Sudah bisa kalian beli di google book. Berikut link nya
https://play.google.com/store/books/details?id=ItKoDwAAQBAJ&1101l7N6J
Kasih review yg bagus yaa sayang 💙
Dua-duanya adalah orang dengan watak keras, memiliki pendirian tak terbantahkan dan ti...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mata Chanyeol terbuka dengan sentakan. Mimpi buruk. Badannya yang bau sex masih berkeringat tapi kali ini karena mimpi buruk. Sudah gelap, tampaknya cukup larut karena suasana rumah terdengar sepi dan tentram. Pria itu mendesah lelah dan tanpa sengaja melirik ke dalam rengkuhan tangannya. Entah bagaimana perasaannya begitu tenang dan damai. Jennie tertidur disitu dalam dekapannya. Berbantalkan lengan kanannya yang berotot, sibuk bermimpi didada bidang Chanyeol. Sama-sama telanjang dan bau sehabis-bercinta-panas.
Chanyeol tak tahu, kalau selama ini memeluknya membuat ia menjadi kalut akan suatu perasaan asing yang unik. Kembali teringat akan kata-kata temannya, Dia jatuh cinta..pada Jennie. Benarkah itu? Oh jangan dulu. Chanyeol kembali menatap wajah malaikat tidur tersebut dengan mata tajam namun lembut. Menghirup aroma keringat Jennie yang begitu harum tercampur dengan miliknya. Menyisipkan helai rambutnya dibelakang telinga Jennie tanpa membangunkan wanita itu.
Dia cantik. Sungguh Cantik. Tapi dia bukanlah yang tepat untuk Chanyeol. Dan peringatan itu seolah muncul bak sebuah pisau tajam yang kemudian menusuk ke dalam jantung Chanyeol. Mengapa begini? Mengapa ketika Chanyeol harus menyelesaikan misinya dan ditengah jalan dia mulai tertarik untuk menyukai wanita ini? Sejujurnya, Chanyeol sadari ia sedikit memiliki suatu ruang hanya untuk Jennie. Kebersamaan mereka yang terjalin walau sepenuhnya buruk, tak urung mengubah daya tarik Jennie kepada Chanyeol.
Sementara lima menit habis memandangi wajah cantik yang sedang tertidur, bergelut dan berperang dengan kata hatinya, Chanyeol kembali teringat sesuatu. Sebelum ia beranjak pergi, bibir itu sempat mengecup kecupan sayang, didahi Jennie. Selembut bulu dan sehalus sutra. Membuat Jennie mengerang-bergerak kecil tapi tidak ingin membuka mata. Chanyeol tersenyum lalu perlahan pergi.
"Chanyeol?"
"ayah" Hening sejenak. Hawa tidak enak diantara sambungan telpon mereka menyelimuti. Chanyeol menatap refleksi tubuhnya sendiri yang sekarang hanya bertelanjang dada dan boxer biru gelap-pada cermin kamar mandi. Wajahnya terlihat khawatir.
"aku..hanya ingin tahu bagaimana perkembanganmu" suara Ayahnya yang parau terdengar.
"ya, aku baik" jawab Chanyeol ragu-ragu.
"tetap pada jalan kita, bukan?"
"ya, dan.. ayah, aku..bagaimana kalau aku sampai menyukai wanita itu?"
