"Nghh.... "
Jihoon tak bisa menahan desahannya saat Seungcheol menghisap kulit lehernya.Tangan Seungcheol mulai menelusup ke kaus yang Jihoon pakai, mengelus perut rata itu dengan sentuhan lembut dan sensual.
Di saat Jihoon mulai menikmati sentuhan yang diberikan, tiba-tiba saja Seungcheol menghentikan aktivitasnya, ia melepaskan lingkaran tanganya di perut lelaki mungil itu, menjauhkan tubuhnya dan melangkah mundur.
Diam-diam Jihoon menghela napas kecewa. Tubuhnya sudah mulai panas, sudah siap untuk melanjutkan lebih jauh, tapi tiba-tiba saja Seungcheol menghentikan semuanya.
"Aku mandi dulu. Siapkan makanannya, aku sudah lapar..." katanya seraya mengusap rambut Jihoon kemudian berjalan masuk ke kamar mandi.
Lelaki bertubuh mungil itu masih berdiri di depan meja dapur, kedua tangannya masih berpegang di tepian meja dapur. Kepalanya sedikit menunduk, mengatur napasnya yang memburu. Ia seperti baru saja berlari ratusan kilometer.
Tubuhnya sudah biasa disentuh. Sekecil apapun sentuhan yang Seungcheol lakukan di kulitnya, berefek luar biasa di tubuhnya. Jihoon benar-benar sudah menjadi seorang jalang, bahkan tubuhnya tak bisa mengmungkiri hal itu.
Jihoon membawa dua piring Steak Salmon itu ke meja makan.
Tubuh bagian bawahnya benar-benar sangat menyakitkan untuk dibawa bergerak, apalagi ketika ia berjalan, itu sangat sakit. Ia hanya bisa diam-diam menggigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakit itu.
Jihoon sudah terbiasa dengan hal ini.
***
"Apa saja kegiatanmu hari ini?" tanya pria yang lebih dewasa.
"Aku tidur hingga siang hari, lalu pergi ke Supermarket untuk berbelanja. Sepulang dari belanja aku tidur lagi, lalu bangun tidur aku memasak ini... " jelasnya polos sembari memasukan potongan ikan salmon ke dalam mulut. Ia mengunyah makanan itu dengan nikmat.
Seungcheol hanya terkekeh mendengar jawaban jujur kekasihnya.
Jihoon adalah peliharaan Seungcheol yang penurut. Jika tak ada kuliah lelaki mungil ini hanya akan menghabiskan waktunya di apartemen, menghabiskan hari untuk tidur dan bermalas-malasan. Semua kemewahan sudah ada dalam genggaman tangannya, tugas Jihoon hanya perlu menuruti keinginan Seungcheol.
"Lalu, kau tidak makan? Hanya tidur?"
Seungcheol kembali bertanya, kekehannya masih belum berhenti."Tadi siang aku pesan sushi..." jawab Jihoon seperti anak kecil yang sedang melaporkan kegiatannya kepada sang ayah.
"Hm."
Seungcheol mengangguk-angguk mengerti. Ia memotong steak salmon di piringnya, kemudian memasukkannya ke dalam mulut. Seungcheol makan dengan perlahan dan elegan.Selanjutnya meja makan menjadi hening tanpa ada yang berbicara lagi, hanya terdengar suara dentingan garpu dan pisau yang beradu dengan piring keramik.
Unit Apartemen mewah ini memang cukup luas untuk hanya ditinggali dua orang. Sangat hening seperti tak berpenghuni. Keduanya orang dewasa yang membosankan, menyukai suasana sepi, benci dengan kebisingan—kecuali suara-suara yang setiap malam mereka ciptakan di malam hari. Suara desahan dan pekikan Jihoon adalah melodi terindah yang sangat Seungcheol sukai di dunia ini.
***
Selesai makan, Jihoon mencuci piring bekas makan malam mereka, sedangkan Seungcheol sudah pergi ke kamar untuk menyelesaikan pekerjaan kantornya yang dibawa pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just A Bank [JICHEOL FANFICTION] ✔️
FanfictionJihoon mendekati Seungcheol demi uang. Ia berada di sisi pria itu hanya untuk uang, memberikan tubuhnya untuk uang, bersama dengannya hanya demi uang. Ia tak pernah menggunakan hatinya ketika di tempat tidur bersama pria itu, semua yang Jihoon lakuk...