Coment dong...
Coment ya...-mother in law-
Sudah tiga hari berlalu sejak Chaeyoung menjalani pekerjaan seminggunya sebagai pemandu wisata. Itu berarti, sudah tiga hari ia lalui dengan lelaki menyebalkan itu. Walau begitu, Chaeyoung telah menahan dirinya untuk bersabar menghadapi tingkah Junhoe yang terkadang membuatnya ingin melempar lelaki itu ke jurang terdalam di dunia ini. Dan selama tiga hari ini, Chaeyoung bersyukur karena ia bisa melaluinya walau terkadang ada pertengkaran kecil diantara mereka.
Pagi ini, Junhoe ikut Mingyu dan Dahyun yang katanya ingin ke padang bunga matahari. Lelaki itu sengaja karena ia tahu jalan menuju padang itu harus melewati rumah Chaeyoung. Lagi pula, rencananya dan Chaeyoung hari ini adalah pergi ke bukit dekat rumah Chaeyoung. Jadi, dari pada gadis itu harus pergi ke penginapan dulu baru kembali ke rumahnya, lebih baik gadis itu diam di rumahnya dan biarkan Junhoe yang akan menghampirinya.
Eh?
Junhoe tiba-tiba menggeleng pelan. Lelaki yang saat ini sedang berjalan di samping Mingyu itu tiba-tiba merasa aneh sendiri. Mengapa ia tiba-tiba merasa seperti seorang lelaki yang ingin terlihat gentle di hadapan gadis yang ia sukai? Ah, tidak bisa seperti itu! Chaeyoung gadis galak yang menyebalkan, bagaimana bisa ia merasa seperti itu? Tapi, kenapa memikirkan Chaeyoung membuat udara di sekitarnya menjadi panas? Ck, Junhoe rasanya ingin mengumpat saja.
Tapi, kalau dipikir-pikir, Chaeyoung manis juga. Saat gadis itu berdecak dan mencuatkan bibirnya karena kesal rasanya ia ingin....
Oh, tolonglah! Junhoe harus mencuci otaknya sebelum ia menjadi gila karena memikirkan Chaeyoung.
"Junhoe-ya?"
Junhoe mengerjap, lalu menoleh pada Mingyu yang kini sudah berhenti berjalan. Ia lalu turut menghentikan langkahnya dan menautkan kedua alisnya sambil menatap temannya itu.
Mingyu menggerakan dagunya, mengisyaratkan Junhoe untuk menoleh ke kanan. Dan tanpa berpikir lagi, lelaki bermarga Koo itu langsung menoleh. Sedetik kemudian, matanya melebar karena menangkap sosok gadis menyebalkan yang sejak tadi menghiasi kepalanya.
"Kau seharusnya mundur lima meter dari sini," Junhoe mengerjap lagi. Detik berikutnya ia menoleh ke belakang dan mendapati rumah Chaeyoung lima meter di belakang sana.
"Ah, maaf," gumamnya pelan. Ia kemudian menoleh dan menatap Mingyu, mengisyaratkan temannya itu untuk segera melanjutkan perjalanan mereka.
Setelah Mingyu pergi, Junhoe menoleh lalu menatap Chaeyoung yang kini sedang menatapnya datar dengan kedua tangan yang terlipat di bawah dadanya.
"Ke-kenapa?" dan entah mengapa, lelaki itu terlihat tak santai seperti biasanya saat mengajukan pertanyaan itu.
"Ayo pergi," ajak Chaeyoung setelah menghembuskan nafas malas. Gadis itu tidak merasa ada yang aneh dengan Junhoe, sehingga ia bersiap seperti biasanya. "Apa kau ingin berdiri di sini hingga siang?"
Junhoe mendengus, tapi tak memberikan reaksi selanjutnya. Lelaki itu lalu memutar langkahnya untuk mengekori Chaeyoung saat gadis itu sudah mulai melangkah.
Mereka kemudian berjalan bersama, melintasi kembali jalanan setapak di depan rumah Chaeyoung sebelum berbelok ke selatan, yang berlawanan dengan jalan ke utara yang menuju ke tengah desa.
Selama mereka berjalan, Chaeyoung terus mengoceh tentang apa yang ia tahu mengenai bukit kecil yang ditumbuhi bunga liar yang tengah mekar dengan indah. Gadis itu melakukan apa yang seharusnya ia lakukan sebagai pemandu wisata, tanpa menyadari apa yang Junhoe lakukan di belakang sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mother In Law
FanfictionKim So Eun tidak tahu bagaimana nasib pernikahannya dan apa yang terjadi pada anaknya setelah ia melahirkan. Ia tak tahu apapun karena saat ia terbangun, dirinya telah berada di sebuah klinik di desa terpencil bersama Park Chaeyoung, gadis yatim pia...