5. Curiga

84 6 6
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi nyaring dipengeras suara sekitar 5 menit yang lalu, namun mataku masih fokus memandang papan tulis dan bukuku secara bergantian karna aku sedang mencatat. Aku terlambat mencatat pelajaran Sejarah karena aku sempat pergi ke alam mimpiku alias tertidur di atas meja disaat Ibu Fitri sedang mencatatkan materi di papan tulis. Untung saja temanku Rista cepat membangunkanku sebelum Ibu Fitri melihat kearahku dengan kepala yang ku telungkupkan di atas meja.

"Buruan dong Shaa, lama banget sih!" terdengar suara teriakan Rista dari depan pintu kelas membuat tanganku semakin cepat untuk menulis.

"Iya nih, buruan gue laper pengen cepet ke kantin! Cacing diperut gue pada demo," tambah Raudah lagi.

"Lo cacingan Rau?" tanya Rista yang dahinya mengernyit.

"Hhe. Becanda deng," jawab Raudah sambil menyengir. Aku yang sedang fokus menulis, sempat terkekeh mendengar itu.

"Tunggu bentar, ini dikit lagi kok," jawabku dengan suara sedikit keras pada mereka berdua. Sekitar 2 menit setelah keluhan Rista dan Raudah padaku, akhirnya selesai juga catatanku.

"Yee.. Finishh!" sambungku lagi. Setelah itu langsung ku bereskan buku-bukuku dan kusimpan kedalam tas.

"Yuk ah buruan ntar nggak kebagian tempat duduk lgi di kantin." aku mengucapkannya dengan santai seraya berjalan mendahului mereka yang masih bertatapan heran satu sama lain di depan pintu kelas.

"Bukannya kita ya yg harusnya bilang gitu ama dia?" tanya Raudah dengan bingung lalu berlari kecil menyusulku di depan dan Rista hanya memutar kedua bola matanya saja.

Sesampainya kami di kantin terlihat tempat duduk hampir penuh karena sudah dipenuhi oleh siswa siswi di sana, kami bingung ingin duduk dimana. Aku mengedarkan pandanganku pada tiap sudut, dan mataku berhenti pada satu titik sosok laki-laki yang sedang duduk berdua dengan temannya itu.

"Nah kita duduk disana aja!" kataku pada Rista dan Raudah sambil menunjuk kearah dua orang laki-laki yang sedang duduk menikmati makanannya.

"Eh tapi-" tak sempat Rista berucap, aku sudah menarik tangannya duluan dan Raudah hanya membuntuti kami dari belakang.

"Hai kak, kita bertiga boleh gabung nggak?" tanyaku pada sosok laki-laki itu.

Laki-laki itu menunda untuk menghisap minumannya karena mendengar suara perempuan didepannya, "Oh ternyata elo, kirain siapa. Boleh banget kok, ayo gabung duduk disini," jawabnya antusias dan sambil menyuruhku duduk di depannya sedangkan Rista di sebelah kiriku dan Raudah disebelah kananku. Sambil berterimakasih dan Kak Rafa hanya mengangguk saja.

Kami bertiga langsung memesan minuman dan makanan. Setelah beberapa menit menunggu akhirnya pesanan kami datang dan kami langsung menyantapnya.

"Ehm.. Lo makin cantik aja Rau." sontak membuat Raudah kaget dengan perkataan kak Doni, temannya Kak Rafa yang memecahkan keheningan antara kami. Kak doni orangnya tampan dan juga baik. Tapi tetap saja bagiku kak Rafa yang paling Tampan.

"Eh- Kak Doni bisa aja. Muka aku dari dulu emang cantik gini kali kak," Aku dan Rista yang mendengar jawaban dari Raudah sontak memutar kedua bola mata dan kak Rafa hanya tekekeh geli mendengarnya, karena Raudah itu sangat pede kalau sudah berbicara. Raudah tampak tersenyum malu dan pipinya mulai memerah karna dipuji oleh Kak Doni. Maklumlah Raudah kan orangnya suka kebawa hati mulu, lebih tepatnya baperan.

Tiba-tiba datang dua pasangan yang sering kami gelar Anang & Ashanty yaitu teman sekelasku yang bernama Rahmad & Dayah. Kalian yang sering dengar pidato pasti sering mendengar nama rahmad dan hidayah. Oleh karena itu menurut kami mereka berdua sepertinya memang ditakdirkan bersama karena dilihat dari namanya saja sudah mempunyai keterkaitan satu sama lain.

"Wahh!! ada 3R nih!" suara hentakan meja yang terdengar nyaring itu sontak membuat kami semua yang sedang asik makan mengalihkan pandangan ke arah sumber suara. "Tapi kok cowoknya kurang satu?!" sambungnya lagi. Aku sudah bisa menebak suara itu dan hanya Dayah yang memberi kami bertiga dengan gelaran 3R, yaitu Risha, Raudah, Rista.

"Apaan sih! Bisa pelan dikit napa ngomongnya?! Untung aja gue nggak keselek es batu gara2 elo!" sahutku sambil melirik sekitarku karena siswa siswi telah menyoroti kami akibat suara Dayah yang tidak dikontrolnya.

"Iya maaf deh. Lagian gue refleks, hhe," Rahmad yang mendengar itu hanya terkekeh pelan seraya menggeleng kepala.

"Btw, depan Risha ada kak Rafa, depan Raudah ada kak Doni, lah kok cuma lo yg pasangannya nggak ada?" lanjut Dayah pada Rista dengan cengirannya.

"Yaelah day, emang harus gitu punya pasangan yg kyak lo bilang?!" Rista mendengus kesal dan mengalihkan pandangannya dari kami semua.

"Eh, jngan gitu dong! Nggak mungkinlah cewek secantik dia sendirian. Kalo perlu gue juga bisa kok nemenin dia," sontak pernyataan Kak Rafa membuatku terdiam. Dan Rista yang mendengar itu langsung berpaling membulatkan matanya pada Kak Rafa dan sesekali melirik ke arahku. Namun kak Rafa tetap bersikap santai dan melanjutkan menyantap makanannya.

'Apa maksud kak rafa barusan?' tanyaku pada batinku.

____

Bel pulang sekolah berbunyi, pertanda jam pelajaran terakhir telah usai. Akupun bergegas membereskan semua bukuku yang ada di atas meja dan memasukkannya kedalam tasku.
Raudah sudah pulang duluan karena ada sesuatu yang ingin ia beli katanya, sedangkan Rista pun sudah dijemput oleh mamanya di depan gerbang. Sekarang aku hanya berlari kecil melewati koridor yang sudah terlihat sepi dan pikiranku hanya ingin cepat sampai ke depan gerbang agar bisa cepat pulang karena Kak Riko sudah menungguku sedari tadi.

BUK

"Aww!!" aku terjatuh dan meringis kesakitan. Kakiku tidak sengaja tersandung dengan kaki seseorang saat ku ingin berbelok dari kelas XI MIPA 3 berniat menuju ke tangga untuk turun kebawah.

Aku berusaha berdiri sambil memegang lututku yang sakit akibat terbentur pot bunga yang ada di dekatku itu, namun pergelangan kakiku sepertinya tidak begitu kuat untuk menumpu badanku yang menyebabkan tubuhku hampir terjatuh ke lantai lagi jika sosok laki-laki itu tidak cepat menahanku.

"Kita harus ke UKS dulu buat obatin luka lo!"

Step By StepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang