"Um... mhh...." Jari-jari cantiknya meremas rambut hitam pria itu, menekan kepalanya untuk memperdalam ciuman, melumat dan menggigit lidah satu sama lain. Napas keduanya telah menjadi berat dan cepat, Jihoon memeluk erat tubuh kekar pria di atasnya, tangannya yang lain bergerak di punggung pria itu, jari-jarinya bisa merasakan otot-otot kencang di bawah kulit, sangat seksi.Seungcheol menggerakkan tubuhnya ke atas dan ke bawah, tubuh telanjang mereka menempel erat, kulit bersentuhan dengan kulit, merasakan suhu hangat satu sama lain. Penis Seungcheol yang keras menggosok penis mungil di bawahnya, mereka saling bersentuhan, saling menggosok ke atas dan ke bawah, cairan pre-cum membuat kedua batang berbeda ukuran itu menjadi basah dan licin. Sembari terus mencium mulut anak itu, Seungcheol menggoda tubuh di bawahnya dengan terus bergerak naik-turun, menggosokkan penis panasnya di atas penis merah muda imut.
Ia bisa merasakan tubuh Jihoon gemetar di bawahnya, setiap penis keduanya saling bergesekan maka dia akan menggigil dan suara erangan manis lolos dari belahan bibirnya. Seungcheol menyeringai dan sengaja melambatkan gerakannya, penis kerasnya menggosok ringan penis mungil itu membuat Jihoon tidak tahan, ia memohon, "Ahh... Hyung, jangan main-main...." Dia sudah tidak tahan, ingin segera ditembus oleh penis besar itu; ingin pria di atasnya segera memasukinya, bercinta dengan keras dan dalam.
Seungcheol membelai paha dalam itu, menyentuh kulit putihnya yang lembut, ia memisahkan kedua kaki Jihoon ke samping, membuat kedua kaki pendek itu terbuka lebar di hadapannya. Lubang merah muda tampak begitu cantik, basah dan berdenyut-denyut penuh nafsu. Seungcheol menjilati bibirnya sendiri, memandangi lubang imut itu seperti hewan kelaparan, bahkan air liur hampir menetes. Terlalu menggoda.
Ia mencubit pipi pantat bulat itu, sangat empuk dan lembut seperti roti kukus hingga Seungcheol merasakan hatinya gatal, ia ingin menggigit dua bulatan daging berlemak itu. Tangannya yang besar meremas kuat, mencubit hingga pantat putih itu memerah lucu, itu seperti buah persik menggemaskan.
Cairan transparan membasahi lubang merah muda, membuatnya berkilau basah, warna segar seperti kelopak sakura tampak cabul namun cantik disaat bersamaan. Jari-jari Seungcheol membelai pintu masuk lubang basah, menggosok dengan gerakan melingkar, memijatnya perlahan-lahan. Satu jari meluncur masuk, ia bisa merasa hangat dan lembut di dalam sana, cairan usus membuatnya licin. Satu jari keluar-masuk di dalamnya, jari lain ditambahkan, dua jari itu bergerak semakin intens, masuk dan keluar, setiap gerakan membawa suara basah memalukan.
Karena semalam mereka baru saja 'melakukannya' jadi lubang itu masih begitu lembut, Seungcheol tidak perlu susah payah melonggarkan lubang hangat itu karena Jihoon sudah siap menerima penis besarnya, secara alami cairan ususnya menjadi pelumas, diam-diam membasahi seperti cairan madu yang berkilau cantik.
Dengan penuh kasih sayang ia mencium lembut pipi itu, Seungcheol menggenggam ereksinya di satu tangan, menggosok sebentar sebelum mengarahkan ke lubang kecil kekasihnya, satu tangan lainnya menopang tubuhnya di samping kepala anak itu. Jihoon melingkarkan kedua tangannya di leher kokoh Seungcheol seperti anak manja, kedua kaki pendeknya melingkar di pinggang pria itu saat penis besar didorong masuk ke tubuhnya, tubuh Jihoon sedikit gemetar karena urat kasar yang menonjol di sepanjang batang penis bergesekan dengan dinding lembutnya menyebabkan rasa gatal di dalam sana semakin tak tertahankan. Jari-jari kakinya meringkuk, ia menggigit bibir Seungcheol, meremas rambut hitamnya ketika benda itu terkubur di dalamnya. Ia menggosokkan wajahnya di leher hangat kekasihnya seperti kucing kecil, menghirup aroma maskulin yang begitu seksi.
Napasnya menjadi berat dan cepat, sembari menjilati leher dan telinga Seungcheol, Jihoon berbisik menggoda, "Ah... Hyung, kau berada di dalamku.... uh uhh... rasanya sangat panas, sangat keras.... penismu ada di dalamku... um umhh... aku menyukainya....." Kedua tangannya memeluk leher pria itu lebih erat, tubuh telanjang keduanya menempel seperti ular yang saling melilit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just A Bank [JICHEOL FANFICTION] ✔️
FanfictionJihoon mendekati Seungcheol demi uang. Ia berada di sisi pria itu hanya untuk uang, memberikan tubuhnya untuk uang, bersama dengannya hanya demi uang. Ia tak pernah menggunakan hatinya ketika di tempat tidur bersama pria itu, semua yang Jihoon lakuk...