Baper itu manusiawi.
Apalagi kaum kami, jadi kalau niatnya cuma main-main jangan deh. Karena ini hati loh, bukan playground.~Syakilla AP
"Kamu kenapa sih dari tadi diam melulu. Habisin stok makanan lagi." Kesal Aisyah bunda Levy.
Bunda Levy kesal melihat anaknya yang diam saja di sofa sambil menikmati cemilan yang banyak. Tv menyala tapi tatapan mata Levy kosong menembus ke layar yang menampilkan orang yang sedang berdrama itu.
"Kenapa emang?" Levy malah balik bertanya.
"Ck." Bunda Levy berdecak malas. "Lagi ada masalah ya?"
"Gak ada." Jawab Levy datar sambil menikmati keripik singkong.
"Kalau ada masalah cerita ke Bunda. Siapa tau bisa ngasih solusi." Bunda mendekati kearah Levy.
"Mening cerita ke mamah dan aa aja dari pada ke Bunda." Katanya tanpa melihat ke arah bundanya.
"Kamu ini, kenapa sih? Diputusin, galau?" Ledek Aisyah.
"Levy gak sealay itu." Ketusnya.
"Hah, orang waktu itu ditolak ampe ngurung diri." Gerutu pelan Aisyah, yang ternyata masih bisa di dengar Levy.
"Barusan bunda bilang apa?" Tanya Levy sambil bangkit dari sofa.
"Gak ada." Jawab Aisyah sambil memindahkan chanel televisi dengan remot.
"Levy tau bunda bilang apa."
"Kalau gitu kenapa harus nanya?"
"Tau ah, mening Levy main." Kesalnya lalu pergi menaiki tangga menuju kamarnya.
Nomor yang anda tuju sedang sibuk coba-
"Tadi gak aktif, sekarang sibuk." Kesal Levy.
Sudah beberapa kali Levy menghubungi Killa namun nomor gadis itu tidak aktif. Sekarang malah sibuk.
Dengan penuh emosi ia membanting handphone nya ke kasur. Tadinya mau kelantai, tapi dipikir-pikir sayang juga.
"Apa gue kerumahnya ya? Gak deh nanti malah diusir lagi." Nanya sendiri jawab sendiri. Efek galau.
"Bodo ah. Mening maen game dah."
Di lain tempat, di balkon kamarnya, seorang gadis sedang memandangi langit malam yang nampak dipenuhi oleh ribuan bintang yang terlihat berbeda ukuran. Juga lampu kota yang terlihat begitu gemerlap seperti ingin menyaingi cahaya bintang dilangit.
Rambut sebahunya tersapu oleh angin malam yang tidak terlalu kencang. Tangan kanannya yang terdapat benda elektronik ia tempelkan di telinga sebelah kanannya.
"Iya tumben banyak bintang malam ini." Ucap Killa seraya menengadahkan kepalanya menatap langit.
"Lo tau kenapa?" Tanya orang di sebrang telepon.
"Kenapa?"
"Kenapa ya?" Orang diseberang telepon malah balik bertanya.
"Ish, gak jelas lo."
"Hahah, gue juga bingung kenapa." Suara disebrang terdengar tertawa ringan.
Hening
"Farel?"
"Iya?"
"Gue kira lo kemana."
"Gue bingung mau ngomong apa."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sweet Side
Teen FictionIbarat eskrim, dia dingin, tapi manis. Dan.. aku suka. Suka eskrim maksudnya. Start : 11 jan 2018