Trauma

51 5 0
                                    


"Gara-gara kesiangan nih, jadi ndak masuk kelas. Ruginya diriku" Ara tampak murung hari ini. Tadi ia bangun kesiangan, padahal ada kuliah pagi. Sebenarnya masih sempat sih, kalau saja tadi kunci kamar kostnya tidak terselip di belakang meja belajar, karena terburu-buru ia menjatuhkan kunci kamar kostnya. Akhirnya dengan susah payah ia ambil.

Ara sekarang ada di gazebo yang ada di taman fakultasnya. Sambil menyeruput susu kotak dan memakan sepotong roti coklat. Karena (sekali lagi) telat bangun, dia tidak sempat memasak.

"Hei, main bolos ya sekarang." Galih tiba-tiba muncul di belakang Ara. Sepertinya kelasnya sudah selesai.

"Aku kesiangan eh, hehe. Gimana? Ada tugas?"

"Ndak ada sih, tapi pertemuan depan langsung kuis." Galih menjelaskan dengan santai sambil memakan gorengan.

"Ha???! Kuis?! Materinya??"

"Materi dari awal sampai yang barusan"

"Hee?? Kok mendadak sih. Lihat catatanmu dong." Ara memelas pada Galih agar dipinjami catatan.

"Salah kamu, Ra. Masa pinjam catatan ke Galih. Pinjam ke Santi sana, atau Fauzi."

"Ah, benar juga. Kamu selalu tidur di kelas." Ara menganggukkan kepala tanda setuju. Galih memang selalu terlihat tak memperhatikan penjelasan dosen di kelas, tapi dia tidak akan kesulitan saat dihadapkan dengan suatu persoalan. Mungkin ia terlahir denan kondisi otak yang jenius. Tidak seperti Ara yang harus bersusah payah belajar untuk mendapatkan nilai yang memuaskan.

"Aku akan menghubungi Santi untuk pinjam catatannya."

"Oke, aku mau ke kelas dulu ya. Aku ada kuliah sebentar lagi. Nih, rotiku buat kamu aja. Dimakan loh ya." Senyum Galih yang menyejukkan hati terkembang, lesung pipinya menambah kada manisnya.

"Aku udah punya nih." Ia mengangkat roti coklat yang ada di tangan kanannya."

"Ini rasa melon. Sudah, simpan aja buat nanti. Daah Ara..." Galih pun mulai meninggalkan Ara yang masih bingung.

"Haah, dasar Galih." Ara hanya tersenyum melihat roti melon itu.

*****

Untung saja Santi anak rajin. Aku jadi tertolong. Batin Ara. Ia tertolong berkat catatan dari Santi, yang sangat lengkap, rapi, dan indah.

Tring... Ponsel Ara berbunyi, nampaknya ada pesan masuk. Muncul pop up di layar, bertuliskan pesan dari Kak Danar.

Ha? Kak Danar? Ada apa. Batin Ara.

=================================
Kak Danar

Dek..

Ya kak? Ada apa ya?
=================================

Ara membalas dengan penuh tanya. Tidak biasanya Kak Danar mengiriminya pesan. Kalaupun mengirim pesan, pasti membahas hal yang penting.

Tring...
"Kak Danar membalas"
=================================
Kak Danar

Hmm, besok malam free kah? Sekitar habis maghrib

Hmm, belum ada rencana sih, Kak.
Kenapa ya?

Ikut Kakak ya.

He? Kemana?

Udah ikut aja

Loh loh

Sampai jumpa besok.
Kujemput jam setengah tujuh malam ya.

A Rani's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang