Happy reading
Pagi hari adalah saat-saat dimana semua orang sibuk dengan kehidupan barunya, menenggelamkan seluruh kisah yang telah mereka lalui kemarin dengan membuka sebuah lembaran baru seperti kertas putih yang sirat akan kepolosan untuk menghadapi panjangnya hari sebelum matahari kembali terbenam.
Sama halnya dengan keluarga yang memiliki tiga marga sekaligus dalam satu rumah. Mereka adalah dokter kim, jung eunji dan si kecil park chanji yang tengah sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Eunji, si ibu tunggal tengah sibuk dengan aktivitas memasaknya dan dokter kim sibuk mengurus kebersihkan rumah mulai dari menyapu hingga mengelap seluruh perabotan yang ada di dalam rumah tersebut berbeda dengan si kecil chanji yang tengah duduk manis di kursi rodanya seraya memainkan ponsel milik ibu-nya.
"Bang, bang" celotehnya tak jelas dengan jemari yang terus menari di atas ponsel tersebut.
Bagi seorang anak kecil. Bermain games adalah salah satu hal terindah dalam hidupnya.
"Sayang letakan itu nak. Tanganmu masih sakit bukan?" ucap eunji khawatir namun chanji tak menyautnya dengan perkataan, hanya gelengan lemah yang menandakan bahwa ia tak setuju dengan ucapan eunji.
"Biarkan saja jung" cela dokter kim ditengah aktifitasnya yang memang tak jauh dari mereka berdua.
Eunji mendengus kesal, "tapi oppa, chanji masih sak-..."
"Permisi, apakah aku mengganggu?" cela seseorang di ambang pintu.
Eunji beralih dan kedua matanya sontak membulat sempurna ke arah sumber suara yang menurutnya tak asing, "Park Chanyeol" batinnya menelisik.
Dan untuk beberapa saat eunji masih mematung ditempatnya. Sulit di percaya oleh akal sehatnya sendiri bahwa pria itu kini berada di dalam rumahnya. Berjuta pertanyaan bersarang di benaknya mulai dari, bagaimana bisa pria itu datang dipagi buta seperti ini dan darimana pria itu tahu alamat rumahnya mengingat baru kemarin ia menginjakkan kakinya kembali di seoul.
Eunji heran, "Apakah dia seorang Paranormal atau penguntit ulung".
"Selamat pagi semuanya... Bolehkah aku masuk" ucap chanyeol tak tau malu. Menengahi pikiran eunji yang masih melayang tak karuan.
Perlahan chanyeol berjalan dengan pasti. Bertingkah seakan tak terjadi apapun bahkan dokter kim yang notabene-nya sepupu eunji masih mematung dengan tingkah laki-laki tersebut berbeda dengan chanji yang kini bersorak riang, meletakan ponsel milik sang ibu di atas meja lalu beralih mendorong kursi rodanya mendekati chanyeol yang tersenyum sumringah ke arahnya.
"Good morning son" ucap chanyeol tulus dan eunji hampir saja terjungkal kaget mendengar perkataan tersebut jika saja dokter kim tak segera menahan tubuh mungilnya.
Chanyeol hanya tersenyum pias dengan kerlingan nakalnya melihat reaksi eunji hingga detik kemudian ia beralih mengangkat chanji ke dalam pelukannya.
Chanji tentu saja riang membalas perlakuan tersebut mengingat selama 3 tahun lebih ia tak merasakan kasih sayang dari seorang ayah meski dokter kim dan eunji selalu memberikan kasih sayang lebih untuknya namun hal itu tak membuat chanji puas akan kasih sayang seorang ayah yang memang ia butuhkan di masa pertumbuhannya dan kehadiran chanyeol telah berhasil membuatnya terikat meski mereka baru 2 hari bertemu.
"Molning paman" balas chanji tak kalah senang seraya mengaitkan kedua tangan mungilnya di leher chanyeol.
"Paman membawakan banyak coklat dan permen untukmu. Apa kau menyukainya?" tanya chanyeol tanpa melepaskan satu tangannya yang menjadi sanggahan untuk menahan tubuh mungil chanji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Park Chanyeol & Jeong Eunji (COMPLETE)
Fanfiction"Kesedihan & Penderitaan" - Jeong Eunji (Mature Content 18+ harap bijak dalam membaca)