"Terima kasih atas perhatian teman semua. Sekian presentasi dari kelompok kami. Wassalamu'alaikum wr. wb."
Tepuk tangan dari teman-teman dan dosen membuat wajah kami berempat sumringah. Kerja keras kami membuahkan hasil yang memuaskan. Kami berempat saling bertatapan dan tersenyum lebar, apalagi si Galih, senyumnya lebar banget, sampai mata sipitnya ilang. Hehe.Dua hari lalu, di rumah Fauzi
"Kita bagi tugas, ya, guys" Usul Galih kepada Fauzi, aku, dan Santi. Kami bertiga hanya mengangguk setuju, biar lebih cepat selesai dan tidak membuang banyak waktu. Galih dengan semangat membagi tugas kami, mulai dari mengumpulkan bahan, menyusun makalah, membuat file presentasi, dan video yang mendukung. Setelah kami mendapat tugas, kami pun segera melakukannya. Sesuai janji Galih, dia bawa satu plastik penuh keripik singkong yang katanya buatan sendiri. Di tengah mengerjakan tugas, saat Santi memuji kripiknya, dengan bangga ia katakan bahwa mengolah singkong adalah keahliannya. Ceritanya di rumah Galih memiliki kebun singkong yang kalau sedang panen hasilnya melimpah. Nah ibu Galih suka mengolah singkong ini menjadi camilan lezat, dari singkong rebus hingga gethuk*. Dari sini Galih banyak belajar dan jadi suka banget sama yang namanya singkong. Tapi, emang keripiknya enak, renyah, gurih. Aku dan yang lain hanya bisa angguk-angguk sambil terus nyemil keripiknya.Meski ini tugas pertama dan aku masih mengenal mereka hanya sebatas tau nama waktu MO Maba saja, namun mereka asyik juga. Aku bukanlah orang yang bisa langsung akrab ata pun sulit akrab dengan orang yang baru kukenal, aku berada di tengah-tengah, hehe, biar seimbang.
*****
"Hwaaah, akhirnya aku bisa begadang nonton anime kesukaanku. Bisa maraton* liatnya. Bantal cek. Camilan cek. Minuman cek. Lotion anti nyamuk cek. Laptop cek. Stok anime* cek. Lengkap sudah." Aku ambil posisi duduk yang nyaman, iya, duduk, "jangan nonton film sambil tiduran" kata Bunda. Cintai mata, biar bisa awas* sampai tua. Hal ini selalu kuingat saat aku asyik menonton anime. Bunda tidak akan melarang asakan aku masih ingat dengan kewajibanku.
Cemilan yang kupilih adalah keripik singkong kiloan yang dijual abang-abang di pinggir jalan, enak, murah, dapat porsi banyak lagi. Aku terbiasa meminta beberapa varian rasa dalam satu plastik, biar gak bosen saat menyantapnya.
Yang tidak boleh ketinggalan adalah lotion anti nyamuk, ini sangat penting, bayangkan saja saat asyik nonton anime dan banyak nyamuk berterbangan apalagi sampai gigit. Wah, kalau tidak gatal sih aku masih ikhlas mereka hinggap dan menghisap darahku. Tapi mereka selalu meninggalkan bekas, meninggalkan rasa gatal dan bercak merah. Saat digigit nyamuk, kau akan menghadapi dua pilihan yang bisa dikatakan sulit. Bagaimana tidak? Digaruk lecet, tidak digaruk gatal. Menyebalkan.
Aku pun mulai membuka satu file anime, mungkin tidak baru, tapi aku baru menontonnya. Kutekan tombol play dan mulai menikmati ceritanya. Hal yang selalu kulakukan adalah melihat lagu pembuka dari anime yang kutonton, kupikir lagu pembuka juga mempengaruhi ketertarikan seseorang untuk menonton anime ini lebih lanjut. Begitu pun dengan lagu penutup, sama pentingnya. Jadi aku selalu tau kapan lagu pembuka dan penutup dari anime tersebut berganti. Karena tak jarang, untuk anime yang panjang episodenya akan mengalami beberapa pergantian lagu pembuka dan penutup.
Tring
Galih
Ra, lagi apa?
Nonton
Apa?
Anime.
Wah sibuk ya. Hehe. Lanjut deh.
Hmm
Galih mengirim pesan hanya tanya itu, ya ampun. Krauk. Aku memakan keripik singkong di depanku. Ya, rasanya memang lebih bervariasi daripada keripiknya Galih.
Tring
Galih
Ra, besok ikut yuk, CFD-an*. Ku jemput deh.
Lah, berdua aja? Kenapa gak ngajak Fauzi sama Santi?
Maunya sih ngajak mereka, tapi, mereka gak bisa. Nggak mau ya?
Bukan nggak mau, sih. Ya udahlah, jemput jam 6 ya on time.
Oke, siap boss.
"Ngajak CFD? Biarin dah, hitung-hitung biar sehat."
*****
Galih menepati janjinya dengan menjemputku pukul 6 tepat. Jarak kost ke alun-alun kota tempat CFD tak terlalu jauh sehingga kami cepat sampai di lokasi.
Sejak tiba di sana, mata Galih berbinar melihat jajanan yang terbuat dari singkong yang dijajakan penjual. Seperti anak kecil yang melihat makanan favoritnya.
"Aku mau beli gethuk ya, Ra."
"Eh, jangan dong, ayo olahraga dulu, belinya nanti aja, sebelum pulang."
"Keburu habis, Ra." rengek Galih
"Kalo gethuknya rezeki kamu, ya, nanti kamu bakal kebagian. Udah, ayo lari dulu." Galih mengerucutkan bibirnya. Dan kami mulai berlari mengitari alun-alun.Aku hanya sanggup tiga putaran saja. Sedangkan Galih kusuruh lanjut saja. Maklum aku sudah lama tidak joging seperti ini. Aku memilih beristirahat di salah satu kursi yang tersedia. Aku lupa tidak membawa air minum, jadi aku lebih memilih mengatur irama pernapasanku. Kaki ini masih enggan melangkah mencari minuman. Di sebelah kananku ada ayah, ibu, dan dua anaknya yang masih kecil, kira-kira yang satu usianya tujuh tahun, sedangkan adiknya lima tahun. Kakaknya bermain sepatu roda, dan adiknya berjalan dibelakangnya sambil menggandeng tangan sang ayah. Sang ibu terlihat sedang sibuk bersiaga menjaga anak sulungnya.
"Aahh, jadi teringat masa lalu, kami berempat sering bermain di area CFD seperti ini." Aku menerawang masa lalu, masa di mana aku masih seorang bocah yang hanya tau makan dan bermain saja. Hanya tau sebuah kebahagiaan, yaitu keluarga kecil kami."Nih, minum."
"Oh, makasih."
Glek glek glek. Fuaah.. Kerongkonganku serasa hidup kembali.
"Sudah larinya?" Galih hanya mengangguk.
"Langsung pulang atau... Duduk dulu?"
"Duduk. Masih keringetan nih." Galih menyeka keringat yang ada di keningnya.
"Nih, saputangan. Bersih kok. Tadi belum sempat kupakai."
"Keringin dong." Dia mengarahkan keringatnya padaku.
"Hih, keringin sendiri sana." Kulempar saputangan itu ke tangannya. Dan dia hanya tertawa puas.Setelah merasa cukup beristirahat, kami pun melangkah pulang. Mampir dulu sih ke penjual gethuk tadi. Biar Galih gak nangis, haha. Sebelum sampai di penjual gethuk Galih ketemu sama penjual sawut*. Karena dia penggila singkong, dibelilah seporsi sawut olehnya. Aku hanya geleng-geleng melihatnya seperti ini, seperti bukan Galih saja.
"Pak, beli gethuknya 5.000"
Pak penjual gethuk dengan sigap meracik gethuk ke dalam bungkus daun pisang. Bisa kulihat Galih, terlihat seperti anak kecil yang beli gula-gula. Aku hanya tersenyum melihatnya."Pak, gethuknya beli 2, 5.000an, yang satu ndak pakai kelapa ya."
Ada pembeli lain di sebelahku. Aku menggeser tubuhku agak mendekat ke Galih dan menoleh pembeli itu. Aku ingat, dulu aku punya teman yang juga suka gethuk tapi tidak suka kelapanya.
"Loh, Ara?"
=====to be continue=====Haloha semuanya...
A Rani's Story up nih, kali ini banyak bahas tentang singkong ya, hehe. Awas ngiler ya guys, hihi.
Dan akhirnya.. Happy reading :)Ini beberapa istilah yang muncul di part kali ini :)
*gethuk : jajanan olahan dari singkong, singkongnya digiling, biasanya berbentuk balok. Rasanya macam-macam, tergantung yang jual. Kadang pandan, stroberi, kacang. Disajikan dengan taburan parutan kelapa yang sudah dicampur dengan gula. Yang khas dari penjual gethuk adalah di gerobaknya dilengkapi sound yang menyenandungkan lagu-lagu.
*anime : animasi dari Jepang
*maraton : nonton banyak episode dari anime secara berturut-turut
*awas : istilah bahasa jawa untuk menyebut keadaan mata yang masih bisa melihat dengan jelas meski usia sudah bertambah
*CFD : Car Free Day
*sawut : jajan pasar yang terbuat dari singkong yang dipasrah lalu dikukus bersama gula merah. Dipenuhi taburan kelapa parut lebih nikmat.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Rani's Story
RomanceArani, seorang gadis perantauan yang menjalani hidup jauh dari orang tua dan menjadi mahasiswa yang berniat menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain, yang tentunya di jalan yang dilewatinya tak akan semulus harapan. Ada jatuh bangun yang harus...