Aku terjaga , tidak mendapati sesiapa pun di dalam khemah . Cahaya pagi menembus dinding khemah sehingga terasa haba hangat yang menyentuh kulit .
Hairan , pagi yang begitu cerah , tanpa meninggalkan kesan negatif daripada badai yang bertamu semalam .
Kubuka tirai kanvas yang menjadi pintu khemah , semerbak aroma semula jadi kayu-kayuan langsung mencuri inderaku . Dapat di hirup olehku udara yang segar, melihat kabus tebal masih menyelimuti hutan.
Kicauan indah terdengar ditelinga , angin berhembus halus menyapa kulit, awan seputih melati menghiasi atmosfera , langit terbentang luas sebiru lautan samudera . Tanah kelihatan lembap menandakan hujan yang turun semalam.
"Hai.."
Aku menoleh ke kanan , mendapati Profesor Kwon sedang berdiri di hadapanku.
Aku memandangnya bingung , menaikan sebelah alisku saat dia menghulurkan sebuah gelas plastik .
Dia tersenyum ."Segelas coklat untuk wanita yang sakit ." Dia semakin mendekatkan gelas itu ke arahku . Ragu aku apabila mahu meraih minuman itu. "Thanks."
"Kami akan mendaki gunung pagi ini."
"Kalau macam tu aku nak ikut..."
Aku bangkit , berniat untuk mempersiapkan diri demi melancarkan aktiviti mendaki yang sepatutnya aku sertai ."Jangan!"
Langkahku terhenti , darahku bergelora naik ke pipi , rasa hangat itu meliputi pergelangan tanganku . "Sir..." Bukannya aku tidak sedar apabila mahasiswa yang lain mula berbisik-bisik sambil memandang ke arah kami .
"Ah, maaf.."
Dia salah tingkah , segera melepaskan genggamannya dari lenganku, bibirnya mengukir senyuman nipis ."Sebaiknya kau berehat , ada beberapa orang yang tinggal di sini bersama kau."
Aku mahu membantah , namun aku terdiam saat melihat ketegasan yang terlukis jelas pada garis wajahnya .
"Proff.Kwon , we have 10 minute before go." Pekik Profesor Lim yang berdiri tidak jauh dari tempat kami .
Dapatku lihat Profesor Kwon hanya mengangguk singkat , sebelum kembali menghadapku dengan senyuman khasnya .
"Bagaimana dengan kakimu , okey ?"Aku membalas senyumannya . "Dah beransur pulih , maaf menyusahkan kamu semua."
"Baiklah , kami pergi." Tanpa perlu berucap panjang lebar , Profesor Kwon mula mengambil langkah , mendekati tempat berkumpulnya para peserta yang lain . Dia terlihat berucap panjang lebar , mungkin sedang memberikan taklimat keselamatan kepada para peserta yang telibat dalam aktiviti kali ini.
Dapatku lihat rombongan mendaki mula membilang langkah , satu persatu dari mereka menghilang di telan lebatnya hutan cemara , dan Kwon Soonyoung menjadi orang yang paling belakang . Dia menoleh dan aku pula terpaku , menunggu apakah reaksi yang akan dia tunjukkan , tanpa di duga Profesor Kwon melemparkan senyuman nipis.
Tanganku menjadi ringan , tanpa di arahkan langsung melambai-lambai halus ke arahnya , membuat senyuman peria itu semakin lebar .
Meskipun dia sudah hilang di telan lebatnya hutan cemara , namun debaran halus itu masih membekas , menggelitik perutku sehingga aku tidak mampu menahan senyuman . Tadi ,wajah kegelisahan terlukis jelas di wajahnya , di saat menanyakan keadaanku . Apakah Profesor Kwon merisaukan aku ?
"Hai .. kau dah okey ?"
Mereka mendekatiku , rambut mereka kelihatan basah , membiarkan titis-titis air dari hujung rambut jatuh menyapa kelembapan tanah . Nampaknya mereka baharu selesai mandi , apakah di hutan ini ada tandas awam ?
YOU ARE READING
Bila Malam Tiba...
Mystery / ThrillerNathella Dawson itu gadis biasa, berpakaian sederhana tapi mempunyai cita-cita yang luar biasa. Pindahnya dia dan ayahnya ke rumah peninggalan arwah atuk dan neneknya telah mengubah seluruh hidupnya. "Entah mimpi atau realiti.. Kau rasa dia datang...