AS - 3

2.6K 251 5
                                    

Biasakan baca a/n. Happy reading!

Umji membalikan tubuhnya ke arah parkiran lagi. Mencoba sekuat tenaga untuk menahan tangisnya, tapi tidak bisa. Ia ingin kembali ke mobil sebelum Suga menyadari kehadirannya. Ia tidak ingin terlihat lemah. Ia gadis kuat.

Tapi, ayolah... Siapa wanita yang kuat melihat kekasihnya berpelukan lama dengan wanita lain?

Ia kembali menjalankan mobilnya menuju rumah. Niatnya menjemput Suga hancur sudah. Umji terlanjur kecewa.

Ya.. tapi ini Umji. Sebesar apapun rasa kecewanya kepada seseorang, ia akan menutupinya dan bertingkah seolah dirinya tidak apa-apa. Seolah tidak terjadi apa-apa.

- - - - -

"Eonni?" panggil Sohye kesekian kalinya.

Sohye mengetuk pintu kamar sang Umji. Masih tidak ada sahutan dari dalam sana.

"Yewon eonni? Eonni belum makan siang, ayo makan dulu!" bujuk Sohye.

Khawatir. Itulah yang Sohye rasakan. Saat Umji pulang -Sohye tidak tau darimana-, ia dalam keadaan menangis. Ada tambahan yang membuat Sohye makin khawatir. Berlari menuju kamar dan mengurung diri di dalam sana.

Sekarang sudah pukul 4 sore, tapi Umji belum keluar dari kamarnya. Makan siang pun belum.

Karena sudah lelah, Sohye kembali ke dapur dan menghampiri ibunya yang sedang masak untuk makan malam.

"Eomma," rengek Sohye kepada ibunya.

"Ada apa, Sohye-ya?" tanya Ny. Kim.

"Yewon eonni masih belum keluar kamar, aku khawatir. Dia juga belum makan apa-apa."

Ny. Kim memghentikan aktifitasnya.

"Sohye-ya, bisa gantikan eomma masak? Biar eomma yang coba bujuk eonni-mu," pinta Ny. Kim pada Sohye.

Sohye mengangguk dan mengambil alih masakan. Membiarkan sang ibu membujuk kakaknya untuk makan.

Sementara itu, Ny. Kim berjalan menuju kamar Umji. Sekedar informasi, kamar Umji dan Sohye sekarang terpisah. Umji di kamar lama milik Sowon dan Sohye tetap di kamar yang dulu.

Tok... tok... tok...

Ny. Kim mengetuk pintu kamar Umji.

"Yewon-ah? Bisa buka pintunya?" panggil Ny. Kim.

Tak ada sahutan memang, tapi terdengar suara kunci pintu yang diputar. Dan setelah itu pintu terbuka. Terlihatlah Umji dengan mata sembab dan wajah memerah.

Umji segera memeluk ibunya. Ny. Kim memeluk Umji balik, mencoba menenangkan putrinya itu.

"Ada apa?" tanya Ny. Kim pelan.

Umji tidak menjawab. Ia hanya menangis dalam diam.

"Ya sudah kalau tidak mau menjawab. Ayo makan dulu! Kamu belum makan siang kan? Eomma yakin air mata ini tidak membuatmu kenyang," bujuk Ny. Kim dengan sabar.

Umji menghela napas panjang. Ia merasa bersalah karena sudah membuat ibu dan adiknya khawatir.

Umji menegakkan tubuhnya kembali. Ia menghapus sisa air matanya dan tersenyum tenang seolah tadi tidak terjadi apa-apa.

"Ayo makan!" ajak Ny. Kim sambil menuntun putrinya ke ruang makan. Umji hanya mengangguk dan mengikuti langkah sang ibu.

- - - - -

Umji menatap langit-langit kamarnya sambil sesekali melirik ke ponsel yang ada di samping kanannya. Umji berharap ada notif dari Suga, ia mencoba melupakan tragedi menyakitkan di bandara tadi.

Drrtt.. drrtt..

Ponsel Umji berdering, menandakan ada panggilan masuk. Ketika melihat siapa yang menelpon, Umji langsung mengangkatnya.

"Hm?" Umji hanya berdeham. Ia tidak tau harus berkata apa.

"Umji-ya?" panggil Suga dari sebrang sana.

"Ne, oppa?"

"Bagaimana persiapannya?"

"Lancar, kok."

"Oh. Baguslah."

"Um.. Oppa?"

"Ne?"

"Oppa kapan pulang ke Seoul?" Umji berbohong, padahal dia tahu Suga sudah di Seoul.

"Ye? Ah... belum tahu."

"Kalau begitu, cepat pulang ya. Temani aku menyiapkan pernikahan kita."

"Ne. Aku usahakan cepat pulang. Ah, iya.. Umji-ya. Aku tutup dulu teleponnya. Maaf aku sibuk."

"Oh. Oke. Gwenchana."

"Tidurlah, sudah malam. Jalja."

"Hm, jal--" sambungan terputus.

Lagi-lagi Suga memutuskan panggilan lebih dulu. Suga juga berbohong. Oke, Umji juga berbohong sedikit tadi.

Tapi, apa tidak bisa Suga berkata jujur saja? Kenapa bukan Suga sendiri yang memberitahu tentang kepulangannya? Kenapa Umji tahu ini dari Chaeyeon? Kenapa niatnya untuk memberi kejutan dengan menjemput Suga malah berakhir kesedihan yang di dapat? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang muncul di pikirannya.

Yang bisa Umji lakukan saat ini hanyalah memberi semangat pada diri sendiri dan berusaha untuk bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Umji pikir, lebih baik dirinya mengalah demi Suga daripada mengungkit masalah ini dan berujung pertengkaran. Ia tidak mau itu terjadi.

Dan ya,, inilah Umji sekarang. Sosok wanita kuat (walau tak sekuat power rangers), ia berjanji pada dirinya sendiri tidak ingin menangisi semua yang sudah terjadi.

= = =

Go go power rangers!!!

Semangateu Umji-ya! Walau kamu gak sekuat power rangers, tapi aku akuin kalau kamu lebih kuat daripada aku.

*apasih han?! Gajeeee...

NC.A SAMA HYUNJOO MASUK TOP 9 FINAL LINE UP THE UNIT+ G!!!!

Abaikan saja a/n ini kawan-kawan.

Eh, jangan deng...

Makasih untuk 0.3k followersnya... gue makin sayang sama kalian <3 Saranghae..

Kuylah baca cerita 'Remember'. Bahasanya baku ya gengs, soalnya gue ikut kontes menulis bahasa Indonesia special valentine. No Korean language. Tapi latarnya di Korea.

Castnya bukan idol, bukan artis. Namanya Ryu Hyun-Joo dan Hwang Minhyuk.

Tertarik? Langsung cek work ya!

AS ini dikit banget yang baca ya? Sebenarnya gpp sih, gue bakal tetap usahain post meskipun dikit yang baca.

Eh, komen dong. Gue kangen komenan kalian. Ya, intinya ngeliat vomment kalian itu jadi lebih semangat nulisnya.

Kepanjangan. Udah ah.

Jangan lupa vomment!

= = =

Next Chapter :

"Yerin eonni!"

- - - - -

"Kamu kenapa?"

MY Cold Boy - After Story [Umji x Suga FF] 》END《Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang