malam-malam begini. Dengan memakai jaket jeans robek dan juga sarung tangan karet. Perginya juga jangan bilang-bilang. Tapi syukurlah Saga tak meminta jatah malam pertamanya. Jujur Senja tak siap atau memang tak pernah akan siap.
"Ga...!!" Baru saja ini memanggil tapi Saga sudah hilang dengan melompat jendela kamar mereka. Gila suaminya ini seorang pembalap atau maling sih. Ah masa bodoh, malam ini Senja bisa tidur dengan nyaman karena kasur hanya miliknya seorang.
🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦊🦌
Devi, mertua Senja yang sudah bangun. Berjalan melewati kamar putranya. Kamar itu pintunya tertutup rapat. Jam dinding menunjukkan pukul 6.30. Ah sesiang ini menantu barunya masih lelap memeluk guling. Tak bisa di biarkan menantunya jadi pemalas. Devi akan jadi ibu mertua kejam mirip seperti yang ada di drama India
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Saga
RomanceSenja rasa hidup berdua dengan ibunya saja cukup tapi semua berantakan ketika lamaran itu datang. Kawan lama sang ayah meminangnya untuk dijadikan menantu. Bukan impiannya untuk menjadi istri ketika usianya baru memasuki angka 20. Walau kuliahnya su...