26

2.6K 283 235
                                    

Happy reading

Stres merupakan cara tubuh melindungi diri dari bahaya sehingga membuat kita tetap fokus, aktif, dan selalu waspada. Meski begitu, respon perlindungan diri ini tidak mudah untuk dikendalikan oleh otak dan bisa menyebabkan tekanan mental dalam jangka panjang.

Stres berat tidak hanya diketahui sebagai penyebab berbagai penyakit degeneratif, tetapi juga memengaruhi bagaimana seseorang berpikir. Stres berat dapat memengaruhi susunan otak yang berpotensi memicu ketidakseimbangan materi otak, berperilaku bahkan hingga memicu gangguan jiwa.

Suho mengusap wajahnya kasar ketika penjelasan dokter choi kembali bersarang dalam ingatannya. Terbesit rasa sesak dalam dadanya ketika beban itu semakin berat menghantam bahkan bukan hanya untuk dirinya sendiri melainkan juga untuk sahabatnya chanyeol yang kini tengah terbaring lemah dengan infus di tangan kanannya bahkan wajahnya terlihat begitu pucat.

Suho mengerjap lelah lalu menghembuskan nafas beratnya. Tak sadar bahwa beban berat itu telah membuatnya menjadi sosok yang lemah bahkan kini untuk menahan setetes air mata yang keluar dari pelupuk matanya saja ia tak mampu. Benar, Namja tampan itu menangis dalam diam seraya memegang erat tangan kiri chanyeol. Ia menundukan kepalanya tak kuasa untuk menatap wajah sahabatnya.

"Maaf hiks... Maafkan aku chanyeol-ah maaf karena telah gagal menjagamu dengan baik... Hiks... Maaf" tangis suho tercekat dalam katanya. Sungguh rasanya untuk berkata bahwa ia tak mampu menjadi pemimpin yang baik semakin menyakiti hatinya yang telah tergores luka.

Suho kembali menangis dan malam itu ratusan kata maaf terus suho panjatkan disela tangisannya bahkan ia tak sadar bahwa chanyeol pun meneteskan air mata dalam ketidak-sadarannya.

Pagi menjelang begitu cepat menggantikan malam namun ketidak-sadaran chanyeol masih setia dengan nyamannya menyelubungi kondisinya berbanding terbalik dengan suho yang kini masih terjaga menemani sahabatnya bahkan setelah melalui malam yang memilukan ia masih setia tersenyum untuk menyembunyikan kesedihannya.

"Sadarlah jagoan, leader tak berguna ini merindukanmu. Tawamu, candaanmu, kekonyolanmu, bahkan amarahmu. Aku, aku merindukan semua hal itu darimu" gumam suho seraya tersenyum penuh luka seraya menatap lamat wajah chanyeol.

"Kau bahkan bukan anak kecil lagi seperti saat kita pertama kali bertemu sebelum debut exo tapi kenangan itu membuatku bahagia. Mengenalmu dari awal tidak membuatku menyesal dan andaikan suatu saat nanti impian kita bersama harus pupus di tengah jalan sungguh aku tak peduli lagi karena yang aku pedulikan kini adalah kebahagian semua sahabatku" ucap suho tercekat ketika suara paraunya semakin bergetar.

"Aku salah bahkan selama ini kita semua telah salah dalam berpikir. Rasa bangga bahkan kebahagiaan itu hanya dapat kita rasakan ketika kita dalam puncak popularitas setelah perjuangan yang sangat panjang. Hem pikiran kita memang sama dan tidak ada yang dapat mengubah hal itu hingga sekarang benar bukan? Tapi, tapi aku berpikir ulang untuk hal itu. Hal yang kita banggakan selama hidup kita dengan mengesampingkan ego masing-masing bahkan mengorbankan orang lain. Apakah akan bertahan selamanya? Tidak, kita semua lucu bahkan aku malu untuk mengangkat kepalaku bahwa aku pernah menjadi bagian diriku yang terbodoh. Ini semua terlihat sia-sia bagiku, ini semua sia-sia chanyeol-ah" sambung suho dengan getir seraya menundukan kepalanya, tak menyadari jika jemari chanyeol mulai bergerak perlahan diikuti dengan matanya yang mulai terbuka.

"Angkat kepalamu. Kau adalah leader terbaik exo" lirih chanyeol parau dan hal itu berhasil membuat suho menolehkan pandangannya.

"Perjuangan kita memang pantas disandingkan dengan popularitas kita saat ini tapi perkataanmu, aku pun tak dapat memungkirinya jika kita memang semakin gila terlebih untuk diriku hyung" sambung chanyeol seraya mencoba bangkit dari posisinya dan tangan suho terulur untuk membantunya.

Park Chanyeol & Jeong Eunji (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang