8. Pertanyaan yang sulit

88 13 0
                                    

Sudah seminggu sejak pertama Levy dan Killa pulang pergi ke sekolah secara bersama, dan sudah sejak saat itu juga gosip kedekatan antara Levy dan Killa merambat dengan cepat. Maklum, cowok most wanted macam Levy tak mungkin luput dari sorotan dan perbincangan para murid.

Saat keduanya tiba di sekolah dan melewati koridor secara bersamaan untuk menuju ke kelas masing-masing terdengar suara bisikan-bisikan.

Mereka pacaran?

Kok mereka deket sih.

Gue deketin si Levy gak direspon.

Mereka cocok ya.

Cocok gimana? Cakepan si Aurel.

Levy kan gak mau deket cewek ya.

Pake pelet kali dia.

Berkurang deh stok cowok ganteng satu.

Pelet ikan? Batin Killa.

Itulah kurang lebih hal yang harus Killa dengar setiap harinya jika sedang bersama Levy. Sebenarnya ia juga risih jadi bahan gunjingan orang. Tapi, apa boleh buat? Mungkin mereka iri.

"Gak usah didengerin!" Kata Levy tanpa menatap Killa.

"Tapi kedengeran." Jawab Killa acuh.

Tiba-tiba Levy menutup kedua telinga Killa dari samping seperti posisi sedang memeluk kalau dilihat dari jauh.

Para siswi yang melihat kejadian tersebut memekik kaget atas perlakuan Levy.

Killa pun sama kagetnya dengan perlakuan Levy. Ia menatap Levy heran bermaksud bertanya.

"Biar lo ngadengerin omongan receh." Ucapnya santai tanpa mengetahui perasaan Killa.

Bukannya malah makin ngebacot ya?

Percuma saja meskipun tangan Levy menutup telinga Killa. Killa masih bisa melihat raut wajah benci dari siswi-siswi yang melintas di depannya atau yang Killa lewati. Killa pun masih dapat memdengar celotehan dan makian dari siswi yang iri pada posisinya.

Hembusan napas Levy terasa menyapu rambut hitam sebahu Killa. Berada dengan jarak yang sedekat itu dengan Levy membuat Killa susah bernapas, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.

"Lepas deh, gue gak papa." Ucap Killa sambil berusaha menurunkan tangan Levy. Namun gagal karena Levy malah mempererat cekalannya. "Sakit ih."

"Makanya diem kek."

Killa pun pasrah dengan apa yang Levy lakukan. Pasalnya jika Killa terus membantah, Levy pun akan makin keras kepala.

Mereka berdua sudah sampai di depan kelas Levy.

"Lepasin!" Titah Killa.

"Gak!"

"Udah sampai kelas lo."

"Kita ke kelas lo dulu. Jalan!"

Killa hanya mencabikkan bibir kesal.

"Lo tau, dengan lo kayak gini malah bikin fans lo ngehujat gue tau gak." Ucap Killa sambil melepas paksa tangan Levy.

"Tau." Ucapnya santai.

"Terus?" Heran Killa.

"Terus apa?"

"Kalau lo tau kenapa lo bersikap kayak tadi?"

Levy tidak menjawab pertannyaan Killa, ia hanya diam memandang Killa dengan sorot mata yang sulit dijelaskan.

The Sweet SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang