03

6.9K 527 78
                                    




DIRTY ROMANCE 03



Jinyoung hanya bisa menatap kosong pada bayangan dirinya, Arsitek muda berbakat itu berkali kali mematut penampilannya di depan cermin yang seolah mencemoohnya. Betapa lemahnya seorang Jinyoung yang belasan tahun lamanya memendam perasaan sendirian, suka dan duka mungkin berani ia ceritakan pada gadis itu, tetapi mengapa perasaan cinta tidak sempat ia utarakan. Jinyoung harus menyerah, keluarganya tidak menyukai gadis pilihan hatinya atau bahkan membencinya selama ini. Gadis itu hanyalah seorang Jennie Kim, dia yang sebenarnya tidak sanggup marah dan takut dengan serangga, Jennie Kim yang sebenarnya takut kegelapan dan takut dengan petir menyambar saat hujan, Jennie yang sebenarnya seorang penyayang yang terpaksa harus merasa terbuang karena keadaan yang memaksanya demikian. Jinyoung tidak bisa menjadi sebuah perisai yang membentengi gadis itu lagi, dia juga harus menjaga perasaan keluarganya terutama Ibunya yang tidak akan segan segan untuk meminta Jennie menjauh dari dirinya seumur hidup, dan Jinyoung tidak mau itu terjadi. Jennie sudah terlalu banyak menderita dan hidup dalam kesendirian.

"Ayo, Jisoo dan keluarganya sudah tiba. Pesta akan segera dimulai" Ibunya dengan tiba tiba menyelinap dan berdiri di belakang tubuh tegap Jinyoung, wanita cantik yang memiliki senyuman hangat itu kini merangkul lengan puteranya dan sama sama menatap bayangan mereka di cermin.

Jinyoung menganggukkan kepalanya. Iya, sebuah pesta pertunangan yang digelar di kediaman keluarga Park, sebuah pesta megah yang akan mengikat status perjodohan antara Kim Jisoo dan Park Jinyoung baru terealisasikan di bulan ini, ini adalah sebuah janji yang Jinyoung buat dengan keluarganya dan keluarga Jisoo, kedua orangtua mereka bersahabat ditambah lagi Jisoo dan Jinyoung sudah mengenal satu sama lain dalam waktu yang cukup lama.

"Jennie, apakah dia akan datang?" Tanya Nyonya Park yang kini masih setia menggandeng lengan puteranya.

"aku tidak mengundangnya, aku hanya mengundangnya ke pesta pernikahan"

Nyonya Park tersenyum tipis, dia cukup senang dengan keputusan Jinyoung "Kenapa kau tidak mengundangnya? Akan lebih baik, jika gadis barbar itu mengetahui kalau kau akan segera menikah dan menyaksikan pertunanganmu dengan Jisoo. Jadi, kau berusaha menjaga perasaannya?" Nyonya Park memanas manasi perasaan Jinyoung yang sebenarnya sudah begitu cukup untuk menahan kesabaran.

"Ibu, tolonglah. Ini bukan waktu yang tepat untuk membahas mengenai Jennie. Aku dan Jisoo sudah sepakat untuk tidak mengundangnya ke pesta pertunangan"

Senyuman di bibir berlipstiknya itu semakin merekah, dia menepuk pundak tegap puteranya dan memeluk puteranya erat "baiklah, Ibu percaya... Ingat, sebulan lagi kau akan menikahi Jisoo. Ibu mau kau menjaga jarak dengannya, jangan sampai kau datang ke tempatnya bekerja atau sebaliknya, dia menemuimu ke tempat kerjamu. Ibu tidak mau, putera kesayangan Ibu yang tampan ini harus terlibat berita menyebalkan dengan Jennie Kim"

Jinyoung melepas pelukan Ibunya, pria itu hanya bisa menghela nafas berat dan dadanya terasa begitu sesak, ruang utama rumahnya sudah mulai ramai oleh beberapa tamu yang datang. Maka, untuk kali pertamanya Jinyoung harus menerapkan sikap dingin seperti yang telah Jennie ajarkan padanya. Jinyoung harus berpura pura bahagia, sebab dia juga menyadari bahwa sumber kebahagiaannya tidak akan pernah muncul dan bahkan tidak mengetahui adanya sebuah pesta antara dirinya dan Kim Jisoo.

Nyonya Kim menaruh sebuah guci porselen yang sangat cantik dengan ukiran klasik hampir memenuhi seluruh permukaan tembikar antik tersebut, sesosok wanita cantik dengan rambut panjang, tatapan mata yang angkuh dan tajam, dan sebuah mahkota silindris yang tinggi membingkai kepalanya. Sekilas, ketika Nyonya Kim melihat potret dalam ukiran tembikar tersebut, dia bisa melihat wajah puterinya dan karakter Jennie tertuang dalam tembikar buatan Vietnam yang diberikan oleh Chanyeol padanya sebagai hadiah pertemuan mereka. Jennie baru saja keluar dari dalam kamar mandi, gadis itu melihat Ibunya tengah menatap pada sebuah tembikar berukuran kira kira 30 centimeter berwarna putih mengkilap karena tertimpa cahaya ruangan.

Dirty Romance (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang