"Ah ahh... Hyung... ah ah sangat dalam... ahh...." Jihoon membuka mulutnya, bernapas kasar saat pria di belakangnya menumbuk lubangnya dengan kecepatan yang seolah-olah bisa menghancurkan isi perutnya. Setiap gerakan membawa suara tamparan keras di dalam tenda mereka. Jihoon merasa takut dan gelisah, ia takut orang lain bisa mendengar suara cabul dari kegiatan mereka. Jari-jari kakinya meringkuk saat kepala penis itu memukul titik sensitifnya, ia berpegangan pada paha Seungcheol saat tubuh kecilnya terdorong ke depan dan belakang. Seungcheol bergerak liar di dalamnya, menyodok lubangnya dengan brutal.
"Yeah, di sana... ahh ah... aku merasa ingin keluar.... ah Hyung.... " Ia menggigit bibir bawahnya yang memang sudah bengkak dan memerah, dengan mata berair Jihoon menoleh ke belakang, memandangi wajah tampan pria di belakangnya yang sedang menembus lubang kecilnya yang ketat. Jihoon bisa merasakan penis besar itu begitu keras dan panas, memenuhi lubangnya yang gatal, panas seolah terbakar, benda itu bergerak masuk dan keluar, menggosok dinding lembutnya yang begitu sensitif. Setiap sodokan membawa rasa nikmat yang seolah membakar hangus isi kepalanya. Jihoon hanya bisa mengerang dan mendesah, memanggil Hyung entah untuk kesekian kali.
Ia sangat suka ketika benda 'itu' ada di dalam tubuhnya, merasakan betapa bengkak dan kakunya penis itu di dalamnya, merasakan penis keras yang terus tumbuh membesar di dalamnya, semakin membesar dari waktu ke waktu, membuat lubang kecilnya merenggang sampai ke titik di mana Jihoon pikir lubangnya akan robek. Namun, Jihoon sangat kecanduan, ia tak bisa hidup tanpa penis Seungcheol, selalu merindukannya walau setiap malam mereka 'melakukan'. Ia ingin sperma Seungcheol mengisi perut tipisnya; ia ingin pria ini keluar di dalamnya.
Jihoon selalu menyukai sensasi ketika perutnya diisi oleh benih Seungcheol, walaupun ia tahu benih itu tidak akan tumbuh menjadi embrio bayi, tapi Jihoon tetap merasa bahagia saat pria yang ia cintai keluar di dalamnya. Ia bahagia saat bisa membuat Seungcheol merasa puas secara seksual. Jihoon telah memberikan tubuh dan hatinya untuk pria ini. Pria yang ia cintai. Sekarang ia yakin dengan perasaannya, Jihoon berani mengakui bahwa hatinya telah jatuh untuk pria ini. Ia mencintainya.
Tangan kuat Seungcheol mencengkeram paha halus anak itu, mengangkat satu kaki Jihoon ke atas, menusuk lubangnya dari belakang dengan gerakan cepat dan dalam. Suara basah terdengar setiap kali ia bergerak di dalam Jihoon, bunyi daging yang memukul daging lainnya terdengar begitu cabul. Dia bernapas kasar di sisi wajah halus anak itu, mencium pipinya yang lembut, menghujani wajah lembut itu dengan ciuman.
"Ahh ah.... " Penis merah muda itu berdiri lurus ke udara, sepanjang batangnya sudah basah kuyup oleh cairan pre-cum, mengalir seperti madu tumpah.
Penis mungilnya berdenyut gembira setiap kali penis keras Seungcheol memukul titik sensitifnya, cairan pre-cum menetes seperti ia sedang mengompol. Wajah putihnya yang imut sudah memerah seperti buah tomat matang. Jihoon tidak bisa menahan lebih lama lagi, penisnya terus berdenyut-denyut, tubuhnya gemetar saat Seungcheol mendorong penisnya jauh ke dalamnya. Bernapas berat, Jihoon menoleh ke belakang untuk mencium mulut pria di belakangnya, penis merah mudanya menyemburkan cairan putih ke udara. Spermanya jatuh ke paha dan jaket tebalnya. Jihoon terengah-engah, mencium mulut pria itu dengan dalam dan penuh gairah.
Melepaskan mulut basah pria itu, Jihoon tersenyum puas, tangannya terangkat untuk membelai wajah penuh nafsu Seungcheol.
"Hyung... kau sangat tampan.... " Tangan cantiknya membelai pipi Seungcheol, mengusap rambut hitam yang tebal dan lembut. Matanya dipenuhi air mata, entah itu karena gairah atau dia sedang menangis. Bibir merahnya yang bengkak dan memerah tersenyum lembut, memandangi pria di belakangnya dengan tatapan memuja.
Jari-jarinya mengusap noda sperma di paha putih Jihoon, menggunakan cairan lengket itu untuk menggosok lagi penis mungil yang layu karena baru saja mencapai orgasme. Seungcheol menunduk untuk mencium pipi memerah anak itu, menciumi lehernya yang halus dan harum. Ia masih terus bergerak masuk dan keluar di dalam lubang ketat Jihoon, jari-jari yang berlumuran sperma menggosok naik-turun penis imut itu hingga perlahan-lahan kembali bangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just A Bank [JICHEOL FANFICTION] ✔️
FanfictionJihoon mendekati Seungcheol demi uang. Ia berada di sisi pria itu hanya untuk uang, memberikan tubuhnya untuk uang, bersama dengannya hanya demi uang. Ia tak pernah menggunakan hatinya ketika di tempat tidur bersama pria itu, semua yang Jihoon lakuk...