Rumah ini tampak sepi. Hari masih terlalu pagi untuk penghuninya bangkit beraktivitas.
Namun Syifa tidak ingin bermalas-malasan, ia bangkit mengambil segelas air putih untuk di minumnya, dan ini sudah menjadi kebiasaannya setiap pagi.
' Aku mesti cari pekerjaan, tidak boleh mengandalakan terus menerus Kak Michelle.'
Pagi-pagi Syifa sudah bergelut dengan pikirannya, memikirkan apa yang bisa ia lakukan.
Direct message from Alghazali
Hi gadis senja.
Apa kau baik-baik saja?
Aku dengar, kemarin kau di hadang sama penjahat.
Oyaa, jam 11 aku tunggu di Cafe tempat kau biasa ngopi!!' Al, ngajak bertemu? Tidak salah. Dia kan sudah memiliki kekasih, bagaimana jika kekasihnya itu tau?.' ucap Syifa setelah membaca direct message dari Al.
' Cafe tempat aku biasa ngopi? Memangnya dia tahu?' Syifa bertanya pada dirinya.
Al telah berpakaian rapi, hari ini dirinya akan bertemu dengan si gadis senja.
" Bunda, aku berangkat." pamit Al pada Bunda Maia.
" Loh mau kemana?" Tanya Bunda Maia yang mengikuti Al ke depan teras rumah.
" Menemui gadis senja." Ucap Al pelan, lalu mencium pipi Bundanya.
" Assalamualaikum." ucapnya lagi yang hendak melajukan motor sport nya.
Syifa masih memikirkan apa ia akan datang untuk menemuinya, atau tidak. Ia takut nantinya akan terjadi kesalah pahaman antara Al dan kekasihnya. Kalau tidak datang, dirinya akan merasa tidak enak. Karena Al pasti sudah menunggunya.
' Arghh.. Bismillah aja deh Syifaa' ucapnya pada dirinya.
Rizky yang baru saja tiba di depan Apartement tempat Syifa tinggal. Dirinya melihat sang penghuni apartement keluar, sangat rapi.
' Mau kemana dia? Berani-beraninya keluar seorang diri, setelah terjadi kejadian kemarin.' ucap Rizky
Setiba Syifa di cafe tempat biasanya ngopi, ia melihat ke sekeliling, mencari sosok yang mengajaknya untuk bertemu.
' Itu Al?' Syifa menangkap sosok Al yang tengah menikmati kopi, di meja yang biasa ia tempati.
Ia tak mau terus-terusan bertanya pada dirinya, dan memilih untuk menanyakannya langsung.
Syifa menghampiri Al.
" Hai.." Sapa Syifa tersenyum.
Al bangkit. " Hai.. Duduklah!" Al mempersilahkan Syifa duduk.
" Dalam perjalanan menuju kesini, tidak ada penjahat yang mengikutimu kan?" tanya Al membuat Syifa mengedarkan pandangannya.
" Kok kamu tau tempat dimana aku biasa ngopi sih? Dan di meja yang biasa aku tempati lagi." Syifa mengalihkan pembicaraan, karena ia terlalu takut jika mendengar kata penjahat. Dan memilih menanyakan pertanyaan yang saat ini berputar-putar di kepalanya.
" Ini tempat biasa aku ngopi juga, lebih tepatnya aku selalu ngopi di meja pojokan situ." Al menunjuknya. " Aku sudah beberapa kali melihatmu disini, menikmati kopi sendiri. Dan aku juga pernah melihatmu bareng Kak Ina, kakak nya Rizky disini." jelas Al
" Lalu untuk apa kamu mengajakku bertemu?"
" Hanya ingin memastikan bahwa kau baik-baik saja."
" Itu saja?"
" Tidak. Tentunya ingin melihat wajahmu." Al tersenyum simpul. Membuat Syifa menundukan pandangannya.
" Bagaimana jika pacarmu tahu?" Syifa menanyakan apa yang menggajal dalam hatinya.