Lagi, lagi dan lagi Syifa harus membawa Rizky ke rumah sakit seorang diri. Selalu saja membuatnya susah.
Dokter pun segera memeriksa keadaan Rizky.
" Kak Verrel akhirnya datang juga." Syifa bernafas lega, saat Verrel menghampirinya.
" Kenapa bisa terjadi kejadian seperti ini?" tanya Verrel
" Lebih baik tanyakan pada dirinya langsung!" ujar Syifa. " Mmm.. Aku pamit pulang Kak!" lanjutnya
" Rizky kan belum sadar, gak nungguin Rizky dulu?"
Syifa yang enggan untuk bertemu lagi dengan Rizky memutuskan untuk pulang saja. Dan meminta Verrel, untuk tidak memberitahu Rizky kalau dirinya yang sudah membawanya ke Rumah Sakit.
Verrel sempat ingin bertanya, namun ia urungkan. Seolah-olah ia mengerti akan maksud Syifa yang tidak ingin lagi bertemu dengan sahabatnya itu.
" Kak Verrel cepat hubungi Mama Ika dan Kak Ina juga, biar Kakak gak sendirian nunggunya. Aku pamit." Ucap Syifa tersenyum berjalan jauh meninggalkan Verrel.
Halte. Syifa duduk di sebuah halte bis, entah apa yang ia lamunkan, dan tiba-tiba saja ia teringat akan sosok Al.
Flashback
Halte ini..
Aku yang duduk sendiri di halte bis, karena tidak tahu arah jalan pulang saat setelah mengantarkan lelaki yang selalu membuatku susah ke Rumah sakit.Hujan turun cukup deras. Seseorang memberhentikan motornya untuk berteduh. Ia menatapku, namun aku enggan untuk menatapnya, karena aku takut jika itu seorang penjahat.
' gadis senja ' ucapnya. Aku menengok dan menatapanya.
Setelah sekian lama, Tuhan kembali mempertemukan kita. Ia seperti seorang ksatria yang siap datang untuk menolong.
Aku diantar pulang menggunakan motor sport kesayangannya. Cukup kencang ia melajukan motornya menembus rintik hujan yang membasahai kita. Ku eratkan pegangan demi kesalamatanku.
Tiba-tiba ponsel Syifa berdering menyadarkan dari lamunannya. Tidak ada lagi Al sekarang, dirinya sedang berada jauh dengan sosok ksatrianya.
Al? Tumben dia vidio call.
Seakan ada ikatan batin, dan seakan tahu jika Syifa sedang teringat padanya.
' Hai..' sapa Al tersenyum, dan di balas senyuman oleh Syifa.
Bukan dirumah. Al seakan tahu dimana tempat Syifa berada.
' Lagi dimana? Jangan bilang lagi di halte sendirian?'
Syifa mengangguk.
' Aku gak bisa pulang, tidak ada ksatria yang menolongku.' ujar Syifa sedikit bercanda.
Jelas ini membuat Al khawatir. Andai saja itu dekat, dirinya sudah pasti akan langsung menemui Syifa.
' Jangan buat aku khawatir disini, cepat pulang dan hati-hati!'
' Hai nak..' tiba-tiba Bunda Maia muncul di layar ponselnya.
' Bunda .. ' panggil Syifa senang.
' Bunda besok malam tiba di Jakarta. Nanti kamu main ke Rumah yaa, ada sesuatu yang Al beli untukmu.' Bunda Maia membocorkannya
' Bunda, kenapa memberitahunya?' Al sedikit kesal dan hendak mengambil ponselnya kembali yang sudah di rebut Bundanya.
Syifa yang mendengarnya, cuma senyum-senyum saja. Bunda dan anak yang terlihat seperti sepasang kekasih.
' Kamu sekarang pulang! Aku tutup dulu telphonenya!"