Setelah Sang Hyun berjalan keluar ruangan kerjanya, usai merecoki urusan kedua orang tua bocah itu dan merengek pada Jin Go untuk pergi jalan-jalan, Kim Bum lantas berjalan cepat ke arah pintu dan menutupnya dengan cepat. Dan setelah pintu itu kembali tertutup, pria itu tersenyum senang lalu melangkah ke arah So Eun yang kini sedang duduk di salah satu sofa yang ada di ruangan itu sambil sibuk membuka tas tangan yang tadi ia bawa. Tas itu berisi bekal makan siang yang sudah ia masak khusus untuk suami tercintanya."Kau yang memasak semua ini?" tanya Kim Bum antusias saat ia telah duduk di samping So Eun.
"Siapa lagi?" tanya balik So Eun yang mulai memberi Kim Bum sumpit dan membuka kotak bekalnya.
Kim Bum mengangguk lalu menerima kotak bekal yang So Eun berikan padanya.
"Aku ingin tanya sesuatu," ucap Kim Bum setelah ia memakan satu telur gulung yang ada di dalam kotak bekalnya.
"Apa?" So Eun yang juga ikut makan, hanya menanggapi seadanya sambil mengunyah makanannya sendiri.
"Tadi kau bilang, kau ingin menyakan tentang kursi yang seharusnya milikmu. Kursi apa yang kau maksud?"
So Eun menghentikan gerak tangannya yang akan memasakukan potongan daging ke dalam mulutnya. Wanita itu lalu menutup mulutnya dan menatap sang suami dengan sebelah alis terangkat.
"Kau yakin ingin membahas itu?" tanya wanita itu tak yakin.
Kim Bum yang bingung, hanya mengangguk saja.
"Lupakan saja. Tadi, aku hanya bercanda. Tidak ada kursi apapun yang kumaksud," ucap So Eun lalu kembali malanjutkan kegiatan makannya.
Kim Bum yang sedang mengunyah, mempercepat kegiatannya itu lalu menatap istrinya itu dengan tatapan penuh tanya.
"Aku tidak sebodoh itu untuk percaya, So Eun."
"Dan karena kau tidak sebodoh itu, aku tahu kau mengerti dengan kursi yang kumaksud, Kim Bum," balas So Eun.
"Ya, aku tahu!" jawab Kim Bum sambil mengangguk. "Aku bisa mengembalikan kursi itu padamu."
Ucapan sang suami membuat So Eun kembali menatapnya. Sebuah senyum lalu tercetak di wajah cantiknya. Ada rasa bahagia tersendiri dalam dirinya saat tahu Kim Bum masih sama seperti dulu, masih melakukan apapun yang ia inginkan.
"Tidak perlu. Lupakan saja hal itu. Aku tidak mau mengecewakan ibu. Lagi pula, sekarang aku punya Sang Hyun. Bukankah aku sudah pernah mengatakan ini padamu!? Aku ingin mengganti semua waktu yang ia lalui tanpaku."
Kim Bum terdiam, tidak tahu bagaimana menjawab So Eun. Ia juga tak bisa menolak apapun yang So Eun ucapkan. Alasan wanita itu sangat masuk akal, walau salah satunya sama sekali tak ia setujui. Tapi, apa boleh buat? Lagi pula, seperti yang telah terjadi sebelumnya, ia sama sekali tak bisa menolak wanita itu.
-mother in law-
Chaeyoung melebarkan matanya saat bis yang tadi ditumpanginya bergerak pergi dan menampilakan pemandangan yang tadi tertutupi badan bis tadi. Jadi, sesuai petunjuk wanita di stasiun tadi, Chaeyoung akhirnya naik bis dan telah turun di halte perhentian ketiga, di sini. Dan di depan sana, di sebarang jalan dari halte itu, ada pemadangan paling indah yang selama ini hanya bayang-bayang Chaeyoung.
Universitas Seoul dengan gerbang besarnya yang mewah.
Chaeyoung tak dapat menahan dirinya untuk berdecak kagum. Ia tak pernah berpikir jika ia benar-benar akan datang ke Universitas itu. Walau bukan sebagai mahasiswa, setidaknya Chaeyoung bahagia bisa ke sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mother In Law
FanfictionKim So Eun tidak tahu bagaimana nasib pernikahannya dan apa yang terjadi pada anaknya setelah ia melahirkan. Ia tak tahu apapun karena saat ia terbangun, dirinya telah berada di sebuah klinik di desa terpencil bersama Park Chaeyoung, gadis yatim pia...