Junhoe berdecak, kini menatap mobil hitam yang terparkir di halaman rumahnya. Jangan tanya itu milik siapa, karena mobil itu miliknya. Hadiah dari Go Hyun saat ia baru akan masuk ke Universitas. Tapi, ia terlalu cinta pada kuda besi kesayangannya sehingga mobil itu jarang ia gunakan. Bisa dihitung dengan jari berapa kali ia menggunakan mobil itu sejak Go Hyun memberikan mobil itu.Tapi kali ini, Junhoe harus mengunakan mobil itu. Untuk menjemput seseorang yang ibunya bilang sebagai calon pasangannya. Junhoe tidak tahu untuk apa menjemput gadis itu sehingga ia harus membawa mobil. Untuk bertemu dengan gadis itu? Sudah jelas, hanya saja kenapa harus pakai mobil?
Junhoe tak suka bawa mobil. Terlalu merepotkan baginya. Bawa motor jauh lebih menyenangkan. Bahkan saat mengantar Chaeyoung pulang ke desa yang sangat jauh saja, Junhoe memakai motor.
Dan kini, harus pakai mobil.
"Kau sudah siap?"
Junhoe berdecak, lalu menoleh pada Jungkook yang berdiri di belakangnya. Lelaki itu sudah mengajak Jungkook untuk pergi menjemput gadis yang dimaksud ibunya. Dan itu sudah disetujui Go Hyun dengan syarat Jungkook mau jadi supir Junhoe dan gadis itu saat pulang nanti. Jungkook sebenarnya tidak mau, tapi demi Junhoe ia rela.
Oh, bukankah mereka sahabat yang manis?
Lupakan!
Mari kita kembali pada Junhoe yang masih memasang tampang malasnya karena harus bawa mobil.
"Kau bawa mobil," ucap Junhoe sambil menyerahkan kunci mobilnya pada sahabatnya itu.
"Apa?!" tanya Jungkook tak terima. "Aku sudah bersedia jadi supirmu saat pulang nanti, jadi kau yang bawa sekarang."
"Bawa atau kau tinggal?!"
"Terima kasih, tuan Koo. Aku dengan senang hati akan memilih untuk tinggal."
"Sialan!"
Junhoe kembali berdecak. Lantas berjalan membuka pintu mobil dan langsung masuk ke sana. Duduk di belakang kemudi membuat Jungkook tersenyum senang sebelum ikut masuk ke dalam mobil.
"Baiklah, ke mana kita akan pergi?" Jungkook bertanya setelah ia memasang sabuk pengamannya.
Junhoe yang sudah siap mengemudi hanya melempar selembar kertas yang ia pegang sejak ia masuk ke dalam mobil, membuat Jungkook yang menjadi tujuan kertas itu menangkapnya segara.
Jungkook melihat isi kertas itu dan seketika keningnya langsung mengernyit.
"Calon pasanganmu ini tinggal di desa?" tanya Jungkook tak yakin. "Ibumu tidak salah?"
"Mungkin dia putri tuan tanah di sana," sahut Junhoe acuh.
-mother in law-
Akhir pekan ini, Kim Bum libur. Dan itu nereka bagi Sang Hyun.
Bocah itu sudah menangis sejak pagi hari, membuat So Eun kewalahan karena Kim Bum sama sekali tidak membantunya untuk menenangkan Sang Hyun. Yang ada, pria itu semakin membuat anaknya menangis.
Ini semakin melelahkan bagi So Eun karena Sang Hyun tak pernah menangis seperti itu. Bocah itu pintar dan penurut. Tak pernah menangis jika diganggu Kim Bum. Ingat bagaimana hubungan ayah dan anak itu? Juga apa yang sering mereka lakukan? Bahkan Kim Bum yang lebih sering dibuat kesal karena tingkah anaknya.
Dan ini juga aneh bagi So Eun. Karena kata Junhoe, setiap Kim Bum pulang dari pekerjaannya, Sang Hyun akan senang.
"Sso, jangan menggendongnya terus," Kim Bum memeluk So Eun yang tengah menggendong Sang Hyun, membuat wanita itu kesusahan bergerak. "Lepaskan dia karena dia harus membiasakan diri!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mother In Law
FanfictionKim So Eun tidak tahu bagaimana nasib pernikahannya dan apa yang terjadi pada anaknya setelah ia melahirkan. Ia tak tahu apapun karena saat ia terbangun, dirinya telah berada di sebuah klinik di desa terpencil bersama Park Chaeyoung, gadis yatim pia...