Kuliah Pertama

67 4 0
                                    

"Aduuh... Sakit..." Aku memegangi pergelangan kaki kiriku yang terasa nyeri sekali. Karena kurang memperhatikan jalan, aku jadi jatuh seperti ini.

"Kamu baik-baik saja?" seseorang yang mengendarai motor yang hampir menabrakku menanyaiku apakah aku baik-baik saja. Mungkin dia mengidap rabun ya, padahal sudah jelas aku jatuh seperti ini.

"Apanya yang baik-baik saja, lihat, aku jatuh dan kakiku sekarang sakit." Aku mengomel begitu saja, padahal memang aku yang ceroboh.

"Bagaimana aku bisa datang ke kelas nih. Huuh, ini kuliah pertamaku juga." Aku merutuk dan mencoba berdiri. Duh sakit sekali rasanya, mungkin keseleo.

"Sini aku bantu berdiri." Orang itu mengulurkan tangannya padaku. "Apa perlu aku antar ke klinik?"

"Tidak per... Loh, ternyata Kak Danar." Aku menerima uluran tangannya dan menoleh melihat wajahnya. Haduuuh, apa yang kulakukan kenapa aku ngomel-ngomel gak jelas di depan Kak Danar.

"Kamu ya, memang ceroboh, baru aja keluar dari rumah sakit, sekarang jatuh di jalan." Kak Danar memegangi tanganku, menaruhnya di pundaknya, membantuku berjalan. Ya, kaki kiriku sakit sekali.
"Naik motor bisa? Kuantar ke kelasmu. Di mana kelasmu?"

Aku hanya mengangguk setuju atas tawaran Kak Danar. Bagaimana lagi? Memang aku kesulitan berjalan. Jarak ke gedung tempat kuliah juga masih cukup jauh.

Aku pun naik di atas motor Kak Danar. Lumayan, hari pertama kuliah dibonceng kakak ganteng. Seakan hatiku berbicara seperti itu. Tetap saja, kakiku masih terasa nyut-nyut.

Kak Danar mengantarku hingga lobby gedung tempat aku kuliah hari ini. Malu juga dilihat orang banyak seperti ini. Sepertinya aku merasakan suatu ungkapan yang populer di iklan, semua mata tertuju padamu. Benar-benar malu.

"Di mana kelasmu, Dek? Biar kuantar sampai sana."

"Ndak usah, Kak. Ara masih bisa jalan sendiri kok. Kelasnya deket di ujung sana." Aku menunjuk arah di sebelah kanan kami. Ya, kuliah pertama kali ini adalah Bahasa Indonesia. Kelasnya ada di ujung gedung ini.

"Bener bisa?" Aku menganggukkan kepalaku mengiyakan pertanyaannya.
"Ya sudah, kalau memang bisa. Nanti kalau pulang naik apa?"
"Nanti naik gojek aja dah kak."
"Kalau butuh apa-apa nanti bisa menghubungi aku ya."
Ya, Kak Danar pernah memberikan nomor teleponnya saat aku masih di rumah sakit. Untuk berjaga-jaga katanya. Takut aku belum pulih benar saat itu, jadi aku bisa menghubunginya. Padahal masih baru kenal, tapi orangnya baik banget, udah ganteng, keren, seperti pasangan idaman. Heh, kenapa aku malah berkhayal.

"Aduh, gawat, aku telat." Kulihat jarum jam di tanganku menunjukkan pukul 07.30. Aaa telat 30 menit. Padahal hari pertama tapi sudah telat 30 menit. Semoga dosennya baik Ya Allah.

"Assalamualaikum. Pak, maaf saya terlambat, tadi saya jatuh di jalan." Ternyata di sana bapak dosen sudah mulai menjelaskan materi.
"Ya, sudah. Duduk sana."
"Terima kasih, Pak." Aku pun mencari bangku kosong yang tersisa. Aku memilih duduk di bangku baris ketiga, di ujung kiri. Untung saja bapaknya baik dan mempersilakanku duduk. Alhamdulillah.

Jalanku yang pincang ternyata membuat teman di sampingku bertanya padaku. Aku hanya menjawabnya singkat karena masih dalam jam perkuliahan.

*****

Meskipun ini masih pertemuan pertama, ternyata sudah disuguhi tugas. Hebat sekali. Iya, sih denger-denger di sini kuliahnya ngebut, tapi aku tak mengira bakal seperti ini. Kami diberi tugas untuk memberikan komentar dan ide menarik kami mengenai pendidikan yang ada di Indonesia. Yang harus dikumpulkan adalah makalah dan file presentasi. Satu kelompok terdiri dari 4 orang, 2 cowok dan 2 cewek. Cewek yang menanyaiku waktu itu juga satu kelompok denganku. Namanya santi, ia tidak memakai kerudung, rambutnya agak coklat lurus yang selalu diikat di belakang. Dua cowok yang lain yaitu Galih dan Fauzi, Galih berkulit putih, tinggi, rambutnya dipotong cepak. Kalau Fauzi keliatan "nerd" banget. Berkaca mata tebel, keliatan jenius. Rambutnya agak bergelombang dan agak berantakan. Kalau tinggi badan, masih lebih tinggi Galih.

===Grup 4CS===
Galih membuat grup "Grup 4CS"
Galih telah menambahkan Anda
Galih telah menambahkan Santi
Galih telah menambahkan Fauzi
Anda telah menjadi Admin

Galih
Hai, semua... Ini grup buat ngebahas tugas kemarin ya, waktunya kan seminggu, lebih baik prepare mulai sekarang

Santi
Oke, boss.

Fauzi
Gue ngikut

Oke dah
Kapan mulai kerja?

Santi
Jumat malem free?

Fauzi
Gue free

Galih
Boleh-boleh

Ngerjainnya di mana? Gak mungkin
kalo di kostku. Bisa kena omel.
Wkwkwk

Galih
Dimana ya? Perpus?

Fauzi
Rumah gue aja. Beres. Ada wifi juga.
Kalian bawa cemilan yak. Wkwk

Santi
Boleh tuh. Ntar kita bertiga bawa jajan deh.

Aku beliin kerupuk ya gengs

Galih
Aku, sih iyes. Nanti tak bawakan keripik singkong buatanku. Wkwk

Wih, bisa buat keripik dia, keren

Santi
Sip, berarti Jumat malem di rumah Fauzi ya.
Shareloc Zi, biar enak nanti kita ke sana nya.

Fauzi
Oke gampang.

Galih
Joss, wkwk

Sip dah.

*****
Tak kusangka mereka orangnya asyik. Padahal baru kenal, bisa akrab kayak gitu. Wah, Bunda, anakmu sudah dapat teman di sini.

"Hoooaaam.. Duh udah gak kuat, mata sudah lima watt. Tidur aja, deh. Belajar sudah, nyari bahan buat tugas sudah. Tidur cantik dulu " Aku membereskan laptop dan buku-buku yang berserakan, menaruhnya di atas meja belajar, di samping tas punggung warna merah marunku. Tas hadiah dari ayah karena sudah diterima di perguruan tinggi. Mengecek ulang pintu, apakah benar-benar sudah terkunci. Sudah. Merapikan tempat tidur dan waah nyamannya. Aku menyetel alarm di ponselku agar tidak terlambat sholat subuh. Kalau di rumah ada Bunda yang siap membangunkan sampai mataku benar-benar terbuka, kalau di kost? Ya bangun sendiri.

Tring
"Haduh, siapa sih, ini kan sudah malam. Bunda ndak mungkin nge-wa malam-malam.

Eh, Ra. Udah tidur belum? Ra... Ara...
Ternyata si Galih, duuh, ngapain sih. Read aja deh. Biar.

"Mendingan sambungan internetnya dimatiin aja deh. Biar bisa tidur nyenyak." Aku lalu mematikan sambungan wifi di ponselku dan pergi tidur. Aku sengaja tidak mematikan lampu karena kurasa aku belum siap untuk tidur di kamar gelap sendirian. Nanti saja beli lampu tidur, biar sinar lampunya agak remang-remang.

=====to be continue=====
Yeay, update lagi.
Ikuti terus perjalanan Ara ya.
Jangan lupa vote dan tinggalin komen. Biar semangat ngerjain part-part selanjutnya.
Bagi yang baru baca, bisa tuh, baca mulai bagian awal "A Rani's Story".
Kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan, silakan. Ingat ya, yang membangun. Hehe.
Happy reading :)

A Rani's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang