Ceklek..
Pintu ruang rawat Umji terbuka membuat Suga menoleh. Terlihat Jin yang keluar dari sana dengan tergesa-gesa.
Suga berdiri. "Hyung!" panggilnya.
Jin menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang. Dilihatnya Suga yang sedang memandanya bingung.
"Ada apa, Hyung?" tanya Suga.
Jin tersenyum. "Umji sudah sadar."
Jawaban singkat itu berhasil membuat mata Suga membulat kaget dengan mulut terbuka.
Suga sibuk dengan rasa terkejutnya sampai tak sadar Jin sudah berlari lagi memanggil dokter (ya saking senangnya, Jin lupa kalau di dalam ada bel untuk memanggil dokter).
Jin kembali lagi dengan seorang dokter. Suga mengikuti langkah mereka yang memasuki ruang rawat.
Setelah masuk, Suga hanya diam. Ia membiarkan dokter memeriksa Umji terlebih dahulu. Ia sangat senang, saat ini ia ingin sekali memeluk Umji. Matanya terus menatap Umji yang sedang diperiksa.
Dan seolah memiliki kontak batin, Umji membalas tatapan Suga. Umji tersenyum. Mulutnya bergerak tanpa suara.
Suga oppa.
Brakk!!
Pintu ruang rawat terbuka dengan dibanting. Seorang laki-laki jangkung memasuki ruangan dengan napas yang tak teratur. Tindakkannya membuat semua yang ada di ruangan tersebut menatapnya kesal, termasuk dokter yang baru saja selesai memberitahu keadaan Umji pada Sowon.
Yang ditatap hanya tersenyum malu.
"Saya akan terus mengawasi kesehatan pasien. Jangan lupa untuk berlatih berjalan, paling tidak ke kamar mandi, agar kaki pasien tidak kaku," nasihat dokter.
"Ne. Kamsahamnida," kata Sowon sambil membungkuk.
Dokter akhirnya permisi untuk keluar.
"Yewon-ah, kamu mau apa? Minum? Makan?" tanya Sowon.
Umji menggeleng pelan, kepalanya masih pusing.
"Yewon-ah!" panggil si pembanting pintu tadi.
Laki-laki itu maju dan merentangkan kedua tangannya, membuat gerekan ingin memeluk Umji. Namun sayang, belum sampai tangannya sudah dipukul oleh Sowon.
"Noona, appo!" keluh laki-laki itu.
"Ya! Jung Woo-Seok! Adikku baru saja bangun, jangan asal memeluknya!" seru Sowon.
Ya, Jung Woo-Seok si pembanting pintu.
"Tapi aku ingin memeluknya," sahut Wooseok dan mengulangi gerakan ingin memeluk tadi.
"Ya!" Lagi-lagi tangan Wooseok dipukul Sowon.
"Noona, wae? Mau aku peluk juga?" tanya Wooseok sambil beralih menghadap Sowon.
"Heh, bocah! Jauhi istriku!" seru Jin pura-pura marah. Jin berjalan mendekat untuk bergabung. Jin tidak marah karena yakin Wooseok tidak akan berani memeluk Sowon yang super galak.
Umji tertawa kecil melihat dramatisnya Wooseok saat ini. Matanya melihat ke tempat Suga berdiri tadi. Suga tampak berjalan mundur, menjauh, dan keluar dari ruangan dengan diam.
Perlahan tawa Umji hilang bersama hilangnya Suga dari pandangannya.
- - - - -
"Kamu sama sekali tidak ingat?" tanya Sowon setelah menceritakan alasan kenapa Umji bisa ada di sini.
Ya, semua yang diceritakan Sowon menurut kesaksian Suga. Umji mabuk, bertemu Suga, meracau tidak jelas, berjalan tanpa arah, menyebrangi jalan dalam keadaan mabuk, dan kecelakaan itu terjadi. Untung saja saat itu Suga cepat membawa Umji ke rumah sakit, kalau tidak, mungkin Umji akan kehilangan lebih banyak darah.
Selama mendengarkan cerita dari Sowon, Umji hanya diam. Tidak memberi reaksi apa-apa. Umji tidak ingat, mungkin efek karena saat sedang mabuk, tapi Umji ingat penyebab dirinya minum banyak malam itu.
- - - - -
"Umji-ya!" seru seseorang.
Terlihat dua orang wanita memasuki ruang rawat.
"Eoh? Eunha eonni! SinB-ya!" sapa Umji ketika melihat siapa yang datang.
Umji berusaha untuk duduk dibantu oleh SinB.
"Lihat apa yang kami bawa!" seru Eunha sambil mengangkat kantong palstik yang dibawanya.
Kantong tersebut berisi roti coklat kesukaan Umji.
"Gomawo," ucap Umji. "Letakkan saja di atas meja," pinta Umji.
Eunha meletakkannya di atas meja.
"Mian, aku merepotkan kalian."
"Kami tidak keberatan, kok!" seru Eunha. Ia senang melihat Umji yang sudah membaik kesehatannya. Tiga hari yang lalu Eunha juga datang bersama Jungkook, tapi saat itu Umji belum sadar.
"Eunha eonni memaksaku mengantarnya ke sini. Dengan embel-embel 'hadiah ulang tahun', eonni merengek padaku seperti anak kecil. Tapi baguslah eonni tidak perlu minta hadiah dariku, hahaha..." oceh SinB sambil menarik kursi untuk didudukinya.
"Ah iya, hari ini ulang tahunmu kan, eonni?" tanya Umji memastikan. Tadi Umji sempat melihat kalender di ponselnya, jadi ia tahu tanggal berapa hari ini.
"Ne. Ulang tahunku. Aku senang di ulang tahunku kamu sudah sadar, Umji-ya," kata Eunha.
"Saeng-il chukkae, eonni! Mian aku tidak bisa memberimu hadiah."
"Gwenchana. Tidak usah dipikirkan."
Hening sejenak, sampai akhirnya SinB bersuara.
"Tadi aku melihat Suga sunbae di luar. Kenapa dia tidak masuk saja?"
Umji terdiam. Sudah hari kedua Umji sadar, tapi Suga sama sekali belum bicara dengannya.
"SinB-ya," panggil Umji.
"Ne? Ada apa?"
"Bisa tolong panggilkan dia?"
"Hah? Dia? Siapa?"
"Suga oppa."
"Eoh? Ne, akan aku panggilkan."
= = =
Potong lagi!
Huahahahaha.. *ketawa setan*
Eh, mau tanya dong. Lebih enak UmjiSugaShipper atau beyourbuddy?
HABEDE SMOL KESAYANGAN YEOCHIN A.K.A UNA!!!
Tahun kemarin ultahnya SinB, Umji, sama Yerin di cerita MCB. Tahun ini mungkin cuma ultah Eunbi line. Huhu.
Btw, 5 chapter lagi habis.
Oke.
Vomment :)
= = =
Next Chapter :
"Sunbaenim, Umji memanggilmu."
- - - - -
"Mianhae..."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY Cold Boy - After Story [Umji x Suga FF] 》END《
FanfictionSequel dari 'MY Cold Boy [Umji x Suga FF]' Semenjak melamar Umji, Suga menjadi lebih cerewet dan protektif. Kalau dulu Umji yang selalu mengoceh, sekarang malah jadi terbalik. Umji merasa Suga bukan lagi Suga yang dulu. Tiba-tiba Suga menjadi sosok...