Jisoo dan Taeyong suka lukisan. Walaupun nggak bisa melukis, nggak tau siapa-siapa pelukis terkenal, dan pendalaman ilmu lukis-lukisan. Intinya, suka aja.
Kayak sekarang, mereka lagi berdiri di depan lukisan karya pelukis lokal yang bikin Jisoo nggak mau pergi dari sana.
"Fotoin aku," pinta Jisoo. Kemudian dia berpose kalem, sedangkan Taeyong melakukan tugas wajibnya, yaitu jadi potograper pribadi Jisoo.
"Kok muka aku jelek di situ, ya?"
"Emang."
"Mending gak usah ngomong," cibir Jisoo.
Iya, kembali lagi jadi Taeyong si balok es. Kalau di tempat ramai kayak gini, Taeyong otomatis berubah jadi dingin, protektif, pendiem.
Tapi kalau lagi berdua aja, yah... anak kecil aja kalah manjanya.
Jisoo menyeret Taeyong keluar studio setelah puas memotret banyak lukisan. Mereka sepakat buat main beberapa wahana di festival ini.
"Mau main mancing mania itu gak, yong?" tanya Jisoo, nunjuk-nunjuk wahana kolam karet “Mancing Mania”.
"Terserah," jawab Taeyong yang merangkul pundak Jisoo.
Itu artinya, Taeyong sudah memasang alarm waspada karena banyak cogan-cogan di sini yang lirik-lirik Jisoo.
Jisoo yang paham kebiasaan pacarnya ini, akhirnya mendekatkan dirinya ke pelukan Taeyong.
"Gak jadi deh, kita main yang lain aja. Yang dapet hadiah. Tapi jajan dulu," ajak Jisoo.
Taeyong sih manut aja, yang penting Jisoo gak lepas dari dia.
Mereka sampai di tempat penjual makanan ringan. Karena Jisoo beralasan, dia harus mengisi perutnya dengan snack supaya maksimal dalam permainan.
Iyain.
Sebenarnya, Taeyong memaksa Jisoo buat ikutan ngantri. Tapi Jisoo meyakinkan Taeyong kalau dia bisa jaga diri. Gak bakal ada yang ganggu.
Kalaupun ada yang ganggu, “aku bakal tendang anunya!”
Alhasil Jisoo menunggu di luar antrean, sedangkan Taeyong tetap mengantri sambil sesekali melihat ke belakang.
×××
Lumayan lama Taeyong mengantri. Itu ngebuat Jisoo memilih untuk duduk di sebuah kursi. Festival ini memang memfasilitasi beberapa kursi di beberapa tempat.
Lagi asik lihatin foto di studio tadi, Jisoo disapa sama seseorang.
"Jisoo, ya?"
"E-eh? Iya. Ini siapa?" balas Jisoo gagap.
IYA GAGAP. SOALNYA yang nyapa Jisoo orangnya GANTENK.
Si ganteng malah ketawa. "Gue Minhyun. Temen virtual lo di ica-ica. Pasti lupa, hehe."
Jisoo kelihatan kaget. "Iya, ya? Ica-ica apa deh?"
Yang namanya Minhyun itu malah senyum. "Ica-ica, Jis. Kita baru kenalan bulan lalu dan saling follow-followan. Masa lo lupa?"
Jisoo menatap muka Minhyun sambil menekan bibir. "Ica-ica itu apa?"
Kemudian, Jisoo berdiri, dan mereka sudah saling berhadapan.
"Loh? Yang car--"
"HOH! YANG CARI JODOH SAMA BISA MAIN TEBAK GAMBAR YA?"
Kadang, si pacar Taeyong ini kalau terlalu excited suka lupa ngecilin volume.
Untungnya festival lumayan bising. Jadi hanya sedikit orang yang menatap Jisoo karena teriakannya tadi.
Minhyun tertawa, menampakan deretan gigi putihnya. "Ternyata lo lucu beneran."
"Eh eh tapi, gue gak pernah deh main cari jodoh di ica-ica?"
"Buktinya gue kenal elo?" Minhyun menelengkan kepala. "Apa lo baru kecelakaan terus amnesia?"
Jisoo mengibaskan tangannya, menahan tawanya meledak. "Ah ngaco, korban film!"
"Tapi serius loh, Jis. Kita bahkan udah saling follow." Minhyun meyakinkan.
Jisoo manggut-manggut. "Oke deh, mana tau gue lupa gitu..."
Nah, kata orang, entah mitos apa asli, kalau kita dilihatin itu, pasti kita ngerasa. Otomatis, kita bakal menengok ke arah si pelaku yang ngelihatin kita.
Pun Jisoo. Dengan otomatisnya juga, kepalanya noleh ke samping, mendapati si mas pacar sedang berdiri tegap.
Iya, Taeyong.
Tangan kanannya dimasukkan ke kantong, dan tangan kirinya menenteng plastik belanjaan.
Plastik belanjaannya digenggam erat banget sampe sampe mungkin kita bisa denger plastiknya minta help, “mas tolong tolong jangan kuat-kuat!”.
O-OW. Here comes trouble.
Dari jauh, tatapan tajam Taeyong seakan ngasih tau Jisoo kalau dia dan cowok itu dalam masalah.
Mulut Taeyong menginsyaratkan sesuatu yang bisa ditangkap Jisoo sebagai, “tendang anunya.”
Tapi, ya namanya Jisoo, belagu sangat tapi penakut. Dia cuma cengar-cengir, haha-hehe sambil natap si mas pacar yang udah mulai berjalan ke arah mereka.
Minhyun yang melihatnya, jadi heran. "Jis? Lo kenapa? Kebelet? Mau gue anterin ke toi--"
"Jis, pulang."
YES. THE KING IS COMING OVER.
Jisoo rasanya mau nelpon Jun apa Ten buat diboyong pulang, takut terjadi pertarungan antar raja hutan.
"I-iya, sayang. Ayo, pulang," cicit Jisoo.
Udah gitu, dia malah ngedusel ke Taeyong, seakan-akan tindakannya itu bakal meredam amarah si mas pacar.
Minhyun menoleh. "Oh? Pacarnya Jisoo, ya?" tanyanya ramah.
Taeyong hanya diam. Menatap Minhyun intens. Seolah memberi tahu, kalau Jisoo ini punya dia.
"Lo siapanya Jisoo?"
"Gue Minhyun, temen virtualnya di ica-ica," jawab Minhyun ramah.
Dan yah, Jisoo tau dia dalam masalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
1995 hearts | Taeyong & Jisoo
Fanfictionside story of 'Hartono Super Family' - Daily love life of Kim Jisoo from the 'Hartono Super Family' and her boyfriend, Lee Taeyong! /// ⚠️ tip-off : contains lots of drama scene loves unv ©2018, lovegaritma