15

6.4K 234 0
                                    

Hujung minggu yang tenang , matanya di manjakan oleh pemandangan bunga Bougenville yang mekar berseri-seri , mewarnai kesuraman hutan cemara .

Dia mengelap sebiji keringat yang mengalir di pelipisnya , terlihat lelah namun terkesan bersemangat , membuat Henry yang berdiri di teras rumah tersenyum nipis melihat keriangan anaknya .

Membersihkan kebun bunga bougenville adalah aktiviti Nathella untuk pagi ini , memangkas dedaunan layu yang tinggal menanti waktu untuk gugur .

"Nathella.."

Nathella menoleh , mengernyit sedikit saat silaunya mentari menimbus pandangannya , membuat bayangan ayah terlihat samar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nathella menoleh , mengernyit sedikit saat silaunya mentari menimbus pandangannya , membuat bayangan ayah terlihat samar . "Ya ?" Dapat dia lihat ayahnya sedang berjalan ke arahnya .

"Dah pukul 8 ni , Thella belum sarapan lagikan ?" Tanya Henry setelah berdiri tepat di hadapan anaknya .

"Sedikit lagi ayah. " Nathella membalas seadanya .

Sudah terhitung 3 hari berlalu sejak peristiwa mimpi pelik itu. Para peserta di beri cuti selama 3 hari untuk mengurus segala keperluan berkaitan perkhemahan. Begitu juga dengan tanda-tanda kemerahan di tubuhnya yang mula terlihat samar , mungkin esok tanda itu akan benar-benar lenyap .

"Esok Nathella bertolak pukul berapa ?" Tanya Henry .

"Pukul 4 petang."

Henry diam , melayani perasaan aneh yang merayap ke pangkal hatinya , perasaannya seperti di goncang halus , membuat dia berasa tidak sedap hati .
"Thella berkumpul kat sekolahkan ? Biar ayah yang hantar esok." Henry perlu memastikan keselamatan anaknya, dia perlu mengetahui jaminan apa yang di ajukan oleh pihak kolej sekiranya berlaku apa-apa perkara yang tidak di ingini.

Nathella terkekeh , memperlihatkan barisan giginya yang rapi , terlihat begitu anggun dan cantik ,membuat sesiapa sahaja akan turut tersenyum .

"Kenapa ni ayah ?" Wajahnya terlihat geli , geli melihat riak kerisauan di wajah ayahnya. "Tak payahlah risau , ayah . Saya boleh jaga diri di sana ."

Henry menerbitkan senyumannya , senyuman teduh yang sayu . Entah kenapa perasaannya terasa kosong , tinggal menanti untuk di isi , mahu di penuhkan oleh sesuatu yang tidak ketahui .
"Apa aktiviti yang kamu lakukan di sana?" Tanya Henry .

Nathella terdiam . Bagaimana harus menjawab pertanyaan ayahnya ? Dia tidak menghadiri perhimpunan pada hari tersebut .
"Ehm , macam-macam ." Jawabnya seadanya .

Henry mengangguk faham.
"Ayah nak Thella tiba dan pulang dengan selamat , faham!"

Nathella mengangguk .

.

.

.

Pelik , Ayah tidak pernah makan sebanyak ini , bahkan dahulu untuk sepiring nasi pun sukar untuk ayah habiskan , ayah nampak amat berselera , sekarang  sudah terhitung pinggan kedua ayah santap .

"Kenapa tak makan ?"

Nathella menggeleng . "Tengok ayah makan pun Thella dah kenyang."

Henry terkekeh tanpa suara , membuat bahunya tergoncang perlahan . "Darimana Thella belajar ayat macam tu , nak bodek ayahkah ?"

Nathella menopang dagu dengan kedua belah tangannya , menatap ayahnya sambil tersenyum polos sehingga matanya menyipit comel , membuat sesiapa sahaja akan terpesona melihat sengihan manjanya. "Nathella suka tengok ayah makan."

Henry menggeleng-geleng maklum . "Dah , cepatlah makan , malam ni ayah ada shift malam."

"Again ?" Tanya Nathella malas .

"Hei hei , kenapa buat muka macam tu ? Thella tak suka ayah bekerja , kalau ayah tak kerja , siapa yang nak bagi kita makan?"

Nathella menarik nafas dalam-dalam . "Thella takut sendirian. Di sini , di rumah ni ." Sedetik kemudian die menghembus nafas lega , oh akhirnya dapat juga dia mengungkapkan perasaan yang di bendungnya selama ini .

Henry menghentikan pergerakannya saat hendak menghiris potongan daging agar menjadi lebih nipis . Lama dia menafsir makna penyataan anaknya. "Apa ada yang menganggu Nathella ?" Henry berujar panik , intonasi suaranya meningkat , membuat Nathella sedikit tersentak . "..ada sesiapakah yang datang ke sini sewaktu ayah bekerja ?" Tanyanya lagi , kentara sekali dia sedang di landa ombak kerisauan , wajahnya mengencang seakan menahan segudang emosi yang membara.

"Ayah.." Nathella lekas bangun dari kerusi dan berjalan mendekati ayahnya , berdiri di belakang Henry lalu mengusap perlahan bahu lelaki tua itu , agak kelamkabut saat melihat wajah kemerahan ayahnya , takut ayahnya pengsan kerana tekanan darah yang meninggi setelah mendengar penyataannya tadi .

"Lekas , beritahu ayah apa yang Thella takutkan." Desak henry , tidak mencuba lagi untuk menutup rasa risaunya .

"Ayah , tenang . Takda yang ganggu Thella di sini . Saya cuma takutkan suara serigala menyalak."

Henry terdiam sekejap , sebelum menghembus nafas lega yang tidak kentara . "Syukurlah.."

Bila Malam Tiba...Where stories live. Discover now