kalau pernah melihat dengan alat pasti tahu bahwa
diluar fokus cahaya dan perbesaran
adalah semesta yang menunggu untuk ditemukan
lalu kamera belakangan sudah bisa meneropong sampai bulan
tapi giordano bruno yang berangkat dari masa lalu sampai duluan
ia bertandang ke kemajemukan johan
cuma dengan bekal imajinasi, bayangan dan eksperimen kepikiran!
kalau ada mesin waktu, tentunya ia betah di abad duasatu
[khususnya karena tak jadi dibakar mati selain disrupsinya lantas diapresiasi tapi bisa apa kita pada kehidupan yang lahir dari kegelapan, manusia butuh adaptasi dengan cahaya dan barangkali dulu masih kelewat subuh dalam kalender peradaban, mata kita masih berakomodasi dengan lamban dan mimpi buruk masih membekas kekejaman, sampai sekarang juga kita monster yang alergi perubahan]
kembali
bapak itu, aku melihatnya di lain hari
dengan ibnu rushdi bersalam salaman
di malam yang berlubang ditutupi bumi
hantu hantu di shaf terakhir jama'ah sholat gerhana bulan
13/02/18
P.s. I read that one of Bruno's influences was Averroes or Ibn Rushd (and i used to wonder why Bruno's philosophy feels strangely Islamic!), so i clicked on Sir Rushd wikipage and i'm??? falling??? in love???
His school of thought is very suitable for scientists, check him out y'allP.s.s. I discussed what sholat gerhana bulan is for with my bigbro and we concluded that it's an homage+emphasis for gravity as one of God's most spectacular creations as well as one of the biggest representatives of natural law. Karena dalam iqro' kita juga diperintahkan untuk membaca alam kan? What do you think?