Mother In Law 25

2.3K 272 22
                                    


Chaeyoung bersama Eunbi dan Dahyun sedang duduk bersama di pojok kelas. Ketiga gadis itu kini sedang serius menatap laptop Eunbi yang sedang memutar sebuah film. Entah apa filmnya, yang jelas mereka bertiga sangat serius menonton. Mereka bahkan mengabaikan teman-teman sekelas mereka yang kini sudah sibuk dengan urusan masing-masing karena guru yang seharusnya mengajar tidak masuk.

"Wooooaaaahhhhh!"

"Astaga! Manis sekali!"

Suara pekikan Eunbi dan Dahyun tiba-tiba terdengar saat film yang mereka tonton menyajikan adegan di mana sang pemeran utama pria mencium si pemeran utama wanita dengan begitu mesranya. Kedua gadis itu sudah baper sendiri dan kini sibuk cubit-cubitan gemas, mengabaikan Chaeyoung yang ekspresinya sangat jauh berbeda dari mereka.

Ya. Chaeyoung saat ini terlihat kaget dengan mata yang melebar dan mulut yang terbuka. Bukan. Chaeyoung bukan tidak tahu bahwa film yang mereka tonton, nantinya akan menampilkan adegan semacam itu. Hanya saja, adegan itu membuat satu kenangan bergerak aneh di kepalanya, memaksa untuk keluar dengan cara yang membuat ia tak siap.

Chaeyoung belum siap mengingat kenangan itu lagi.

Kenangan yang membuat perasaannya tak karuan, di mana dadanya bergemuruh dan membuatnya serasa ingin meledak. Kenangan yang membuat perpisahan yang seharusnya berjalan manis hanya menjadi angan-angan. Kenangan yang membuat semuanya berantakan.

Dan nama Koo Junhoe tertulis dalam kenangan itu sebagai pemeran utamanya.

"Chaeyoung-ah, kau tidak apa-apa?"

Chaeyoung mengerjap beberapa kali, lalu menoleh dan menatap Eunbi yang mengajukan pertanyaan itu. Dahyun yang ada di sisi Eunbi juga terlihat menatapnya heran.

"Memangnya aku kenapa?" tanya balik Chaeyoung, berusaha agar ia tetap terlihat tenang.

"Kau terlihat tidak baik," jawab Eunbi.

"Matamu seperti mau keluar dari tempatnya. Apa kau sakit?" lanjut Dahyun tanpa dosa.

Chaeyoung menggeleng pelan, tidak tahu juga harus menjawab pertanyaan itu dengan apa. Nyatanya, dia memang tak sakit. Hanya saja, sesauatu membuatnya merasa tak enak.

"Lalu, kau kenapa?" tanya Dahyun lagi.

Chaeyoung menggeleng lagi sebelum melempar tatapannya pada kedua teman kelasnya itu.

"Apa guru Lee tidak masuk juga?" tanya gadis itu mengalihkan pembicaraan.

Walau tak tahu apa maksud Chaeyoung menanyakan hal itu, Eunbi hanya mengangguk sebagai jawaban, membuat gadis tinggi yang duduk bersamanya dan Dahyun itu menghembuskan nafas lega, entah karena apa.

"Kenapa? Kau mau pulang?" tanya Dahyun saat melihat Chaeyoung beranjak dari duduknya.

"Ya, aku ingin belajar di rumah saja," jawab Chaeyoung.

"Pastikan jika kau benar-benar belajar dan tidak berkeliaran tak jelas, Park Chaeyoung," ucap Eunbi yang walau tak tinggal di desa yang sama dengan Chaeyoung, sudah hafal apa yang teman sekelasnya itu lakukan setiap hari.

"Tapi, aku hidup karena uang, Jung Eunbi," balas Chaeyoung yang kini sudah berada di bangkunya dan sibuk mengambil tasnya.

Setelah mengambil tasnya dan berjalan keluar kelas, Chaeyoung menyentuh dadanya yang entah mengapa terus berdebar saat kenangannya bersama Junhoe di sungai di pinggir desa terulang begitu saja. Ada rasa aneh yang belum pernah ia rasa di sana.

Dia ia ingin mengakui sesuatu.

Dirinya ingin bertemu dengan lelaki itu.

Melihat lelaki itu. Wajah songongnya. Senyum menyebalkannya.

Mother In LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang