32

4K 200 17
                                    

Wanitanya di sini , terlelap nyaman berbalut jubah hitam miliknya , dapat dia pastikan Nathella akan selesa dalam bungkusan kain hangat itu , di cuaca yang dingin ini . Di luar sana masih hujan , bahkan sangat lebat.

Di pandangnya Nathella dalam-dalam dari kejauhan . Hatinya merepuh ketika melihat satu goresan luka di pipi wanita itu.

Oh tidak ! Dia tidak dapat menahan diri untuk tidak memandang paras cantik itu dengan lebih dekat .

Dalam langkah terkawal tanpa suara , seperti sang buaya mengintai sang kecil , di hampirinya wanita tidur itu .

Semakin dekat dan dekat .

Di belainya pipi wanita itu, berusaha selembut mungkin.

"Soonyoung, kau bodoh.." bisiknya.

Ia , Kwon Soonyoung bodoh kerana meninggalkan Nathella tanpa penjagaan langsung . Pengawal ? Oh , Nathella tidak akan berada di sini sekiranya para lelaki bertubuh besar dan tegap itu bekerja dengan baik .

Alvin menyeringai . Semakin menunduk . "Aku pemilikmu.." bisiknya lagi .

Berapa lama dia menunggu saat-saat ini ? Memimpikan kehadiran Nathella dalam dakapannya ? Maka dari itu , jangan pernah berfikir yang dia akan melepaskan Nathella dengan semudah itu.

.

.

.

"Aku pemilikmu .." Suara itu , berupa bisikan halus nan lembut. Kedatangannya seperti di hembus oleh kehadiran angin yang langsung ke telinganya. Membuat Nathella di paksa untuk terjaga.

Nathella kehilangan arah . Suasana asing yang serasa mencengkam memaksanya untuk langsung terduduk . Kilatan matanya berubah waspada ketika mendapati bagaimana suasana bilik itu amat menakutkan , warna kelabu mendominasikan dinding bilik itu , di hiasi beberapa corakan abstrak yang kelihatan ganjil . Nathella mengernyit kebingungan.

Dia terjaga dalam keseorangan, tanpa sesiapa yang berada di situ. Tapi , bisikan sebentar tadi tidak boleh di abaiakan . Dia yakin . Pendengarannya masih jelas.

Bermimpikah dia ?

Jdr

Kembali petir menggelegar , menyedarkan Nathella bahawasanya di luar sana hujan badai masih melanda. Juga , mengingatkannya dengan peristiwa beberapa jam yang lalu. Pembunuhan itu dan...

Nathella terbelalak.

...serigala putih itu !

Matanya beransur redup dan kembali berembun , tanpa perintah dia meringkuk , memeluk lututnya sendiri .
"Ayah..."

Klek

Jika sahaja suara pintu terbuka tidak menyerang pendengarannya mungkin saja dia mulai menitikkan airmata.

Nathella mendongak , bertemu pandang dengan seorang wanita separuh abad yang berdiri di depan pintu . "Si..apa ? " Nathella tergagap , undur ke kepala katil dalam ketakutan .

"Kau dah bangun.." wanita itu tersenyum lebar , mendekati Nathella dengan langkah ringan. Tanpa teragak-agak menyentuh dahi Nathella demi memeriksa suhu badan yang tadinya sangat hangat . Sedetik sahaja , senyumannya melebar . "Ehm.. dah membaik.." sentuhan tadi berubah menjadi usapan .

Nathella mengernyit , mahu mengelak . Tidak terbiasa dengan sentuhan orang lain. "Ah..maaf.."

Wanita itu mengangguk faham atas ketidakselesaan Nathella.

"Makcik terkejut bila anak sulung makcik bawa anak balik sini , memandangkan bertapa acuhnya dia..." wanita itu memasang gaya berfikir. "..jadi , anak siapa ? Macam mana boleh kenal dengan anak makcik?"

Bila Malam Tiba...Where stories live. Discover now