Hujung minggu yang tenang , matanya di manjakan oleh pemandangan bunga Bougenville yang mekar berseri-seri , mewarnai kesuraman hutan cemara .
Dia mengelap sebiji keringat yang mengalir di pelipisnya , terlihat lelah namun terkesan bersemangat , membuat Henry yang berdiri di teras rumah tersenyum nipis melihat keriangan anaknya .
Membersihkan kebun bunga bougenville adalah aktiviti Nathella untuk pagi ini , memangkas dedaunan layu yang tinggal menanti waktu untuk gugur .
"Nathella.."
Nathella menoleh , mengernyit sedikit saat silaunya mentari menimbus pandangannya , membuat bayangan ayah terlihat samar . "Ya ?" Dapat dia lihat ayahnya sedang berjalan ke arahnya .
"Dah pukul 8 ni , Thella belum sarapan lagikan ?" Tanya Henry setelah berdiri tepat di hadapan anaknya .
"Sedikit lagi ayah. " Nathella membalas seadanya .
Sudah terhitung 3 hari berlalu sejak peristiwa mimpi pelik itu. Para peserta di beri cuti selama 3 hari untuk mengurus segala keperluan berkaitan perkhemahan. Begitu juga dengan tanda-tanda kemerahan di tubuhnya yang mula terlihat samar , mungkin esok tanda itu akan benar-benar lenyap .
"Esok Nathella bertolak pukul berapa ?" Tanya Henry .
"Pukul 4 petang."
Henry diam , melayani perasaan aneh yang merayap ke pangkal hatinya , perasaannya seperti di goncang halus , membuat dia berasa tidak sedap hati .
"Thella berkumpul kat sekolahkan ? Biar ayah yang hantar esok." Henry perlu memastikan keselamatan anaknya, dia perlu mengetahui jaminan apa yang di ajukan oleh pihak kolej sekiranya berlaku apa-apa perkara yang tidak di ingini.Nathella terkekeh , memperlihatkan barisan giginya yang rapi , terlihat begitu anggun dan cantik ,membuat sesiapa sahaja akan turut tersenyum .
"Kenapa ni ayah ?" Wajahnya terlihat geli , geli melihat riak kerisauan di wajah ayahnya. "Tak payahlah risau , ayah . Saya boleh jaga diri di sana ."
Henry menerbitkan senyumannya , senyuman teduh yang sayu . Entah kenapa perasaannya terasa kosong , tinggal menanti untuk di isi , mahu di penuhkan oleh sesuatu yang tidak ketahui .
"Apa aktiviti yang kamu lakukan di sana?" Tanya Henry .Nathella terdiam . Bagaimana harus menjawab pertanyaan ayahnya ? Dia tidak menghadiri perhimpunan pada hari tersebut .
"Ehm , macam-macam ." Jawabnya seadanya .Henry mengangguk faham.
"Ayah nak Thella tiba dan pulang dengan selamat , faham!"Nathella mengangguk .
.
.
.
Pelik , Ayah tidak pernah makan sebanyak ini , bahkan dahulu untuk sepiring nasi pun sukar untuk ayah habiskan , ayah nampak amat berselera , sekarang sudah terhitung pinggan kedua ayah santap .
"Kenapa tak makan ?"
Nathella menggeleng . "Tengok ayah makan pun Thella dah kenyang."
Henry terkekeh tanpa suara , membuat bahunya tergoncang perlahan . "Darimana Thella belajar ayat macam tu , nak bodek ayahkah ?"
Nathella menopang dagu dengan kedua belah tangannya , menatap ayahnya sambil tersenyum polos sehingga matanya menyipit comel , membuat sesiapa sahaja akan terpesona melihat sengihan manjanya. "Nathella suka tengok ayah makan."
Henry menggeleng-geleng maklum . "Dah , cepatlah makan , malam ni ayah ada shift malam."
"Again ?" Tanya Nathella malas .
"Hei hei , kenapa buat muka macam tu ? Thella tak suka ayah bekerja , kalau ayah tak kerja , siapa yang nak bagi kita makan?"
Nathella menarik nafas dalam-dalam . "Thella takut sendirian. Di sini , di rumah ni ." Sedetik kemudian die menghembus nafas lega , oh akhirnya dapat juga dia mengungkapkan perasaan yang di bendungnya selama ini .
Henry menghentikan pergerakannya saat hendak menghiris potongan daging agar menjadi lebih nipis . Lama dia menafsir makna penyataan anaknya. "Apa ada yang menganggu Nathella ?" Henry berujar panik , intonasi suaranya meningkat , membuat Nathella sedikit tersentak . "..ada sesiapakah yang datang ke sini sewaktu ayah bekerja ?" Tanyanya lagi , kentara sekali dia sedang di landa ombak kerisauan , wajahnya mengencang seakan menahan segudang emosi yang membara.
"Ayah.." Nathella lekas bangun dari kerusi dan berjalan mendekati ayahnya , berdiri di belakang Henry lalu mengusap perlahan bahu lelaki tua itu , agak kelamkabut saat melihat wajah kemerahan ayahnya , takut ayahnya pengsan kerana tekanan darah yang meninggi setelah mendengar penyataannya tadi .
"Lekas , beritahu ayah apa yang Thella takutkan." Desak henry , tidak mencuba lagi untuk menutup rasa risaunya .
"Ayah , tenang . Takda yang ganggu Thella di sini . Saya cuma takutkan suara serigala menyalak."
Henry terdiam sekejap , sebelum menghembus nafas lega yang tidak kentara . "Syukurlah.."
YOU ARE READING
Bila Malam Tiba...
Mystery / ThrillerNathella Dawson itu gadis biasa, berpakaian sederhana tapi mempunyai cita-cita yang luar biasa. Pindahnya dia dan ayahnya ke rumah peninggalan arwah atuk dan neneknya telah mengubah seluruh hidupnya. "Entah mimpi atau realiti.. Kau rasa dia datang...