Love Story - 10

3.7K 284 89
                                    

Brooklyn Bridge, New York City

21.29 PM

Titik-titik cahaya lampu dengan sempurna, membingkai gedung-gedung pencakar langit di sebrang pulau Brooklyn, distrik besar di sudut kecil belantara New York. Berlatar depan pantulan-pantulan cahaya halus dari East River, serta perahu yang berlalu lalang membelah kegelapan, membuat mata tak berhenti takjub memandang keindahan kota metropolitan ini dari kejauhan. Manhattan.

Dimas mengajak Michelle dan juga Syifa untuk pergi berlibur ke Amerika, tepatnya ke Manhattan.

Syifa pamit pergi untuk sekedar berkeliling di sekitaran kota Manhattan seorang diri.

Yellow cab yang Syifa tumpangi terparkir mulus di sisi kiri badan jalan di kawasan Times Square, jantung kota Manhattan. Ia barjalan menyusuri trotoar, mengeratkan jaket violet berlabel Giordano yang di kenakannya.

Sejauh mata memandang, roda kehidupan di pusat kota Manhattan tak pernah berhenti berputar. Layaknya pusat kota di negara-negara lain, distrik ini juga patut di beri gelar kota yang tidak mati. Manusia berjalan begitu cepat diatas trotoar, meskipun notabene mereka tidak terburu-buru, tapi tetap saja cara berjalan khas westren seperti itu. Wajah yang heterogen, identik dengan multi-rasial dari berbagai macam sastra sosial dapat ditemukan dengan mudah disini, membuat siapa pun tak pernah bosan untuk memutar bola mata kesana kemari.

Tepat saat Nichol memberhentikan BMW X-5 yang dikendarainya di sebuah gedung sekitar Times Square. Terlihat segerombolan pria tengah berjalan dengan membawa seorang wanita. Mata wanita itu terpejam, dan sedetik kemudian mereka membawanya ke sebuah sudut jalan.

Nichol mengikuti mereka, melihat bagaimana mereka melakukan wanita itu. Sedikit kasar, wajahnya beberapa kali dibelai. Segera Nichol tahan tangan yang baru saja akan menyentuh kancing baju wanita itu, lalu menendangnya sampai tersungkur. Dan pria lainnya? Mereka ambruk hanya dengan satu pukuluan. Memalukan ras Amerika saja.

Saat Nichol hampiri wanita itu, dan betapa terkejutnya Nichol saat melihat bahwa wanita itu adalah Syifa. Berbagai macam pertanyaan memenuhi otaknya.

Kenapa Syifa berada disini? Dan dengan siapa?

Nichol membopong Syifa ke mobilnya, lalu memasangkannya seatbelt. Syifa tak kunjung sadar, mungkin akibat obat bius, pikir Nichol.

***

Syifa terbangun oleh sinar matahari yang menerpa wajahnya. Awalnya ia agak bingung, ia berada dimana? Kemudian Syifa keluar dari kamar tersebut.

" Kau sudah bangun?" tanya Nichol saat dirinya sedang bersiap untuk pergi ke Kampus.

" Ni... Nichol?" Syifa mengerjapkan matanya, apa benar yang saat ini tepat didepan matanya itu Nichol? Ia berjalan menghampiri.

Syifa masih terdiam, ini seperti mimpi.

" Iya ini aku Nichol. Lelaki yang selalu merebut kopimu, menemanimu untuk menikmati senja, dan berdiam diri ditengah derasnya guyuran hujan. Hanya demi kamu. Ini adalah apartementku, dan seharusnya aku mendapat reward dari keberanianku."

Syifa tertawa menyeringai, lelaki ini benar-benar menyebalkan.

" Apa yang membuatku harus bertemu dengan lelaki sepertimu, Nichol? Aku ke Amerika untuk berlibur."

" Takdir, atau.. Semacamnya, mungkin."

Syifa melepas rindu pada Nichol, didekapnya tubuh Nichol dengan nyaman.

" Kenapa kau bisa berada di Amerika?"

Syifa pun menjelaskan semuanya.

" Kalau begitu, cepat hubungi kakakmu! Sebelum dia khawatir berlebih."

LOVE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang