Sampai di tempat memesan undangan, mood Umji kembali membaik. Ia begitu semangat untuk melihat hasil undangannya.
"Ah, kalian! Undangannya sudah jadi," kata Ny. Han sebagai pemilik percetakan ini. Ia tersenyum menyambut pasangan yang akan segera menikah tersebut.
"Annyeonghasaeyo, Ny. Han!" sapa Umji ramah.
"Ini! Undangan kalian!" ucap Ny. Han sambil memberikan dua paper bag berisi undangan.
"Ah.. Kamsahamnida." Umji menerimanya.
Umji mengangkat paper bag berisi undangan tersebut. Melihat Umji kesulitan membawanya, Suga akhirnya menarik paper bag tersebut ke tangannya. Umji sempat terdiam, namun akhirnya ia membiarkan Suga yang membawa paper bag-nya.
Mereka berjalan keluar toko. Baru beberapa langkah, Umji berhenti karena ada yang menyapanya.
"Kim Ye-Won!" sapa seseorang.
"Eoh? Tuan Cha!" seru Umji terlihat senang. Ya, Cha Eun-Woo. "Sedang apa kamu di sini?"
"Hmm,, ada yang sedang aku cari. Kamu sendiri?"
"Mengambil undangan yang aku katakan kemarin."
"Oh, begitu." Eunwoo hanya bergumam.
"Ah iya! Tuan Cha, perkenalkan ini Min Yoon-Gi, calon suamiku." Lagi. Umji menyebutnya bangga. Tapi sayang, Suga tak memyadari itu. Suga sedang sibuk menatap Eunwoo dengan tatapam tak suka dan ingin mengusir.
"Oh... Cha Eun-Woo imnida. Aku rekan kerja nona Kim," kata Eunwoo sambil menatap sekilas Suga yang ada di sebelah Umji.
"Hm." sahut Suga singkat kemudian berjalan menuju mobilnya.
"Oppa!" panggil Umji dengan setengah berteriak.
"Kejarlah! Mungkin dia tidak suka kamu bicara denganku," kata Eunwoo.
"Umm.. mianhae, Tuan Cha. Aku harus ke sana. Terima kasih untuk obrolan singkatnya. Aku permisi." pamit Umji. Dan tanpa menunggu jawaban Eunwoo, Umji segera berlari mengejar Suga.
Eunwoo hanya menatap kepergian Umji dan membuang napas kasar.
- - - - -
"Oppa! Kenapa kamu meninggalkanku?" marah Umji ketika membuka pintu mobil.
Terlihat Suga sedang membaca undangan mereka.
"Masuk!" perintah Suga dengan nada bicara dingin.
Umji terdiam. Suga versi dingin selalu menyeramkan. Tetap saja, Umji menuruti perintah Suga. Setelah masuk, Umji menutup pintunya.
Suga segera melajukan mobilnya.
"Undangannya," kata Suga membuka suara. "Kenapa yang ini?" tanya Suga sambil menunjukkan undangan yang masih ada di tangan kanannya.
"Hah? Waktu itu oppa yang memilihnya. Oppa tidak suka? Padahal bagus, dan oppa sendiri yang memilih."
"Oh.."
"Oppa tidak marah? Aku kira oppa marah karena aku mengobrol dengan Tu--" ucapan Umji terhenti karena tiba-tiba Suga menghentikan mobilnya.
"Oppa! Ada apa?" tanya Umji terkejut.
"Aku tidak suka kamu dekat dengannya."
"Nugu?"
"Kamu dan pria tadi."
"Hah? Tuan Cha? Aku dan dia hanya teman kantor."
"Teman kantor tapi seperti sepasang kekasih."
"Oppa kamu cemburu?"
"Kalau iya kenapa?!"
Umji diam. Aneh. Suga tiba-tiba saja membentaknya.
Suga hanya menatap lurus ke depan.
"Jangan dekat-dekat dengannya! Aku tidak suka!" bentak Suga, lagi.
Kemudian Suga melajukan mobilnya lagi. Sisa perjalanan hening. Tanpa Suga sadari, Umji menangis dalam diam karenanya. Suga membentaknya.
- - - - -
Malam ini Umji akan ke rumah Suga. Membawakan makan malam untuk Suga, sekaligus mengajak calon kakak iparnya makan malam bersama.
Namjoon dan Chaeyeon, calon kakak iparnya. Sekarang mereka tinggal di rumah sebelah rumah Suga. Mereka bertetangga.
Sampai di rumah Suga, Umji menekan bel yang ada di sebelah pagar. Rumah ini tampak sepi. Tidak ada mobil Suga dan lampu rumah mati.
Bosan menunggu, akhirnya Umji memutuskan untuk ke rumah Namjoon-Chaeyeon dulu. Umji melakukan hal yang sama. Menekan bel.
"Sebentar!" seru wanita dari dalam. Umji yakin itu suara Chaeyeon.
Dan benar saja, Chaeyeon keluar dari dalam rumahnya.
"Umji-ya!" seru Chaeyeon sambil berjalan menuju pagar, hendak membuka pintu pagar.
"Eonni! Aku membawakan makanan untukmu!" kata Umji dan memberikan tas kecil berisi tempat makan kepada Chaeyeon.
"Gomawo, Umji-ya!" seru Chaeyeon senang. Ia juga belum masak untuk malam ini. "Kajja masuk!"
"Tidak perlu, eonni! Aku akan pulang."
"Cepat sekali."
"Mian, eonni." Umji berpikir sejenak dan melanjutkan, "Eonni, kamu tau Suga oppa kemana?"
"Suga oppa? Hmm.. aku baru sadar dia belum pulang." Chaeyeon menoleh ke rumah sebelah yang tampak kosong. "Aku kira dia pergi denganmu."
"Jadi eonni tidak tau?"
"Umm.. tidak."
Kemana Suga?
- - - - -
Umji berjalan malas melewati beberapa kafe yang masih buka. Hari sudah cukup malam. Ia sedang di perjalanan menuju rumahnya dari rumah Suga tadi.
Umji benar-benar merasa kacau. Tadi, ia melihat Suga bersama wanita yang di bandara waktu itu. Wanita yang sama. Sakitnya lagi, Umji melihat Suga menatap wanita itu dengan tatapan berbinar sambil menggenggam tangan wanita itu. Tertawa bersama wanita itu.
Ah.. Umji menangis dalam keadaan mabuk. Mabuk. Umji minum cukup banyak tadi untuk meluapkan emosinya.
"Hik.." Umji cegukan. "Tadi sore dia melarangku dekat dengan pria lain... tapi, dirinya sendiri dekat dengan wanita lain. Huft.."
"Siapa dia?!" teriak Umji dengan air mata yang terus mengalir.
= = =
Ada yang nungguin cerita ini?
Aku kangen kalian!!!! Sumpah deh, kangen banget.. baru nemu waktu luang buat ngetik plus update.
Konflik sesungguhnya akan dimulai. Harap tunggu.
Next sekitar 2 minggu lagi. Hari Senin fokus buat USBN. Minggu depan UNBK. Buat yang sama, ayo kita berjuang!!!
Jangan lupa vomment!
= = =
Next Chapter :
"Kamu mabuk?"
- - - - -
"Ya! Apa yang kamu lakukan dengan adikku?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY Cold Boy - After Story [Umji x Suga FF] 》END《
FanfictionSequel dari 'MY Cold Boy [Umji x Suga FF]' Semenjak melamar Umji, Suga menjadi lebih cerewet dan protektif. Kalau dulu Umji yang selalu mengoceh, sekarang malah jadi terbalik. Umji merasa Suga bukan lagi Suga yang dulu. Tiba-tiba Suga menjadi sosok...