8. I don't know your feel

51 8 5
                                    

"Oh yaudah. Btw jngan lupa mlm ini ya," kak Rafa tersenyum padaku dan aku hanya mengangguk malu.

"Aaciee kyaknya ada yg janjian nih," kami menoleh ke arah Raudah yang sedari tadi berdiri bersama Rista di belakangku.

"Eh lo juga punya janji kan sama Doni mlm ini?" tanya Kak Rafa yang membuat mata Raudah membulat lalu menunduk tersenyum malu ketika kak Doni muncul di sebelah Kak Rafa. Kak Doni hanya mengangkat alisnya sambil tersenyum manis pada Raudah.

Saat itu juga tiba-tiba Farhan berdiri dan langsung pergi tanpa pamit atau mengucapkan sepatah katapun lalu meninggalkan kami yang sedari tadi asik berbicara. Namun aku tak mengiraukan itu, aku hanya sibuk dalam pikiranku tentang malam ini yang akan jalan berdua bersama kak Rafa.

"Eh, Rista ikutan juga yah mlm ini bareng gue sama Risha?"

Aku dan Rista membelalakkan mata secara bersamaan.

Mengapa kak Rafa ingin membawa Rista gabung malam ini? Bukankah sebenarnya kami hanya berdua saja. Ternyata pikiranku salah, aku berpikir nantinya hanya kami berdua Kak Rafa saja yang akan senang-senang malam ini, ternyata kak Rafa juga akan mengajak Rista. 'Ah nggk asik!' batinku kesal.

"Hah! aku?!" tunjuk Rista pada dirinya sendiri memastikan, "Bareng kalian berdua?" sambungnya seakan tak percaya pada ucapan Kak Rafa.

"Iya, elo. Kan kasian lo malam ini nggak ada temen, jadi lo ngikut gue sama Risha aja," jawab Kak Rafa dengan antusiasnya. "Gimana?" lanjut tanyanya.

"Eh- nggak deh kak, aku kyaknya sibuk mlm ini,"

"Emng lo sibuk ngapain?" tanya kak Rafa.

"A-aku mm-malam ini.. Malam ini mau ngerjain tugas bnyak bngt soalnya." jawab Rista dengan kikuk berusaha memastikan kami.

Aku membuang napas lega, akhirnya Rista tidak bisa ikut kami berdua.

"Ikut aja kali biar tambah rame kalo ada elo,"

What the heel?

Aku hanya bisa tercengang mendengarnya juga menatap kak Rafa dan Rista secara bergantian.
Aku hampir habis pikir, apakah alasan Rista masih kurang jelas? mengapa kak Rafa begitu bersikeras menginginkan Rista untuk ikut malam ini bersama kami berdua.

"Nggak bisa." jawab Rista singkat. Lalu ia menarik tanganku juga membawaku dan Raudah untuk pergi ke kantin.

Aku menjadi semakin bingung. Mengapa Rista tiba-tiba bersikap seolah tidak suka dengan Kak Rafa hanya karena ajakan itu? Seharusnya kan ia bersikap biasa saja. Aku rasa ini ada yang janggal. Ah apa ini cuma pikiranku saja yang berlebihan terhadapnya. Sudahlah. kepalaku tak cukup kuat untuk memikirkan banyak teka-teki ini.

Author p.o.v

Kamar yang lumayan luas juga didominasi oleh warna biru tua dan terlihat sedikit berantakan di sudut-sudut tertentu di ruang itu. Di situlah dua orang laki-laki sedang asik dengan kesibukannya masing-masing, yang satu sedang memainkan gitar dan yang satunya lagi hanya duduk diam sambil menatap lurus ke arah pintu kamarnya dengan tatapan kosong.

Petikan lagu yang di mainkan laki-laki itu tiba-tiba terhenti, seketika suasana menjadi hening dan ia mulai membuka suara pada laki-laki yang hanya diam dalam pikirannya sedari tadi. Ia menghela napas pelan lalu membuka mulutnya.

"Dari tadi lo ngelamun mulu, kek cewek! Mikirin apaan sih?" tanya Rayen. Namun yang ditanya masih diam tak menjawab. Namun Rayen membuka suaranya lagi.

"Woy Farhan! Lo kesambet apaan?!" suara keras juga bunyi gitar dengan tiba-tiba yang di petik secara asalan oleh Rayen akhirnya berhasil membuat Farhan sadar dari lamunannya.

"Apa lo? Kalo lo bosen mending lo balik aja sono," jawab Farhan sambil mengangkat wajahnya seolah menunjuk ke arah pintu. Ia langsung beranjak dari kursinya dan melangkah ke arah tempat tidurnya lalu menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur itu.

"Lah.. mlm ini kan gue nginep di rumah lo, masa main usir aja. Sensi bnget sih, jngan2 lo lagi PMS?" sahut Rayen asalan sambil terkekeh tak jelas. Rayen memang sering menginap di rumah Farhan terlebih jika besok adalah hari minggu.

"Bacot mulu lo dari tadi," jawab Farhan kesal sesekali melirik ke arah Rayen lalu kembali menatap langit-langit kamarnya.

"Lo juga sih mancing pikiran gue buat ngerukiyahin lo," celetuk Rayen lalu ia melanjutkan memetik gitarnya kembali dan Farhan hanya menatap sinis ke arah Rayen lalu membuang napasnya dengan kasar.

"Kalo lo bukan sepupu gue, mungkin lo udah gue gampar dari tadi." jawab Farhan dengan suara pelan namun Rayen tidak mendengarnya karena ia asik memainkan gitar itu kembali.

Rayen adalah sepupu Farhan. Mereka berdua sangat dekat dan umur merekapun tidak terlalu jauh hanya beda beberapa bulan saja, hanya saja mereka berbeda kelas. Rayen memiliki nama panjang Rayeno Denanji Alifaro. Dia juga memiliki ketampanan tak jauh beda dari Farhan, jadi tak heran dia juga menjadi dambaan para kaum hawa.
.

Setelah itu terjadi keheningan beberapa menit dan hanya bunyi gitar yang terdengar mengalun di telinga kedua laki-laki itu. Sampai suara gitar itu kembali terhenti.

"Eh gimana si Risha?" pertanyaan itu sontak membuat Farhan langsung menoleh ke arah Rayen.

"Gimana apanya?" tanya Farhan seolah-olah tidak mengerti.

Rayen berdecak lalu membuka mulutnya, "Lo ini gimana sih! Dari pertama kita MOS, sampe gue pacaran sama Rista terus gue putus dan bahkan sampe sekarang ini lo masih memendam perasaan lo?! Sampai kapan sih lo nyembunyiin perasaan lo?" tanya Rayen pada Farhan. Akibat menyebut nama Rista, Rayen jadi teringat masa lalu mereka.

Rayen memang pernah pacaran dengan Rista sekitar 5 bulan yang lalu, mereka putus hanya karena kesalahpahaman. Saat itu Rista melihat Rayen bersama perempuan lain sedang duduk di taman sekolah sambil kepala perempuan itu bersandar dibahu Rayen dengan manja.

Rista kenal dengan perempuan itu namanya Selina Canesa. Perempuan itu mengaku dekat dengan Rayen, oleh karena itu mereka menjadi putus. Sampai detik ini Rayen tidak tau apa maksud Selina berbohong pada Rista. Walaupun putus, sebenarnya mereka masih menyimpan perasaan yang sama namun mereka saling gengsi mengungkapkannya.

Farhan hanya diam sambil menatap ke arah balkon kamarnya, ia tidak menjawab pertanyaan dari Rayen.

"Far, gue tau lo suka sama Risha dari dulu, tpi lo mau sampai kapan diam dalam perasaan lo tanpa ngungkapinnya? Asal lo tau, cinta itu nggak bisa dateng gitu aja terus endingnya bahagia tanpa ada usaha." sambung Rayen yang berhasil membuat Farhan bangkit dari tempat tidurnya lalu melangkahkan kakinya kearah kursi yang sebelumnya ia duduki.

"Ray," suara Farhan dengan pelan namun masih bisa terdengar oleh Rayen. "Gue udah coba, tapi di sini bukan gue aja yg berjuang," sambung Farhan.

Kedua alis Rayen terangkat menampakkan wajah bingungnya, "Maksud lo?" tanya Rayen.

Farhan menghela napasnya lalu membuka suaranya lagi,

"Maksud gue, bukan cuma gue aja yang suka sama Risha." jawab Farhan dengan jelas.

"Terus siapa lagi?" tanya Rayen penasaran.

"Rafa."

Jawaban yang singkat dari Farhan namun dapat membuat kedua mata Rayen membulatkan.

"Hah! Rafa Adisakti maksud lo? Kapten basket kita? Dia suka sama Risha? Lo tau darimana?" Farhan memutar bola matanya mendengar pertanyaan itu.

"Hm," jawab Farhan dengan malas. "Bahkan sekarang mereka berdua kayaknya udah mulai dekat." setelah ucapan Farhan itu keduanya hanya bisa diam dan larut dalam pikirannya masing-masing.

Step By StepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang