Ruangan bernuansa putih itu hanya diisi oleh sebuah ranjang dengan nakas kecil di sisi kanannya. Jendela di sebelah kiri ranjang tak di buka dan hanya dibuka tirainya, menghalangi sedikit cahaya matahari yang hendak masuk ke ruangan itu. Di atas nakas ada segelas air dan di depan nakas itu ada sebuah kursi yang kosong.Pintu terbuka, seorang gadis berambut panjang melongokan kepalanya ke dalam. Gadis itu masih menggunakan seragam sekolahnya dan ia masih membawa tasnya. Bukti bahwa ia baru saja pulang dari sekolah.
Gadis itu lalu melangkah masuk, menghampiri ranjang yang diisi oleh seorang wanita yang sedang berbaring dengan mata terbuka. Tatapan wanita itu kosong dan hanya tertuju pada langit-langit ruangan itu.
"Kau sudah bangun, nyonya?! Aku akan memanggil dokter Kang untuk memeriksamu," tanpa menunggu jawaban dari wanita itu, gadis berambut panjang itu lalu berlari kecil keluar dari ruangan itu. Dan tak sampai lima menit kemudian, ia kembali dengan seorang dokter cantik di belakangnya.
Dokter Kang memeriksa keadaan wanita yang masih diam di atas ranjangnya itu. Sementara gadis pelajar itu, menatap setiap gerakan yang sang dokter lakukan dengan tidak sabar.
"Bagaimana keadaanya, dokter?" tanya gadis itu begitu dokter Kang selesai dengan pekerjaannya.
Dokter Kang tersenyum lalu mengatakan pada gadis itu jika wanita yang ia bawa itu sudah lebih baik.
Sementara itu, wanita yang terbaring di ranjang itu memejamkan matanya sesaat, sebelum ia membuka matanya dan menatap gadis pelajar tadi.
"Anakku dimana?"
Gadis pelajar itu sontak menoleh saat suara lirih dan nyaris tak terdengar itu menggema di sekitarnya. Matanya kini menatap wanita cantik yang tengah berbaring itu tanpa tahu bagaimana ia menjawab pertanyaan itu. Sementara itu, sang dokter terlihat melirik sang gadis pelajar sebelum ia menatap wanita yang terbaring lemah di atas ranjang.
"Maaf, nyonya. Tapi, Chaeyoung hanya menemukanmu. Dia tak menemukan anakmu."
Ucapan dokter Kang membuat wanita itu memejamkan mata sesaat, sebelum ia membukanya lagi dan memperlihatkan sesuatu yang menyedihkan di sana.
Wanita itu lalu menatap gadis pelajar yang masih diam di tempatnya. Dari posisinya saat ini, wanita itu dapat melihat sebuah nametag bertuliskan Park Chaeyoung pada dada kiri seragam gadis itu.
"Jadi itu nyata?" wanita itu bersuara lagi, membuat Chaeyoung bingung bagaimana menghadapi wanita itu.
Beruntung dokter Kang adalah dokter yang memahami pasiennya. Dokter cantik itu lalu mendorong pelan pundak Chaeyoung, mengisyaratkan pada gadis itu untuk duduk di sisi ranjang dan ia sendiri duduk di kursi kosong yang ada di sisi ranjang itu.
Chaeyoung sendiri setelah melepas tasnya, ia naik ke atas ranjang lalu menatap wanita yang kini juga menatapnya itu. Gadis berambut pajang itu lalu mengukir sebuah senyum manis.
"Namamu siapa, nyonya?" tanyanya pelan, berharap wanita itu akan menjawab pertanyaannya.
Wanita itu diam sebentar, menatap Chaeyoung yang tersenyum begitu tulus padanya.
"So Eun. Kim So Eun," jawabnya sama pelannya.
"Baiklah, nyonya Kim," ucap Chaeyoung senang sambil melebarkan senyumnya.
So Eun-wanita itu-menggeleng cepat, membuat Chaeyoung menautkan alisnya heran.
"Jangan panggil aku nyonya. Panggil namaku saja,"
"Itu tidak sopan. Kau lebih tua dariku. Bagaimana kalau aku memanggilmu eonni?" tanya Chaeyoung.
So Eun terdiam. Merasa getaran indah yang menghangatkan hatinya karena perasaan yang sudah lama tak ia rasakan. Tiga detik setelah itu, ia tersenyum kecil, membalas senyum yang Chaeyoung berikan padanya sejak tadi lalu mengangguk kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mother In Law
FanficKim So Eun tidak tahu bagaimana nasib pernikahannya dan apa yang terjadi pada anaknya setelah ia melahirkan. Ia tak tahu apapun karena saat ia terbangun, dirinya telah berada di sebuah klinik di desa terpencil bersama Park Chaeyoung, gadis yatim pia...