Our Painful

1.2K 137 10
                                    

Mimpi merupakan bagian terdalam dari tidur yang terkadang membawa pada alam bawah sadar. Dimana segala macam kenangan sedari kecil terekam dengan jelasnya. Ia yang tertata rapi bak jajaran buku di perpustakaan.

Bahkan kenangan yang sengaja maupun tidak sengaja terlupakan, nyatanya masih tersimpan apik dalam alam bawah sadar.

Dan...

Dibagian itulah seorang pemuda terjerat akan kenangan yang menghancurkan segala kebahagiaannya.

Menyaksikan bahwa dirinya lah penyebab kematian kawan yang amat ia sayangi.

Bau anyir darah tercium berbaur dengan aroma mesin terbakar.

"Tidak... Lam... Kumohon... Jangan tinggalkan aku..."

Tubuh yang didera luka teramat akibat pecahan kaca dan sepertinya dislokasi tulang. Bahkan kondisi terbalik karena tertahan safety belt. Tak menghentikan jemari pemuda itu yang hendak menyentuh wajah kawan yang tak lagi bergerak, bahkan matanya sudah tertutup.

"Ayah... Ibu... "
.
.
.

TET... TET...TET...

Forth bagai ditarik kembali ke dunia, mendengar suara alarm ponselnya. Ia sama sekali tak terkejut ketika mendapati dirinya terbangun di lantai dingin yang beralaskan karpet.

Oh iya... Semalam ia kambuh.

Kepalanya masih cukup pusing dan sedikit sulit bagi Forth untuk berdiri. Ia bahkan harus memegang pinggiran meja TV untuk membawanya ke kamar mandi.

Membasuh wajahnya dan memandang tepat pada bayangannya di cermin kamar mandi.

Terlama terdiam disaat keran air itu terus mengalir.

Pikiran yang melayang jauh meninggalkan raga yang termangu. Harus Forth akui perjalanan ke Swiss, membuat mimpinya tentang Lam perlahan semakin jelas.

Semenjak sembuh dari kecelakaan 10 tahun yang lalu. Rupanya kenangan tentang kecelakaan itu secara tak sengaja terhapus dalam memorinya.

Entahlah...

Namun yang menjadi pegangan bagi Forth menjalani hidup dalam penebusan dosa hanyalah rasa bersalahnya pada kedua orang tua Lam.

Trauma mendalam yang menutup kenangan itu perlahan luruh seiring berjalannya waktu.

TING

Pesan masuk dan nama yang tertera di sana adalah Beam.

"Hari ini... Aku akan kembali ke Thailand. Ada hadiah kecil yang aku masukan di saku jaket P. Terimakasih untuk kemarin... "

Forth yang baru selesai mandi dengan handuk yang bertengger pada pinggangnya. Senang namun sedih terbesit disaat yang bersamaan. Karena tahu bahwa kesenangan dan kisah mereka di negeri yang indah ini usai.

"Jam berapa kau meninggalkan hotel, Nong?"

Jemarinya mengetik begitu saja. Sepertinya Beam menunggu chat dari Forth, karena pemuda itu membalas pesannya secepat itu.

"Jam 2 siang... "

Sial

Karena jam segitu Forth harus rapat dengan kontraktor untuk menyelesaikan projek rumah sakit tersebut.

"Maaf... Tidak bisa mengantarkanmu Nong..."

Sampai disitu saja, karena Forth tak lagi berani untuk tahu balasan  pesan Beam. Ia memilih untuk bersiap dan merapihkan obat-obatan yang berserakan.

Just Stay Beside Me | Forth & Beam's StoryWhere stories live. Discover now