Sepuluh.

10.1K 1K 45
                                    


Senja sudah sembuh total dari kecelakaan yang ia alami bahkan kini juga mulai bekerja yang di sebuah cafe milik Arthur, teman Troy. Tentang Troy, entah kenapa kalau dekat dengannya. Senja merasa nyaman dan terlindungi. Bukan berarti ia mulai jatuh hati pada Troy, tentu tidak. Hanya saja, Senja seperti sejak lama kenal dengan pria itu.

Masalah Saga, Suaminya itu masih melindunginya juga dari sang ibu mertua. Senja jadi tak enak hati bila menjadi orang ketiga di dalam hubungan ibu dan anak. Bukannya surga suami ada di kaki ibunya? Surga istri ada di telapak kaki suaminya. Bagaimana bisa ia terlaksana jika hubungannya dengan ibu mertuanya masih buruk.

"Es teh manis satu dong mbak!"

"Farah tiap hari lo ke sini cuma mau pesen es teh manis doang sama numpang wifi-an." Faradilla hanya tersenyum menunjukkan giginya yang putih bersih. Cafe ini terlalu mahal untuk anak kantong kuliahan seperti dirinya tapi demi nama persahabatan. Semua itu tak masalah.

"Maklumin lah, namanya juga kantong anak kampus. Idola gue belum datang apa gimana?"

Senja mendengus selain numpang wifian, temannya yang satu ini juga suka sekali cuci mata. Lihat cogan, terutama Troy. Gadis ini berharap sekali kalau Troy akan meliriknya. Padahal Senja tahu banyak perempuan yang diam-diam mencuri pandang ke arah Troy apabila pria itu nongkrong di sini. Sayang pemilik cafe terlihat dingin dan galak kalau menyangkut perempuan genit dan cantik.

"Belum, paling nanti pas jam pulang kantor." Fara sedikit cemberut mendengar apa yang sahabatnya ucap. Kemudian dengan gerakan cepat ia melirik jam tangan yang ada di pergelangan tangan kirinya. Baru jam 2 bisa kering dia nungguin Troy muncul yah kalo datang kalau nggak bagaimana. Padahal sebentar lagi ia ada  urusan dengan dosen.

"Lama banget sih, bisa kembung gue nungguin dia. Yang Paling murah di sini cuma es teh manis itu pun harganya 10rb."

"Mau gue kasih yang paling murah."

"Apaan?"

"Air keran, gratis gak usah bayar malah gue bonusin ember."

"Sialan loe!! Gue cabut dulu, ada urusan. Baik-baik ya, lo kerja di sini." ujar teman Senja itu sembari menepuk bahu temannya bermaksud untuk pamit. Meski kadang menyebalkan Fara selalu ada untuknya. Gadis itu selalu mengunjunginya kemari walau tujuannya juga sekaligus mendekati Troy.

"Itu tadi temen kamu?" tanya Arthur sang pemilik cafe yang sedang meracik kopi. Arthur Maleholo, pria usia 25 tahun, muda, tinggi, tampan, berkulit kaukasit dan tentu dengan senyum yang menawan, membuat siapa pun pasti langsung jatuh hati sekaligus teman Troy. Keduanya patungan untuk mendirikan cafe ini.

"Iya kak, kenapa apa ganggu?". Dan lagi-lagi Arthur hanya tersenyum menunjukkan senyumnya yang menawan. Kalau mungkin Senja belum punya Saga, dia yakin akan jadi fans pertama Arthur. Lelaki ini sangat diidam-idamkan para kaum hawa, lulusan universitas Italia di bidang kuliner dan seorang barista yang handal pula. Arthur sosok dewasa yang tak banyak bicara namun giat bekerja. Beruntungnya Senja selalu di kelilingi lelaki tampan.

"Nggak, Kasihan aja. Ke sini cuma minum. Sekali-kali kamu kasih menu kue  yang baru saja ku buat. Yah itung-itung buat tester. Siapa tahu kue aku gak layak disantap." Selain sempurna secara fisik, Arthur dia juga baik. Benar-Benar Lelaki idaman, penggoyah iman.

"Kue yang kakak buat enak kok, gak mungkin gak bisa dimakan." Kemudian pria yang diam-diam Senja kagumi ini malah menyodorkan segelas kopi hitam.

"Minum tapi jangan diminum langsung. Hirup dulu aromanya lalu kamu cecap pakai ujung lidah. Baru dikulum dan rasakan." Senja mengikuti semua instruksi yang di perintahkan sang bos, menyecap rasa kopi dalam wadah gelas.
"Gimana rasanya?"

Senja dan Saga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang