Seungcheol membantu Jihoon melepaskan pakaian yang melekat di tubuh mungilnya, setelah itu ia melepaskan pakaiannya sendiri. Dengan cepat pakaian keduanya sudah bercecer di lantai.
Jemari lentiknya bergerak menyentuh dada bidang Seungcheol, perlahan turun ke perut sixpack yang terpahat begitu indah. Jihoon selalu mengagumi tubuh pria ini, ototnya benar-benar sempurna, selalu tersembunyi di dalam kemeja dan lapisan jas mahalnya, hanya Jihoon yang bisa dengan puas melihatnya di sepanjang malam, hanya dia satu-satunya yang diizinkan untuk memandangnya tanpa batas waktu, menyentuhnya sebanyak yang dia mau.
"Kau sangat pandai mengatur waktumu, bahkan walau sibuk kau masih sempat pergi ke gym..." puji Jihoon sembari menatapi tubuh di depannya, mengaguminya seperti sebuah patung dewa yang agung.
"Kau suka?" tanya Seungcheol antusias, berbisik di depan wajah Jihoon.
"Aku suka... Aku sangat menyukainya...."
Jihoon mengangguk-anggukkan kepalanya dengan begitu polos dan menggemaskan. Dia menjadi sangat bersemangat, membuat Seungcheol semakin tak sabar untuk menggagahinya."Aku juga suka kalau kau menyukainya.... " ucap Seungcheol. Mengecup bibir tipis Jihoon singkat, setelah itu Seungcheol menarik diri. Melepaskan kain terakhir yang tersisa di tubuhnya.
Seungcheol kembali merapatkan tubuhnya ke tubuh mungil itu, menghimpit Jihoon ke kepala ranjang. Melahap bibir tipis berwarna merah muda itu.
"Mmpphhh..... nnhhh..... ahh... mmpphhh....."
Seungcheol seperti akan memakan bibir Jihoon hingga habis, ia seperti orang kelaparan. Mengisap dan mengigit bibir itu penuh nafsu, tangan Seungcheol tak tinggal diam, mulai bergerilya di dada putih mulus Jihoon.
"Akkhh!! mmpphhh..... hhh... ahh... "
Jihoon memekik dan mendesah disela-sela ciumannya saat jemari tangan Seungcheol berhasil menemukan nipple-nya, memilin nipple mungil berwarna merah muda itu dengan gemas dan kasar, mencubitnya, sesekali Seungcheol menariknya keras.
"Mmhh... mmpphhh...... "
Jihoon pun tak mau kalah, ia mengisap dan mengulum bibir tebal Seungcheol.Di bawah sana, tangan Jihoon bergerak mencari sesuatu, menuju ke selangkangan Seungcheol. Tangan cantiknya menemukan apa yang dia cari, kebanggaan milik Seungcheol yang besar dan gagah, dengan urat-urat indah disekitarnya, urat-uratnya sangat terasa di tangannya saat Jihoon menyentuhnya.
Jihoon menggenggam benda panjang dan besar itu di tangan cantiknya, genggamannya longgar hingga ia bisa dengan mudah menggerakkan tangannya ke atas dan ke bawah, mengocok penis yang mulai mengeras itu dengan tempo sedang. Penis Seungcheol di tangannya menjadi semakin membesar dan semakin keras seiring dengan kocokan tangan Jihoon yang mulai bergerak cepat, mengocoknya, sesekali akan meremasnya.
Jihoon sudah terbiasa dengan ini, dia sudah banyak belajar. Dulu waktu Jihoon belum berpengalaman dan belum tahu apa-apa, tentang apa saja yang harus di lakukan untuk memuaskan pasangan di tempat tidur, Seungcheol banyak mengajarinya, dia guru yang sabar, membimbing Jihoon dengan telaten, hingga kini Jihoon menjadi jalang panas yang pandai memuaskannya di tempat tidur, usaha Seungcheol tak sia-sia, memelihara anak burung kecil yang belum bisa apa-apa hingga dia tumbuh dan bisa terbang tinggi di langit mengepakkan sayapnya.
Lelehan saliva mengalir di sudut mulut Jihoon, mengalir ke samping, ke pipinya dan menetes jatuh ke bantal putih di bawah kepalanya. Lidah mereka masih bertarung di dalam mulut, saling melilit dan mendorong, menarik, lalu menyedotnya, seakan sedang berdansa di bawah cahaya bulan.
"Nghh....."
Deru nafas Seungcheol semakin memberat, pekerjaan tangan cantik Jihoon di bawah sana yang sedang mengocok dan memijat penisnya terasa begitu nikmat, gerakannya sangat lincah seperti seorang profesional dalam bidang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just A Bank [JICHEOL FANFICTION] ✔️
FanfictionJihoon mendekati Seungcheol demi uang. Ia berada di sisi pria itu hanya untuk uang, memberikan tubuhnya untuk uang, bersama dengannya hanya demi uang. Ia tak pernah menggunakan hatinya ketika di tempat tidur bersama pria itu, semua yang Jihoon lakuk...