Happy reading
Masih di rumah sakit dan hari ini adalah hari ke-5 chanji dirawat. Kondisinya mulai membaik bahkan alat-alat medis yang setia menempel di kaki mungilnya telah lepas dari kemarin sore namun dokter masih tak memperbolehkan chanji untuk bergerak lebih banyak meski chanji terus merengek karena alasan pegal dan bosan tapi chanyeol selalu memiliki banyak akal untuk melerai keinginan putranya bangkit dari ranjang rawatnya dan hal itu menjadi point plus dimata eunji.
Selama 3 hari terakhir ini, Eunji menghangat. Sikapnya berubah 180° dari pertama kali ia mengetahui bahwa chanji di diagnosa tak baik-baik saja. Awalnya ia selalu merutuki dirinya sendiri pembawa sial dan terus menerus menyalahkan chanyeol sebagai penyebab utama dari semua kesialan dalam hidupnya.
Penyalahan itu berjalan selama 2 hari berturut-turut dalam hidupnya hingga eunji tak sengaja bertemu oh hayoung. Hayoung sendiri adalah seorang wanita muda yang mengidap penyakit leukimia stadium akhir dan dokter telah mengatakan bahwa hidupnya tak lama lagi.
Dalam waktu yang bersamaan, mereka berbaur dan dekat lebih cepat hingga mereka berani berbagi kisah yang ada dalam hidupnya masing-masing. Saat itu eunji lebih dominan menjadi pendengar setia kisah hayoung. Ia tak menyangka jika hidup hayoung lebih berat dari hidupnya.
Eunji tak bisa membayangkan jika di usia hayoung saat ini yang baru menginjak 18 tahun. Hayoung harus rela menggantungkan hidupnya pada peralatan medis yang bahkan tak bisa membuatnya hidup lebih lama seperti yang ia harapkan.
Yang lebih menyakitkan dari kisah teman barunya itu adalah, hayoung juga pernah merasakan sakit sama seperti yang pernah eunji alami sebelumnya yaitu dipaksa untuk menggugurkan kandungannya.
Hayoung ringkih dalam tangisannya bercampur senyum paksa ketika ia harus mengingat kejadian buruk itu. Dalam benaknya masih terlintas jelas kejadian 2 tahun yang lalu ketika ia diperkosa oleh teman sekolahnya dan orangtuanya sendiri yang memaksanya untuk menggugurkan kandungannya karena orangtuanya merasa malu atas apa yang terjadi padanya meski itu bukanlah murni dari kesalahannya.
Pada waktu itu, Hayoung memohon agar orangtuanya mengijinkan ia untuk mempertahankan janinnya meski dalam hatinya ia tak seberapa menyukai kehadiran janinnya sendiri tapi larangan keras dari orangtuanya harus ia telan mentah-mentah mengingat penyakitnya juga tak memungkinkan untuknya mengandung karena sungguh untuk mengurus dirinya sendiri hayoung masih bergantung pada orangtuanya yang harus repot bolak-balik rumah sakit untuk rawat jalan, cuci darah, dan pemeriksaan rutin.
Hayoung tak menyerah begitu saja untuk mempertahankan janinnya karena ia juga tak mau menjadi seorang pembunuh bagi darah dagingnya sendiri. Ia paham jika rasa tak suka pada janinnya tak sebesar rasa kasihnya hingga ia memaksa kabur dari rumah untuk menghindari orangtuanya dan hayoung menangis tersedu ketika ingatannya kembali menceritakan hal itu pada eunji karena ia juga merutuki dirinya yang melarikan diri saat itu.
Hayoung tergelak sakit, ia menangis, ia menyesalinya karena saat itu juga, ia mengetahui orangtuanya meninggal karena kecelakaan ketika mencari dirinya hingga ia terus menyalahkan dirinya sendiri dan harus rela hidup sendiri dan untuk biaya rumah sakit selama 2 tahun terakhir ini hayoung menggantungkan semuanya pada harta peninggalan orangtuanya.
Ia tak memiliki kerabat ataupun teman lagi sejak kejadian-kejadian buruk itu menimpa dirinya dan untuk janinnya. Hayoung terpaksa harus merelakannya pergi menyusul kedua orangtuanya tapi bedanya penggugurannya kali itu atas saran dokter karena penyakitnya semakin parah.
Eunji memahami kehidupan yang dijalani hayoung lebih keras dibandingkan dengan dirinya hingga setelah itu, ia berfikir keras untuk mengikhlaskan semuanya dan mulai membenahi dirinya untuk tak berlarut-larut dalam kata sesal, sedih dan dendam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Park Chanyeol & Jeong Eunji (COMPLETE)
Fanfiction"Kesedihan & Penderitaan" - Jeong Eunji (Mature Content 18+ harap bijak dalam membaca)